Presiden Tegas Minta Polri Stop Gaya Hidup Mewah, Fadil Imran ‘Terciduk’ Terima Telepon

Tangkapan layar Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran sedang menerima telepon di Istana Negara viral di media sosial. (Foto: Tribun-Timur)

Viral Irjen Fadil Imran Terekam Sedang Terima Telpon di Istana Negara

Sementara itu, meskipun Presiden Jokowi melarang para Kapolres dan Kapolda membawa handphone dan tongkat komando ke Istana Negara, tapi beredar video Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran sedang menerima telepon di tengah-tengah para petinggi Polri.

Mereka telah duduk di Istana Negara menunggu pengarahan dari Presiden RI Jokowi. Nampak Irjen Fadil Imran menempelkan telepon di telinga kanannya.

Tak ayal tangkapan layar video saat Irjen Fadil Imran menerima telepon itu kemudian viral di Twitter.

Akibatnya, memancing sejumlah netizen untuk berkomentar menyoroti ulah Irjen Fadil Imran.

“Pertemuan Kapolda – Kapolres se-Indonesia atas undangan Presiden di istana kemarin menuai kontra bagi Kapolda Metro Jaya FADIL IMRAN,,…sementara yg lain dilarang tuk membawa HP sesuai arahan Presiden,dia malah asyik bertelepon ria. Seolah dia yg paling hebat diantara yg lain!,” tulis akun @@IbnoeAhmad4

Dari penelusuran, Irjen Fadil Imran memang menerima teleponan saat dia sedang duduk berbaris di Istana Negara.

Namun telepon itu diberikan oleh seorang wanita yang nampaknya protokoler kepresidenan.

Setelah memberikan ponsel ke Fadil Imran itu berjalan ke depan dan tak terekam di kamera.

Adapun momen Fadil Imran teleponan itu terjadi sebelum Jokowi berbicara di depan ratusan polisi.

Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono membeberkan adanya beberapa larangan dalam prosedur yang diberikan kepada anggota Polri Saat hadir di acara pengarahan oleh Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta tersebut.

Pertama, terkait pelarangan personel Polri membawa tongkat komando, Heru mengungkapkan tidak tersedianya tempat untuk penyimpanan tongkat komando di kawasan Istana Kepresidenan.

Selain itu, Heru mengatakan proses untuk menyimpan tongkat komando itu akan memakan waktu yang lama lantaran lebih dari 500 personel Polri hadir di Istana.

“Di Istana ini, tidak ada penyimpanan untuk penyimpanan tongkat. Kedua adalah memperlama proses memasuki Istana,” ujarnya dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan Jakarta yang ditayangkan oleh Breaking News Kompas TV.

Kedua, terkait dilarangnya personel Polri membawa handphone, Heru menjelaskan larangan itu demi kenyamanan berlangsungnya acara.

“Kami memang meminta untuk tidak membawa handphone. Itu lagi-lagi untuk kenyamanan bapak-bapak para pejabat di lingkungan Polri untuk bisa proses memasuki Istana dengan cepat,” ujarnya.

Sehingga, kata Heru, seluruh barang milik personel Polri seperti handphone, tongkat komando, hingga topi untuk diletakkan di masing-masing bus yang ditumpangi.

Sumber: CNN Indonesia/Tribun-Timur
Editor: Saibansah

2