Pekerja dengan Keterampilan Digital Dongkrak Rp 621,4 Triliun PDB Indonesia

lustrasi para pekerja dengan ketrampilan digital. (Foto: Liputan6)

J5NEWSROOM.COM, Jakarta – Amazon Web Services (AWS), sebuah perusahaan Amazon.com, hari ini merilis hasil riset terbaru yang menunjukkan bahwa pekerja Indonesia yang menggunakan keterampilan digital tingkat tinggi termasuk arsitektur cloud atau pengembangan perangkat lunak, berkontribusi sekitar USD129 miliar (Rp 621,4 triliun) kepada pendapatan domestik bruto (PDB) tahunan Indonesia.

Hal ini terjadi karena para pekerja tersebut menerima gaji yang lebih besar 121% dari yang diterima pekerja dengan latar belakang pendidikan yang sama, tetapi tidak menggunakan keterampilan digital dalam pekerjaan.

Riset ”Asia Pacific Digital Skills Study: The Economic Benefits of a Tech-Savvy Workforce” (Riset Keterampilan Digital Asia Pasifik: Manfaat Ekonomi dari Tenaga Kerja Melek Teknologi) yang ditugaskan oleh AWS dan dilaksanakan oleh Gallup, meneliti bagaimana upaya membangun angkatan kerja yang didukung teknologi telah membawa manfaat yang signifikan bagi pekerja, organisasi/perusahaan, serta perekonomian.

Sebanyak 1.412 pekerja dewasa dan 348 pemberi kerja di Indonesia dari berbagai organisasi sektor publik dan swasta dan industri disurvei. Dalam riset ini, keterampilan digital dasar didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan email, pengolah kata, dan perangkat lunak produktivitas kerja lainnya, serta media sosial.

Keterampilan digital menengah mencakup desain web dengan template, memperbaiki masalah (troubleshooting) pada aplikasi, dan analisis data. Sementara itu, keterampilan digital tingkat tinggi meliputi arsitektur atau pemeliharaan cloud, pengembangan perangkat lunak atau aplikasi, kecerdasan buatan (AI), dan pembelajaran mesin.

Riset ini menemukan bahwa pekerja digital dengan keterampilan tingkat tinggi di Indonesia tidak hanya menikmati pendapatan yang lebih besar. Sebanyak 88% dari pekerja dalam kelompok ini menyatakan tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi, dibandingkan dengan 49% pekerja dengan keterampilan menengah dan 44% pekerja dengan keterampilan digital dasar.

Selaras dengan temuan tersebut, pemberi kerja yang sangat mengandalkan pekerja berketerampilan digital tingkat tinggi, teknologi digital, dan teknologi cloud mampu mencatatkan pertumbuhan bisnis dan inovasi yang lebih tinggi.

Terungkap bahwa 21% dari organisasi/perusahaan di Indonesia yang menjalankan sebagian besar bisnisnya di cloud melaporkan peningkatan pendapatan tahunan sebesar dua kali lipat atau lebih, dibandingkan dengan 12% dari organisasi yang hanya menjalankan sebagian, atau bahkan tidak sama sekali, bisnisnya di cloud.

Lebih lanjut, organisasi berbasis cloud juga kemungkinan 15 poin persentase lebih besar untuk memperkenalkan produk baru atau produk yang lebih baik dalam dua tahun terakhir (94% vs 79%).

Dengan semakin banyaknya organisasi yang bersiap-siap untuk menghadapi tantangan di masa depan digital, dalam riset ini Gallup menyoroti 10 teknologi terbaru termasuk AI, komputasi edge dan kuantum, blockchain, dan cryptocurrency.

Delapan puluh-lima (85) persen pemberi kerja di Indonesia mengatakan bahwa setidaknya satu dari 10 teknologi ini akan menjadi bagian standar dari operasional bisnis mereka di masa depan, dan 5G menjadi teknologi yang paling banyak dipilih yakni sebesar 74%.

“Di Indonesia tengah terjadi transformasi digital yang mengubah cara manusia bekerja hingga cara mereka hidup. Riset ini menunjukkan bahwa keterampilan digital menciptakan nilai ekonomi yang amat besar di tingkat individu, organisasi, hingga makro ekonomi,” terang Ekonom Utama Gallup, Dr. Jonathan Rothwell.

