Tausiah Terakhir Kyai Idris Djauhari

Judul Buku : Mengenang K.H. Muhammad Idris Djauhari

Judul Buku : Mengenang K.H. Muhammad Idris Djauhari
Penulis : Achmad Nurcholis Majid, Ahmad Yani, Arif Firmansyah, Masykur Ab, Saibansah Dardani dan Sofyan Badrie

Tim Penyusun : Jamal D Rahman, Mahbub Risad dan Very Andi
Editor : Jamal D Rahman
Penerbit : IKBAL Jakarta
Tahun Terbit : Oktober 2012

Buku ini diterbitkan dalam rangka memperingati 100 hari wafatnya Pimpinan Pondok Pesantren Al Amien Prenduan Sumenep Madura Jawa Timur, Kyai Haji Muhammad Idris Djauhari. Semua penulis buku ini adalah alumni Al Amien dan para santri Kyai Idris. Buku ini adalah ekspresi rasa sayang dan cinta mereka kepada ayahanda Kyai Idris.

Dalam buki ini, Pemimpin Redaksi Majalah Siber Indonesia, J5NEWSROOM.COM, Saibansah Dardani menulis artikel berikut ini : 

Tausiah Pamungkas
Oleh Saibansah Dardani

AHAD, 10 Juli 2011, pukul 10.25 WIB.

PERTEMUAN terakhirku dengan Kiai Haji Idris Jauhari, ayah ideologisku. Tidak lama, hanya sekitar 30 menit. Bersama dengan Rully Nasrullah dan Arif Firmansyah, sahabat satu marhalah, kami lulus tahun 1991. Alhamdulillah, berkesempatan silaturahim dengan beliau.

Aku bermaksud mohon do’a, lalu pamit kembali ke Surabaya, sebelum balik ke rumahku di Batam. Sebab besok, Senin, 11 Juli 2011, usiaku genap 39 tahun. Terus terang, dalam pertemuan itu, aku sudah merasa, mungkinkah ini adalah pertemuan terakhirku.

Tapi feeling itu aku tekan kuat-kuat hingga terbenam dalam-dalam di lubuk hati. Tapi toh tetap saja, feeling itu terekspresikan dalam sikapku ketika bersalaman lalu mencium tangan beliau. Lebih lama dari biasanya. Ada rasa berat untuk melepaskan tangan beliau dar genggaman. “Mohon do’a, Ustadz. Ana pamit.”

1