Puisi Wina Armada Sukardi

Kopiah

Kopiah tak hanya pemantas tutup kepala  
pertanda orang masyhur
tatkala mengucap sumpah pejabat
atau hendak sholat berjemaah di mesjid.

Kopiah merekam segala niatan yang ada pada otak kepala
menembus ke hati dan jantung.
Kopiah  menjadi saksi
perkara yang telah dilakukan para petinggi
adakah sesuai dengan janji
membela kepentingan orang sahaya
serta menolak kenikmatan haram.

Kopiah berkisah kaum putih
menempuh jalan lurus.

Kopiah nubuat melayang-yang
tak dapat diburu
langsung tersemat di kepala
siapapun yang mewarisinya.

Jabatan sulit nian dikejar dengan nafsu
tapi mudah menghampiri tanpa diminta.

Kopiah yang dipakai
sejatinya mirat diri
Kopiah warna hitam membalut hati kelam.
Kopiah hitam mengubah maruah menjadi cahaya putih.

Di tepi jalan di depan pertokoan
penjual kopiah berseru-seru menjajakan dagangannya:
“Ayo, ayo beli kopiah Bagus dan murah
Menambah pamor pejabat
atau yang mau berkuasa.
Ini kopiah istimewa.”

Beberapa orang menawar.
Beberapa orang membayar.
Beberapa mata
menatap dari langit.*

Jakarta, 3 Mei 2023.