Bergegas ke Hamburg Demi Nonton Penampilan Indonesian National Orchestra

Catatan Perjalanan Akbar dari Eropa Timur ke Barat

Bersama Konsul Jenderal (Konjen) RI di Hamburg Jerman, Ardian Wicaksono, dengan seluruh anggota tim Indonesian National Orchestra, sebelum berangkat ke Berlin, untuk penampilan berikutnya. (Foto: Akbar/J5NEWSROOM.COM)

MENONTON marawis di tanah Betawi, pasti sudah biasa. Tapi, ketika ‘band tepuk’ yang dipadu dengan perkusi itu dimainkan di Elbphilharmonie Hamburg Jerman, rasanya kok beda banget. Apalagi mendapat apresiasi dan apllause panjang sambil berdiri.

Berikut ini penuturan pengusaha kuliner yang juga owner Restoran Jepang Misticanza, Akbar, kepada wartawan Majalah Siber Indonesia, J5NEWSROOM.COM, Abdul Hakim, mengenai pengalamannya nonton penampilan Indonesian National Orchestra di Elbphilharmonie Hamburg, Jerman.

Saat sedang berada di Praha, Ibukota Republik Ceko, Sabtu 15 Oktober 2022,
Konsul Jendral (Konjen) RI di Hamburg Jerman, Ardian Wicaksono, sahabat saya sesama alumni Hubungan Internasional (HI), FISIP UI, menghubungi saya dan mengundang nonton orkestra grup musik Indonesia di Elbphilharmonie Hamburg Jerman, Senin malam, 17 Oktober 2022.

Mendapat undangan ini, perjalanan dari Praha saya percepat menuju Berlin. Di ibukota Jerman ini pun saya hanya sempat menginap semalam, di pusat kota Berlin. Agar Senin pagi saya sudah bisa berada di Hamburg. Belum sempat sama sekali berwisata kuliner di Berlin. Hanya mencicipi segelas kopi hitam di hotel, sekadar untuk menemani hari melepas penat sesaat.

Nonton konser orkrestra? Terbayang di benak saya, dua jam duduk nonton konser yang monoton. Dilarang menfoto atau memvideokan konser. Dilarang pula meninggalkan ruangan, apalagi makan atau minum, jelas tidak boleh. Memang, sebelum masuk aula, semua penonton sudah pada makan dan minum di bar, atau ke toilet terlebih dahulu.

Akbar di depan sisa tembok Berlin di daerah Postdam, yang dulunya memisahkan Berlin barat di bawah otoritas barat dan Berlin timur di bawah otoritas Komunis Rusia. (Foto: Akbar/J5NEWSROOM.COM)

Tepat jam 19.30 waktu Hamburg, penonton yang 15 menit sebelumnya sudah memenuhi kursi aula dengan tenang, dikejutkan oleh 3 anggota tim rebana marawis Betawi yang masuk aula sambil bermain rebana dari pintu samping menuju panggung. Penampilan mereka begitu ‘menggebrak’ di tengah suasana aula yang sebelumnya hening.

Disusul kemudian anggota tim lain yang naik ke panggung dari pintu depan, rupanya konser musik Indonesia yang dipimpin oleh Franky Raden, Phd ini menampilkan harmoni musik perkusi tradisional Indonesia dari berbagai daerah. Membanggakan, mereka bermain dengan kompak sekali. Terbukti, di setiap akhir penampilan lagu mereka selalu mendapat apresiasi, applause dan membuat penonton menahan napas.

Para musisi yang tampil dalam penampilan gabungan perkusi itu, ternyata adalah pemain terpilih dari grup di daerah masing-masing di Indonesia. Pantaslah jika mereka berhasil membuat waktu 1,5 jam itu berlalu tanpa terasa.

Terbukti, ketika musik terakhir selesai, dan seluruh pemain berdiri di depan stage untuk berpamitan. Para penonton bertepuk tangan memberi apreasi sambil berdiri tanpa henti, cukup lama, sekitar 5 menit.

1