Membangun Generasi Merdeka Belajar yang Berpendidikan dan Berbudaya di Era Siber

Mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Mar’atul Maghfiroh. (Foto: J5NEWSROOM.COM)

Oleh Mar’atul Maghfiroh

ERA siber di mana kita dapat mengakses apapun dari internet. Dari segi media, aplikasi, maupun kebutuhan pribadi dapat diakses melalui media siber. Berdasarkan riset Indonesia baik.id sebanyak 93,5 persen dari kelompok generasi milenial memiliki akun media sosial. Berdasarkan kominfo 98 persen dari anak-anak dan remaja tahu tentang internet dan 79,5 persen adalah pengguna internet.

Generasi merdeka belajar merupakan generasi yang memiliki jiwa bebas dalam mencari ilmu, mencari lebih banyak pengalaman maupun mencari lebih banyak tempat untuk mengeksplor diri.

Era siber membawa banyak perubahan dari dunia pendidikan dan sistem pendidikan Indonesia yang tengah bertransformasi untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia agar menjadi lebih baik.

Mencari ilmu bukanlah patokan yang didapat dari sekolah maupun universitas, tetapi di era siber memberikan tempat bagi generasi merdeka belajar dapat memanfaatkan siber media guna mengeksplor diri, mengetahui minat bakat, membagikan ilmu melalui sosial media, hingga dapat mengukir prestasi.

Meskipun bukanlah hal mudah bagi generasi merdeka belajar, karena media siber juga membawa banyak dampak buruk. Oleh karena itu banyak pemuda yang akan melek digital membentuk komunitas seperti content creator, content writer hingga Influencer untuk saling berbagi ilmu yang mereka punya, melakukan hal posistif hingga berprestasi yang tak luput juga dalam mengenalkan budaya Indonesia melalui konten yang mereka punya.

Era siber juga membawa generasi merdeka belajar memiliki bisnis startup. Menurut Kompas.com di Indonesia terdapat total 2.400 startup lokal yang mulai tumbuh sejak adanya pandemi. Dari sektor e-commerce, raide hailing, hingga financial services, games, property, Pendidikan, healthTech, hingga software as a service.

Jika lebih ditingkatkan upaya elaborasi antara dunia nyata dan siber maka generasi merdeka belajar Indonesia dapat saling berinovasi dan berkreasi, sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomi Indonesia, dari sektor bisnis startup lokal seperti Nadiem Makarim pemilik aplikasi Gojek, William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison pemilik aplikasi Tokopedia, Vincent Iswara pemilik aplikasi Dana, dan Amanda Cole pemilik aplikasi Sayurbox.

Para influencer muda juga memanfaatkan siber sebagai tempat berkreasi hingga berprestasi. Melalui konten-konten video yang menarik penonton dengan menayangkan video yang sesuai bidang keilmuannya, seperti Jerome polin dengan fokus pada ilmu matematika, Cindercella yaitu beauty influencer pernah mendapatkan penghargaan sebagai Best Influencer se-Asia untuk kategori beauty dalam ajang Influence Asia 2017.

Ayla Dimitri dalam dunia fashion pada tahun 2019, Ayla mendapatkan penghargaan Zalora Style Awards sebagai Female Star of The Year dan masih banyak generasi merdeka belajar lainnya.

Dari kalangan aktris juga membuktikan tidak hanya berkarya di dunia hiburan saja, tetapi masih dapat menempuh Pendidikan tinggi dan berprestasi. Siapa yang tak kenal dengan Maudy Ayunda seorang aktris dan penyanyi cantik ini berhasil lulus pendidikan S1 di Oxford University dengan mendapatkan predikat cumlaude saat lulus.

Dia juga menjadi satu-satunya orang Indonesia yang berhasil lulus di jurusan Politics, Philosophy, and Economics (PPE) dan juga punya prestasi yang membanggakan Indonesia, hingga masuk daftar forbes 30 under 30 Asia. Cinta Laura juga aktris influencer yang berprestasi hingga saat ini memiliki anak didik yang kurang mampu dan diberi biaya Pendidikan.

Dan baru-baru ini pelajar Indonesia Mischka Aoki dan devon Kei Enzo telah menjajaki sebagai influencer yang telah tercatat telah menang 33 medali olimpiade matematika di ajang Internasional World Mathematics Invitational (WMI) pada tahun 2021. Lalu ada Nono anak SD asal NTT sebagai juara pertama International Abacus World Competition pada tahun 2022 dan berhasil menyingkirkan sebanyak 7.000 peserta lainnya dalam kompetisi matematika dan sempoa tingkat dunia.

Dari dunia gaming yang sudah resmi menjadi ajang kompetisi e-sports yang tak kalah menarik karena banyak juga pemuda maupun pemudi Indonesia yang menjuarai hingga kancah Internasional. Berikut beberapa tim e-sports Indonesia yang menjadi juara dunia yaitu Evos Legends (M1 World Championship), RRQ Endeavor (Point Blank Internasional Championship), Evos Capital (Free Fire World Cup), RRQ Epic (Point Blank World Challenge), Bigetron Red Aliens (PMCO & PMWI).

Semua itu membuktikan bahwa era siber jika dipakai dengan bijak dapat menguntungkan bagi diri sendiri juga banyak orang, dan generasi merdeka belajar membuktikan bahwa tidak ada batasan dalam menempuh Pendidikan dalam mengejar cita-cita.

Dengan saling berbagi ilmu dimanapun menjadikan generasi yang unggul yang tidak hanya pintar saja, namun dibuktikannya dengan aksi-aksi hingga mengharumkan Indonesia. Era siber juga mempermudah para pemuda Indonesia dalam mengenali dan mempelajari budaya Indonesia.

Di manapun para pemuda Indonesia berada demi mengejar cita-cita mereka tidak akan pernah melupakan jati diri sebagai anak negeri karena budaya Indonesia sangat melekat di kehidupan sehari-hari dan setiap daerah pasti memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, dan itu yang membuat kita saling bersatu dan bangga akan keragaman budaya Indonesia.

Generasi merdeka belajar telah membawa banyak dampak positif karena memajukan sektor perekonomian negara hingga mengharumkan Indonesia.*

Penulis adalah mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Semester 6