Dua Malam Wiskul di East Street Brisbane Mencicipi 12 Menu Mancanegara

Makanan Peru dan Spanyol, Spanish Paella. (Foto: Neisya)

Laporan Nisya Yalkivia, S.Sos, B.Com dari Australia

J5NEWSROOM.COM, Brisbane – Saat ini, semakin banyak orang menyukai traveling, baik tujuan domestik maupun mancanegara. Apalagi, generasi milenial yang selalu melengkapi agenda traveling mereka dengan menikmati aneka menu kuliner.

Dan kini, generasi tersebut disebut-sebut telah menciptakan tren traveling baru, yakni food tourism, alias wisata kuliner, biasa disingkat ‘wiskul’.

Tampaknya klaim ini bukan tanpa dasar. Merujuk pada studi yang dikutip Forbes pada 2016, 98 persen milenial berpendapat, menikmati kuliner lokal ketika traveling adalah hal yang penting.

Mahasiswi Indonesia di Australia Nisya Yalkivia, S.Sos., B.Com dan ayahnya, Akbar. (Foto: Ist)

Data dari UN World Tourism Organization (UNWTO) turut menyebutkan, 87 persen responden pelancong muda memasukkan daftar lokasi wisata kuliner ke dalam jadwal perjalanan mereka. Sebagian bahkan berniat untuk me-review pengalaman kulinernya di medsos atau blog.

Culinary dalam bahasa Inggris berarti hal urusan dapur yang berkenaan dengan keahlian masak-memasak. Dalam bahasa Indonesia diistilahkan dengan kata kuliner.

Pusat kuliner merupakan tempat makan dengan banyak stand makanan. Pengunjung bebas memilih, baik makanan maupun tempat makannya. Tata ruang dalam pada Pusat Kuliner setara dengan food court.

Food court adalah suatu tempat makan dengan counter-counter yang terdiri dari berbagai penjual makanan serta disediakan suatu area umum untuk self-serve dining.

Kompleks Eat Street yang tertata rapi dan bersih. (Foto: Ist)

Di Indonesia, khususnya di Jakarta, berbagai pusat kuliner baru telah dibuka, bahkan banyak masakan mancanegara yang ada, sangat diminati oleh para pengunjung. Akan tetapi masih banyak kuliner mancanegara yang belum ada di Indonesia, sehingga tulisan ini dapat juga dijadikan referensi.

Sebuah dok kapal terbengkalai yang berjarak sekitar 15 menit dari kota Brisbane, sejak tahun 2013 disulap oleh seorang pengusaha kuliner, Ny. Peter Hackworth, bersama dua orang partnernya, menjadi pusat kuliner internasional, yang dinamai Eat Street Northshore, yang luasnya hampir 1 hektar.

Di sini, beberapa bekas kontainer disulap menjadi counter, dan saat sudah lebih dari 70 penyewa ada di sana. Eat Street hanya buka Jumat, Sabtu malam dan Minggu. Dapat dicapai dengan catamaran/semacam ferry yang menyusuri sungai Brisbane, atau jalan darat, dan kapasitas parkir dapat menampung 1.400 mobil.

Untuk membuka tempat berjualan, biaya sewa stall untuk 2 malam adalah AU$1.000 atau sekitar Rp 10 jt, plus deposit sebesar AU$20.000 atau sekitar Rp 200 juta yang akan dikembalikan bila tidak melanjutkan usahanya.

1