TURKI adalah negara yang unik. Terletak di antara dua benua, Eropa dan Asia, hanya dipisahkan oleh sebuah selat, yaitu selat Boshporus yang relatif sempit. Panjangnya hanya 1,5 km dan diresmikan tahun 1973.
Tidak mengherankan bila sejak dulu Turki selalu menjadi wilayah yang diperebutkan, baik oleh penguasa Eropa, yaitu Romawi dan Yunani, dan bangsa Asia. Terutama, Jengis Khan dan keturunannya dari Mongolia. Dan berlibur di Turki seolah tiada bosan-bosannya.
Apalagi, kali ini mencoba menempuh ratusan kilometer dengan mobil sewaan. Bagaimana sensasi berkendara dengan mobil sewaan di Turki? Berikut penuturan pengusaha kuliner yang juga owner Restoran Jepang Misticanza, Akbar, kepada wartawan Majalah Siber Indonesia, J5NEWSROOM.COM, Alia Safira.
Saat Turki masih dikuasai oleh Romawi, kerajaannya dibangun di wilayah asia, dan menjadikan Konstantinopel sebagai ibukota Romawi Timur, agar memudahkan perluasan wilayah ke arah Asia.
Sebaliknya, saat dikuasai oleh pemimpin Asia, yaitu kesultanan Utsmaniyah/Ottoman, ibukotanya dipusatkan di Edirna, yaitu kota paling Barat yang kini berbatasan langsung dengan Yunani dan Bulgaria.
Karena begitu luasnya daratan Turki yaitu membentang dari Barat ke Timur sejauh lebih dari 1.500 km, maka paket wisata yang ditawarkan untuk menikmati keindahan Turki biasanya ada 3 paket wisata. Yaitu, Turki tengah, paket wisata inilah yang paling populer dan banyak diminati wisatawan dari Indonesia, karena ada balon udara Capadokia.
BACA JUGA: Menikmati Sensasi Malam Tahun Baru 2023 di Singapura, Sebelum Terbang ke Istanbul
Kedua, paket Turki Barat, yaitu lebih banyak ke wisata sejarah dan rohani karena banyak peninggalan Nabi Ibrahim, yaitu Sanliurfa. Namun sejak terjadinya gempa Turki 27 Februari 2023, paket ini untuk sementara di hentikan.
Ketiga, paket Turki Barat, yang biasanya ke Selatan sampai ke Canacalle, lalu Edirne, peninggalan kalifah Utsmaniyah, yaitu Masjid Salimiya juga berkurang.
Sayangnya, karena pandemi Covid 19 cukup berdampak pada perekonomian Turki hingga jatuhnya mata uang Lira. Maka untuk membantu menarik devisa, pemerintah Turki kemudian membebaskan visa bagi wisatawan dari banyak negara.
Sehingga sejak Januari 2021 perekonomian Turki pun mulai berangsur bangkit lagi. Insfrastruktur seperti jalan tol dibangun di mana-mana. Beruntung, Januari 2022 lalu, Akbar juga pernah mengikuti paket wisata Turki Tengah, berkeliling tempat-tempt menarik di turki sepanjang 2.500 km selama 12 hari.
Sebelum terjadinya gempa, Akbar sempat membuat rencana untuk mengikuti paket wisata Turki Timur, napak tilas jejak Nabi Ibrahim, dan sisa-sisa kerajaan Namrud di Sanliurfa. Termasuk juga ke Gobekli Tepe, komplek peradaban manusia tertua di muka bumi, yang masih tersisa. Dibangun 11.000 tahun yang lalu. Tapi sayang, gempa mengguncang Turki dan Suriah dan membuat paket-paket wisata daerah Timur dan Selatan itu pun dibatalkan.
Sebagai pengganti, Akbar melakukan perjalanan ke Turki Barat dan Selatan, untuk melihat sisa-sisa kota Troy yang terkenal sejak difilmkan. Termasuk patung kayu Troy hadiah dari bintang Hollywood Bradd Pitt, pemeran utama film tersebut, yang konon patung tersebut memang yang digunakan dalam film TROY, dibuat sebesar ukuran sebenarnya.
