J5NEWSROOM.COM, Jakarta – Bagi orang yang sudah berusia di atas 40 tahun, ada satu jenis makanan gorengan yang sebaiknya dihindari. Makanan itu adalah kentang goreng, yang ditengarai bisa merusak metabolisme dan membuat seseorang sukar mempertahankan diet seimbang.
Terlebih, bagi seseorang yang mencoba untuk menurunkan berat badan. Hal itu lantaran penurunan berat badan bisa menjadi lebih sulit bagi perempuan seiring bertambahnya usia. Salah satu alasannya adalah fakta bahwa metabolisme tubuh secara alami melambat.
Ahli diet terdaftar Catherine Gervacio menjelaskan, kentang goreng yang dianjurkan untuk dihindari orang di atas 40 tahun adalah kentang goreng dari gerai cepat saji. Camilan itu memang asin dan lezat, tapi dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan.
Efeknya termasuk penyakit jantung, diabetes, hingga kanker. Dalam skala yang lebih kecil, terlalu sering makan kentang goreng dapat memicu penambahan berat badan yang tidak diinginkan, mengingat makanan itu tinggi lemak dan kalori, namun tidak punya nilai gizi.
“Kentang goreng adalah makanan berkalori kosong, yang berarti tidak mengandung nutrisi yang substansial. Hanya memberi kalori yang tidak akan membantu manajemen berat badan dan kesehatan secara umum,” kata Gervacio, dikutip dari laman She Finds, Selasa (15/11/2022).
Camilan olahan itu juga membutuhkan sedikit energi untuk diproses oleh tubuh, yang berarti dapat merusak metabolisme. Masalah utama lainnya adalah kandungan lemak trans, yang menurut Gervacio dapat menyebabkan peradangan dan penambahan berat badan.
Untungnya, seseorang tidak harus mengabaikan keinginan menyantap kentang sama sekali. Ada sejumlah cara sehat untuk mengolahnya supaya tidak membebani tubuh dengan lemak, garam, dan minyak. Versi kentang yang dibuat sendiri di dapur pun bisa lebih sehat.
“Panggang kentang sendiri dan buat menjadi renyah. Memakai air fryer juga dapat dianggap mengurangi asupan lemak, bahkan mungkin lebih baik daripada kentang goreng cepat saji,” ujar Gervacio yang menyebut kudapan itu akan jauh lebih sehat untuk tubuh.
Sumber: Republika
Editor: Saibansah