Dia menambahkan, seiring dengan bertambahnya organisasi dan perusahaan yang memindahkan sistem TI mereka ke cloud sepanjang dekade yang akan datang, dan teknologi baru terus bermunculan, digitalisasi akan mendorong penciptaan lapangan pekerjaan baru dalam jumlah yang besar.

Peluang Indonesia di tengah kompetisi ekonomi digital bergantung pada keberadaan tenaga kerja yang mumpuni dan berketerampila tinggi, yang akan mendorong laju inovasi, saat ini dan nanti.

Saat ini di seluruh dunia sedang terjadi percepatan transformasi digital dalam bisnis dan lembaga pemerintah, sehingga permintaan akan pekerja digital dengan keterampilan tingkat tinggi akan tetap tinggi di tahun-tahun mendatang.

Dalam survei yang dilakukan untuk riset ini, 84% pemberi kerja Indonesia melaporkan bahwa mereka ingin mengisi pos-pos pekerjaan yang mensyaratkan keterampilan digital, tetapi 86% mengaku kesulitan untuk menemukan talenta yang mereka butuhkan.

Di antara hal yang menjadi penghambat adalah 50% organisasi di Indonesia lebih memilih pelamar dengan gelar sarjana, bahkan untuk posisi staf TI tingkat pemula.

Namun, banyak yang mulai menyadari bahwa tantangan dalam perekrutan ini dapat diatasi dengan menerima sertifikasi industri yang diajukan pelamar. Sebanyak 88% pemberi kerja setuju bahwa sertifikasi digital atau kursus pelatihan dapat diterima sebagai pengganti gelar sarjana.

“Sebagaimana ditunjukkan oleh riset Gallup ini, Indonesia memiliki peluang untuk meraup manfaat ekonomi yang luar biasa dari upaya membangun jaringan talenta cloud yang kuat guna mendukung transformasi digital yang tengah berjalan di negara ini. AWS bekerja sama dengan berbagai organisasi, mulai dari Universitas Indonesia, Balai Pelatihan dan Pengembangan Teknologi Informasi & Komunikasi (BPPTIK) dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), hingga Telkomsel untuk membantu menjembatani kesenjangan keterampilan digital. Kami telah memberikan pelatihan keterampilan cloud tingkat dasar, menengah, hingga tinggi kepada lebih dari 400.000 orang di Indonesia sejak tahun 2017, dan inisiatif ini tak akan sampai di sini saja,” papar Head of Training and Certification for ASEAN, AWS, Emmanuel Pillai.

“Keterampilan digital membawa manfaat yang begitu luar biasa bagi individu, organisasi, dan perekonomian. Itu sebabnya, AWS berkomitmen kuat untuk memperluas cakupan program pelatihan keterampilan digital kami untuk menjangkau lebih banyak pekerja dan pemberi kerja di Indonesia. Kami tak sabar untuk melanjutkan kolaborasi dengan pemberi kerja dari sektor publik dan swasta lokal, guna membantu mereka meningkatkan dan melengkapi keterampilan karyawan mereka serta untuk memperoleh manfaat penuh dari cloud untuk akselerasi pertumbuhan bisnis, produktivitas, dan inovasi,” lanjut Emmanuel Pillai.

Sebagai upaya membantu pekerja di Indonesia untuk memperoleh keterampilan digital tingkat tinggi guna mendorong karir mereka, hari ini AWS memperkenalkan AWS re/Start Associate, yakni sebuah jalur baru di bawah payung program AWS re/Start untuk membantu para profesional TI yang menganggur dan setengah menganggur memodernisasi keterampilan mereka dan beralih ke karier cloud tingkat menengah.

Di Indonesia, kami bekerja sama dengan Orbit Future Academy, sebuah penyedia kursus online, untuk menyampaikan program secara lokal. Secara global AWS re/Start adalah program pengembangan tenaga kerja berbasis kohort gratis dengan rentang waktu beberapa minggu, yang mempertemukan lebih dari 98% lulusannya dengan peluang wawancara kerja.

