J5NEWSROOM.COM, Anambas – Pertamina enggan berinvestasi di Anambas. Akibatnya, kelangkaan BBM jenis Pertalite menjadi problem ‘musiman’ yang dirasakan masyarakat Anambas, sehingga membatasi langkah masyarakat untuk beraktivitas.
Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas Wan Zuhendra mengatakan, pihaknya sudah gencar berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat agar ada solusi terkait kelangkaan BBM yang kerap menerpa masyarakat.
“Memang saat ini, BBM sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Karenanya kita berupaya untuk meminta pembangunan Depot Pertamina di Anambas,” ucap Wan Zuhendra, Selasa (14/3/2023).
Wan Zuhendra mengakui, sejak tahun 2016 lalu Pemerintah Daerah gencar koordinasi dengan Pemerintah Pusat. Namun belum ada solusi tepat yang lebih memihak kepada masyarakat.
“Bahkan kita pernah berkoordinasi langsung dengan Manajemen Pertamina. Saya menyebut bukannya Pertamina tidak mau berinvestasi di Anambas, tetapi masih ada pertimbangan teknis untuk menyetujui Pembangunan Depot Pertamina,” terangnya.
Sementara Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan (DKUMPP) Kabupaten Kepulauan Anambas Masykur, mengakui kelangkaan BBM Pertalite sudah berjalan selama 4 hari. Karena Pertamina Medan belum mengeluarkan DO penjemputan ke Depot Pertamina Natuna.
“Itu yang menjadi permasalahan sehingga terjadi kelangkaan pertalite saat ini. Hari Senin kemarin baru ada izin dari Pertamina sehingga kapal pengangkut langsung berangkat, mudah-mudahan besok (Rabu) sudah sampai dan kita minta segera didistribusikan,” ucap Masykur.
Kelangkaan BBM menjadi musiman di Kabupaten Kepulauan Anambas, Masykur, menanggapi ada prosedur yang harus dilalui untuk menjemput BBM ke Depot Pertamina Natuna dan alasan kedua yaitu, pertimbangan kapal pengangkut karena adanya cuaca ekstrem.
“Saya rasa itu yang membuat Anambas sering merasakan kelangkaan BBM,” terangnya.
Disinggung mengenai solusi untuk mengatasi persoalan tersebut, Masykur mengakui Kabupaten Kepulauan Anambas harus memiliki depot sendiri dan bukan bergantung dengan Depot Natuna. Namun nyatanya Pertamina lebih kepada hitungan bisnis.
“Hitungan bisnis tak masuk, makanya mereka tak mau ke Anambas,” terangnya.
Di tempat terpisah, salah satu warga, Rama menyayangkan alasan bisnis menjadi pertimbangan untuk membangun Depot BBM di Anambas. Pasalnya Anambas merupakan salah satu daerah penghasil Migas.
“Anambas merupakan daerah penghasil Migas. Ironis rasanya kalau Pertamina tak mau hadir di Anambas, yang tahu untung aja,” kesal Rama.
Kekesalan tersebut juga semakin meningkat, karena aktivitasnya menjadi terhambat. “Saya sudah dua hari tidak bekerja, karena minyak untuk motor tidak ada,” terangnya.
Sumber: Batamtoday.com
Editor: Saibansah