DUDUK i’tikaf di Masjid Sultan siang itu, membuat hati tenang. Apalagi, seusai menunaikan sholat dhuhur langsung mendapatkan siraman rohani dari Ustadz Khalid Rafi. Apa saja materi tausiah yang disampaikan oleh ustadz yang mengisi taklim setiap Rabu di Masjid Sultan itu? Berikut catatan wartawan J5NEWSROOM.COM, Saibansah Dardani dari Singapura.
Sebelum memasuki Masjid Sultan, saya melewati lorong di belakang ruko-ruko yang menghubungkan hotel tempat saya menginap dengan masjid yang dibangun pada sekitar tahun 1842 oleh Sultan Hussain Shah itu. Sengaja saya memilik akses lorong berukuran sekitar 2 meter itu. Karena tidak terlalu ramai dibanding melewati akses trotoar di pinggir jalan utama.
Dari lorong ini Aliwal Street saya sampai ke area belakang Masjid Sultan. Di sini sudah berjejer aneka makanan dan minuman yang dijual menggunakan untuk booth bazar. Karena masih siang, adzan dhuhur pun baru saja usai, saya pun langsung menuju tempat wudhu’ masjid dan langsung menunaikan sholat tahiyatul masjid.
Jamaah sudah ramai. Saya agaknya cukup telat masuk masjid, sebab tak lama kemudian terdengar suara bilal mengumandangkan iqomah. Setengah area masjid siang itu penuh dengan jamaah dari berbagai etnis. Tampak dari wajah mereka selain etnis Melayu, banyak juga jamaah berwajah Bangladesh dan India.
Begitu imam usai merampungkan bacaan doa, sebagian jamaah memilih untuk pulang meninggalkan masjid. Sebagian lagi melanjutkan dengan mendirikan sholat ba’diyah dan menyimak tausiah dhuhur yang disampaikan oleh oleh Ustadz Khalid Rafi.
Ustadz muda itu menyampaikan ayat-ayat Quran dan hadis tentang puasa. “Janganlah setelah puasa Ramdhan ini usai, terus kita tidak puasa lagi, teruslah berpuasa, apa namanya? Banyak sekali nama puasa sunnah itu,” ujar Ustadz Khalid Rafi dari tempat duduknya di depan jamaah.
Lalu dilanjutkannya, bisa juga kita berpuasa setiap hari Senin dan Kamis. Atau puasa tiga hari setiap pertengahan bulan hijriah, namanya puasa ayyamul bait. Atau bisa juga puasa Nabi Daud, yaitu satu hari puasa satu hari tidak. Ada pula yang namanya puasa Arafah, yaitu puasa sehari sebelum jamaah haji melakukan wukuf di Arafah.
Begitulah Ustadz Khalid Rafi menjelaskan mengenai berbagai puasa sunnah yang diajarkan Nabi Muhammad SAW untuk memotivasi para jamaah agar tidak berhenti puasa setelah Ramadhan berlalu.
Selain membahas puasa, Ustadz Khalid Rafi juga menyampaikan hal soal sholat tarawih. “Setelah kita sebulan penuh menjalankan sholat tarawih, maka setelah bulan Ramadhan janganlah berhenti sholat tarawih, tapi namanya sudah ganti, qiyamul lail atau sholat tahajud.”
Tak terasa menyimak tausiah sambil i’tikaf di Masjid Sultan siang itu, membawa suasana Ramadhanan di Singapura semakin tenang. Apalagi, ditingkahi desiran angin yang keluar dari baling-baling besar di langit-langit masjid menyebarkan hawa dingin. Seeerrrr.*