“Setelah keberhasilan peluncuran AWS re/Start di Indonesia, kami sangat bersemangat untuk memperluas program bersama AWS ke tingkat selanjutnya dan memberikan kesempatan bagi orang-orang yang ingin meningkatkan keterampilan cloud mereka serta melakukan lompatan dari tingkat dasar ke tingkat lanjut. Kami percaya bahwa sejalan dengan AWS re/Start Indonesia, program Associate ini akan semakin menambah nilai dan membantu mengatasi kesenjangan keterampilan untuk mampu memenuhi ekspektasi pasar kerja akan talenta dengan keterampilan cloud yang paling dibutuhkan,” jelas Presiden Direktur, Orbit Future Academy, Sachin Gopalan.

“Melalui program AWS re/Start, saya memperoleh dasar-dasar komputasi cloud, serta lencana Praktisi Cloud Bersertifikat AWS. Saat ini saya bekerja di posisi Cloud Support di VibiCloud. Saya ingin terus berkembang dan belajar lebih banyak tentang komputasi cloud. Saya sadar bahwa dengan memiliki keterampilan digital, saya dapat memperoleh kepuasan kerja dan bayaran yang lebih tinggi, dan keduanya sangat penting dalam karir saya di masa depan,” ujar Staf Cloud Support di VibiCloud, Rinno Novaldianto.

“Sebagai penyedia layanan telekomunikasi terbesar di Indonesia, kami percaya bahwa adopsi cloud merupakan kunci untuk transformasi digital di Telkomsel, sebab dengan adopsi cloud kami akan mampu mendukung pertumbuhan bisnis kami sembari melayani para pelanggan kami dengan akses broadband seluler yang andal, serta berbagai layanan, konten, dan aplikasi baru. Agar dapat mendorong transformasi digital dan modernisasi pada skala besar, kami telah menerapkan AWS Skills Guild, suatu program pemberdayaan keterampilan komprehensif, untuk membangun keterampilan cloud sesuai permintaan di seluruh organisasi kami. Sejak 2021, lebih dari 1.000 karyawan kami telah berpartisipasi dalam pelatihan keterampilan cloud AWS, yang telah membantu tim kami untuk berkolaborasi sejak awal proyek digitalisasi dan langsung berfokus pada mendorong inovasi alih-alih pada pengelolaan infrastruktur,” papar Vice President IT Corporate Solutions and Cloud CoE, Telkomsel, Wira Manuara.

“Kawasan Asia Pasifik tengah melaju dengan kecepatan tinggi pada jalur transformasi digital, dan penelitian ini hadir pada saat yang tepat untuk menunjukkan bahwa keberadaan tenaga kerja digital dengan keterampilan tinggi adalah kunci untuk pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan di semua negara. Program keterampilan digital merupakan katalis untuk masa depan digital yang inklusif, di mana tersedia kesempatan belajar secara adil bagi orang-orang dari segala latar belakang, dan mendorong inovasi yang mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB,” tegas Direktur Divisi Perdagangan, Investasi, dan Inovasi di Komisi Ekonomi & Sosial Asia Pasifik (ESCAP) PBB, Rupa Chanda.

Pada Desember 2021, AWS telah meluncurkan AWS Asia Pacific (Jakarta) Region di Indonesia, dengan investasi sebesar US $5 miliar (Rp 71 triliun) untuk 15 tahun ke depan di negara ini.

AWS Asia Pacific (Jakarta) Region diharapkan dapat menciptakan 24.700 peluang kerja langsung maupun tak langsung, dan menyumbangkan tambahan PDB Indonesia sebesar sekitar US$10,9 miliar (Rp 155 triliun) sepanjang 15 tahun ke depan.

Sesuai dengan komitmen global kami untuk menginvestasikan ratusan juta dollar guna menyediakan pelatihan keterampilan komputasi cloud secara gratis bagi 29 juta orang di seluruh dunia hingga tahun 2025, AWS telah menyediakan pelatihan keterampilan digital bagi lebih dari 13 juta orang.

Sumber: Portonews.com
Editor: Saibansah