Setelah melangkah ke batas tiga negara tersebut, tentunya kurang lengkap perjalanan ini kalau tidak menjelajahi lebih jauh lagi. Dimulai dari Austria, karena jalur udara dunia pada umumnya mempunyai network di bandara Wina yang aslinya memang negara blok Barat anggota NATO yang juga menggunakan mata uang euro/€.
Sejarah panjang Austria dimulai tahun 1156 ketika menjadi wilayah otonomi Romawi, dan sejarah modernya dimulai tahun 1938. Saat itu, Adolf Hitler (yang lahir di Austria) memulai peristiwa Anschluss, sehingga Austria secara resmi menjadi bagian dari Nazi Jerman.
Tindakan ini didukung oleh sebagian besar warga Austria. Namun, setelah berakhirnya Perang Dunia II, Austria kembali dimerdekakan sebagai sebuah republik pada tahun 1955. Austria lalu bergabung dengan Uni Eropa pada tahun 1995.
Salah satu situs bersejarah yang sayang dilewatkan adalah mengunjungi makam raja-raja dan ratu-ratu (kaiser dan kaiserin) Austria. Sejak abad ke-15 lalu, mereka dapat dilihat di Kapuzinergruft. Karena mayat mereka hanya diletakkan di dalam peti-peti besi yang tertutup rapat dalam satu ruangan besar. Rupanya seperti inilah jenazah para raja dan ratu itu disemayamkan.
Tapi tidak demikian halnya dengan para raja dan ratu yang wafat di tahun 2000-an. Mereka dibuatkan peti dari kayu oak, bahkan sudah disiapkan peti kosong untuk keluarga kaisar yang saat ini masih tersisa, karena sejak tahun 1955, Austria sudah menjadi republik.
Austria juga dikenal sebagai tempat lahirnya musisi-musisi kelas dunia seperti Mozart, Beethoven, Bach, Strauss dan lain-lain. Mereka itu dimakamkan berdekatan di lokasi pemakaman orang-orang penting. Kecuali Mozart, yang di akhir hayatnya hidup dalam kemiskinan dan dimakamkan di pemakamam umum. Kini makamnya ditandai dengan sebuah pilar sederhana di area tersebut, karena tidak diketahui lokasi persisnya.
Dalam perjalanan ini, ada sebuah bukit, namanya Kahlenberg, 12,5 km dari pusat kota Wina, yang biasanaya dikunjungi turis untuk melihat kota dan sungai Danube dari ketinggian 485 mdpl.
Setelah melalui kebun anggur dan kafe-kafe untuk minum wine, di puncaknya terdapat sebuah kafe yang menyediakan teras untuk ngopi. Dari sini, bisa melihat pemandangan kota Wina, sambil nyeruput kopi. Ada juga sebuah gereja kecil/kapel yang dibangun kaisar Leopold 1 pada abad 19.
Ada hal yang menarik lagi. Saat turun, ada sebuah rumah di desa Cobenzel, yang konon presiden pertama RI pernah berobat dan beristirahat di sana saat ke Austria, tahun 1963.
2