Karena paket wisata ke arah tersebut sangat terbatas, juga tidak menjangkau tempat-tempat yang menarik, maka Akbar mencoba alternatif dengan menyewa mobil dengan setir sendiri. Tentu saja, harus menyiapkan SIM Internasional seminggu sebelum keberangkatan. Karena bila sewa mobil dengan sopir, selain sangat mahal, waktunya juga terbatas sampai 10 jam, sesuai jam kerja sopir.
BACA JUGA: Bergegas ke Hamburg Demi Nonton Penampilan Indonesian National Orchestra
Saat landing di Istanbul, di airport tersedia banyak pilihan car rental, setelah memilih car rental dan dicek segala administrasi, mulai dari kartu kredit sebagai jaminan dan pembayaran tol dan lain-lain. Lalu Akbar dan keluarga diantar ke lokasi parkir dan bersama-sama memeriksa fisik kendaraan. Lalu keluar dari airport langsung masuk ke jalan tol.
Penyesuaian posisi pengemudi di sebelah kanan awalnya memang agak membingungkan, akan tetapi setelah beradaptasi pada jam pertama, mulai terasa nyaman.
Dari bandara Akbar dan keluarga berangkat jam 3 sore waktu setempat, mengemudi dengan kecepatan rata-rata 100 km/jam. Kemudian, mereka berhenti di kota Tekirdag, karena tertarik dengan sebuah restoran yang menggunakan bodi pesawat Boeing sebagai ruang makan. Ternyata, menu-menu makanannya pun enak-enak dan menyenangkan. Setelah sekitar 45 menit beristirahat, dan menikmati suhu dingin 7 derajat calcius, perjalanan pun dilanjutkan.
Kami pun tiba di Kota Canacalle. Yang peru diperhatikan saat mencari hotel di Turki, kita perlu membanding-bandingkan, karena harga dan fasilitas hotel ternyata tidak selalu sepadan. Ada hotel lokal yang memasang tarif lebih tinggi daripada hotel berkelas internasional. Maka, kami pun memilih hotel yang cukup familiar, yaitu Doble Tree Hilton, yang tepat di dapan TROY Mall dan di samping west Marina.
Selama perjalanan kami menyusuri pantai laut Marmara dengan pasir putihnya. Membuat kami merasa ingin berhenti dan bermain di pantai, tapi keinginan itu pun terbalaskan, karena tepat di sebelah hotel ada wisata pantai laut Marmara, lengkap tersedia dengan segala fasilitasnya. Namun karena cuaca dingin tidak banyak orang di sana.
Setelah sarapan pagi keesokan harinya, kami pun menuju target utama, yaitu patung Troy hadiah dari Bradd Pitt, yang ditempatkan di pelabuhan ferry dan parkir kapal-kapal pribadi.
BACA JUGA: Catatan Perjalanan Dua Minggu Menikmati Winter Eropa Barat, dari Roma ke Amsterdam Sejauh 2.500 Km
Chek out jam 12 siang, lalu melanjutkan perjalanan menuju utara. Setelah 53 km kami mampir ke kota Galipoli, yaitu kota tempat pertempuran perang dunia 1, di mana saat itu Turki berpihak kepada Jerman dan sekutunya.
Berikutnya, kami kembali melalui jembatan Marmara, yaitu jembatan tol Canacalle 1915 sepanjang 2.00 km yang menyeberangi selat Marmara yang memisahkan Turki. Jembatan ini baru diresmikan Presiden Recep Tayyip Erdogan, 25 Maret 2022, di ketinggian 2,203 meter.
Kini, Marmara menjadi jembatan gantung terbesar di dunia. Dibangun oleh Turki dan Korea Selatan dan dinamakan Jembatan Canacalle 1915 untuk memperingati kemenangan Turki atas Inggris di PD pertama. Ini adalah pertempuran yang terjadi di Gallipoli dari April 1915 sampai Desember 1915.
Selama perang dunia pertama, operasi gabungan Britania Raya dan Prancis dilaksanakan untuk merebut ibu kota Kesultanan Utsmaniyah, Istanbul dan menyediakan rute laut yang aman untuk perdagangan militer dan agrikultur dengan Rusia. Usaha ini gagal, dan kedua belah pihak menderita korban jiwa yang besar.*
Editor: Saibansah