UAS Mengawali Rangkaian Kesyukuran 70 Tahun Pondok Pesantren Al Amien

Ustadz Abdul Somad (UAS) bersama Pimpinan Pondok Pesantren Al Amien DR. KH. Ahmad Fauzi Tidjani, MA (kiri), KH. Dr. Ghozi Mubarok Idris, MA (ketiga dari kiri) beserta para majelis kiai saat prosesi Pembukaan 70 Tahun Al-Amien Prenduan. (Foto: Dok. Al Amien)

“Kenapa tidak ada bintang malam ini?”
“Karena semua bintang turun di Al-Amien malam ini.”

Ustadz Abdul Somad (UAS) memulai ceramahnya di Pondok Pesantren Al Amien Prenduan Sumenep Madura Jawa Timur, sempena pembukaan rangkaian Kesyukuran 70 Tahun Pondok Pesantren Al Amien, 21 Mei 2022 lalu.

Malam begitu meriah. Ribuan jamaah tumpah ruah memadati lapangan Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan. Kondisi lapangan yang tergenang air di beberapa titik, tak menyurutkan jamaah untuk hadir dan memadati Majeli Tabligh Akbar. Memang, dalam beberapa hari, hujan membasahi ‘bumi Jauhari’ itu.

Begitu juga Jum’at 21 Mei 2022, sejak pagi hujan mengguyur. Tapi alhamdulillah sekitar jam 09.00 WIB, cuaca mulai bersahabat. Matahari bersinar sejuk, tak terasa terik matahari, cuacana hangat dan bersahabat.

Kepadatan jamaah mulai tampak sejak Jum’at pagi, dan berangsur hingga menjelang maghrib. Masjid, penuh sesak dipadati jamaah yang melaksanakan shalat berjamaah di masjid Jami’ Al-Amien Prenduan, suara sang imam Ustadz Fahmi Fattah merdu melantunkan ayat-ayat suci Al Quran.

Di sisi lain, tempat parkir mulai penuh. Sebagian jamaah tampak menggelar tikar untuk bisa melaksanakan shalat. Sebagian lain, berkumpul melaksanakan sholat jama’ taqdim. Terlihat jamaah dari Bangkalan naik bus besar dan bus mini, disusul jamaah dari Sampang, Pamekasan, Sumenep, bahkan Surabaya.

Tepat waktu adzan maghrib, UAS tiba di Al Amien disambut Pimpinan Pondok Pesantren Al Amien, KH. Dr. Ahmad Fauzi Tidjani yang mendampingi dan menemaninya dari Surabaya.

Sementara itu, jamaah mulai turun dari masjid, disambut dengan shawalat banjari dari jamiyyah banjari Al-Amien prenduan. Lalu, jamaah putri dan putra pun berduyun memadati lapangan Al-Amien prenduan

Tepat pukul 18.50 WIB, acara tabligh akbar pun dimulai dengan tawassul dan tahlil bersama yang dipimpin oleh Ustadz H. Fahmi Fattah. Lalu, pembacaan Al-Quran oleh Ustadz Abdul Jalil.

Kemudian, UAS pun tampil di panggung cukup megah yang dipersiapkan untuk pembukaan rangkaian ‘Kesyukuran 70 Tahun Pondok Pesantren Al Amien’ yang ditandai dengan pemencetan sirine oleh UAS, beriring tetabuhan alfu mabruk dari banjari, letupan mercon yang indah dan meriah, serta permainan layar LED yang begitu meriah.

Sebelum UAS mengawali ceramahnya, Pimpinan Pondok Pesantren Al Amien DR. KH. Ahmad Fauzi Tidjani menyambut dengan sejumlah pantun. Karena tahu, bahwa UAS adalah budak Melayu Riau yang akrab dengan pantun.

Tabligh akbar UAS yang dihadiri ribuan jamaah di Pondok Pesantren Al Amien Prenduan Sumenep Madura. (Foto: Dok. Al Amien)

Siang hari langit membiru,
Angin kencang suara menderu.
Selamat datang tuan guru,
betapa bahagia kita bertemu.

Batang, bukan sembarang Batang,
Batang diambil dari Prenduan.
Ustadz datang, bukan sembarang datang,
Alhamdulillah menghapus kerinduan.

Makan sambal, sambal tomat.
Tomat dibeli di pasar Melati
Selamat datang Ustadz Abdul Somad,
rasa hormat dengan senang hati.”

Sontak saja, pantun ini disambut dengan gemuruh takbir oleh para jamaah.

Pukul 20.10 WIB, tabligh akbar dimulai. Temanya, ‘Mencetak Mundzirul Qoum yang mutafaqqih fiddin’.

UAS memulai ceramah dengan berkisah sejarah pendirian Al-Amien Prenduan, dan anjuran kepada seluruh jamaah untuk mensyukuri dan mentadabburinya. Tidak lupa pula, UAS pun menjawaban atas pantun untuknya.

Anak raja memakai katun,
katun hadiah dari Pak Jon.
Saya tak bisa lagi membuat pantun,
karena terkejut mendengar mercon.

Memang indah si kain katun,
katun dibeli dari cikini.
Saya tidak lagi berpantun,
karena sudah dihabiskan oleh Kiai Ahmad Fauzi Tidjani.

Pantun berakhir dengan gemuruh para jamaah dan tepuk tangan. UAS juga menekankan pentingnya totalitas dalam perjuangan, setidaknya itu yang dicontohkan para pendiri dan pimpinan Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan.

“Apa kata Kiai Jauhari?”

“Orang yang tidak pernah berada dalam kegelapan, ia tidak akan pernah merasakan indahnya bintang-bintang!”

MasyaAllah, tabligh akbar malam itu begitu indah dan penuh berkah.

Sumber: warkat.al-amien.ac
Editor: Saibansah