J5NEWSROOM.COM, Khartoum – Sudan kembali membara. Bentrokan pecah antara pasukan angkatan bersenjata dengan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) hingga menelan banyak korban jiwa.
Persatuan dokter Sudan mencatat sedikitnya 25 orang meninggal dan 183 lainnya terluka dalam bentrokan tersebut. Belum diketahui apakah seluruh korban merupakan warga sipil atau bukan.
Reuters pada Sabtu (15/4/2023) melaporkan, dua orang tewas di bandara Khartoum, empat di Omdurman, delapan di kota Nyala, enam di kota El Obeid, dan lima di El Fasher.
Dalam sebuah pernyataan di Facebook, Angkatan Udara Sudan meminta warga untuk tetap tinggal di dalam rumah selama serangan RSF.
Seorang saksi mata mengatakan mendengar suara ledakan di sekitar bandara di pusat Khartoum pada Sabtu malam.
Bentrokan sendiri pecah setelah tentara Sudan menyoroti kekhawatiran mobilisasi RSF ke berbagai kota.
Kelompok RSF mengaku telah merebut istana kepresidenan, kediaman panglima militer, dan bandara internasional Khartoum dalam upaya kudeta pada Sabtu (15/4/2023).
Dalam laporan Al Arabiya, situasi di lapangan masih belum jelas. Bentrokan antara RSF dan militer meluas.
RSF yang mengklaim militer telah menyerang mereka terlebih dulu menyebut telah mengambil alih bandara di kota Merowe dan di el-Obeid.
Sementara itu, tentara mengatakan sedang melawan RSF di lokasi yang menurut paramiliter telah mereka rebut dan menyangkal bahwa RSF telah merebut bandara Merowe.
Dalam sebuah pernyataan, Angkatan Udara Sudan mengatakan sedang melakukan operasi melawan RSF. Warga juga telah diminta untuk tetap tinggal di dalam rumah.
Tembakan terdengar di beberapa bagian Khartoum dan saksi mata melaporkan penembakan di kota-kota yang berdekatan.
Sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Rusia, Mesir, Arab Saudi, hingga PBB dan Uni Eropa telah mendorong diakhirinya kekerasan dan agar pihak-pihak menurunkan eskalasi ketegangan.
Sumber: RMOL
Editor: Saibansah