J5NEWSROOM.COM, Yogyakarta – Mantan Narapidana teroris (napiter) yang telah beralih menjadi juru damai Hisyam bin Ali Zein alias Umar Patek dan istrinya Gina Guiteres Luceno yang sempat menjadi tamu di kediaman Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana sangat kagum dengan sikap patuh dan hormat semua sosok yang dipercaya Dr Aqua menjaga kediamannya di Kota Yogyakarta.
Kehadiran pria keturunan Arab Jawa di “Kota Pelajar” tersebut dan istrinya atas undangan Dr Aqua. Telah berkali-kali motivator kawakan tersebut mengundang Umar, namun baru sekarang terwujud.
Umar ternyata sudah mengenal sosok Dr Aqua sejak Sabtu malam 30 Juni 2018, ketika ia mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Surabaya di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Waktu itu Dr Aqua sengaja ke sana untuk silaturahim ke Umar.
Sejak itu, Dr Aqua beberapa kali bersilaturahim kepadanya sambil mengundang Umar dan istrinya berlibur ke Yogyakarta sekaligus menginap di kediaman Dr Aqua di kota tersebut.
“Semuanya serba last minutes. Itulah yang kami alami ketika menjelang keberangkatanku dan soulmate (sebutan Umar Patek untuk istrinya) ke Yogyakarta atas beberapa kali undangan dan keinginan Dr Aqua agar aku bisa berkunjung ke rumahnya di Yogyakarta,” demikian disampaikan Umar dalam paparannya belum lama ini.
Sebagaimana diketahui, Dr Aqua sengaja menyiapkan rumahnya di Yogyakarta sebagai tempat yang kapan pun bisa dikunjungi sahabat-sahabatnya yang berkunjung ke kota tersebut. Meski Dr Aqua mendiami rumahnya di Kota Bogor, di rumahnya di Yogyakarta tetap ada asisten rumah tangga sopir lengkap dengan mobil yang sengaja disediakan khusus untuk tamu-tamunya. Semua dilakukan pria rendah hati itu bersama keluarganya demi membahagiakan semua tamu mereka di Yogyakarta.
Semua sosok tersebut, dalam pandangan Umar adalah orang-orang hebat yang dipercaya penuh Dr Aqua untuk menjaga dan merawat rumah serta melayani tamu-tamu Dr Aqua. Mak Ti panggilan akrab Sumarti, walau usianya tidak terbilang muda lagi, tetap bekerja dengan hati, ramah dan tanpa basa-basi. Tentu tidak salah pilih jika Dr Aqua sekeluarga memercayakan rumahnya di Yogyakarta kepada Mak Ti sebagai Karumga alias kepala rumah tangga di rumah Yogyakarta. Umar Patek dan sang istri banyak belajar dari Mak Ti, putrinya Aryanti Putri Utami yang biasa dipanggil Yanti, dan sopir Dicky Pontjowanto.
Pada malam terakhir liburannya di Yogyakarta, Mak Ti dengan senyum ramahnya menawarkan makan malam kepada Umar dan sang istri. “Saya mandi dulu Mak Ti, biar segar kembali, nanti baru makan malam,” ujar Umar pada Mak Ti.
Sambil menemani makan malam, Mak Ti banyak bercerita pengalamannya menjaga rumah tersebut. Hebatnya Mak Ti bilang dia malah senang jika rumah Dr Aqua itu sering didatangi tamu-tamu sebab akan semakin menambah teman-teman baru. Umar dan istrinya merasa salut pada Mak Ti.
Pukul 21.30 WIB menjelang. Umar dan soulmate-nya berangkat ke Stasiun Tugu. Dr Aqua menelefonnya, memohon maaf kalau sebelumnya sudah berangkat duluan ke Bogor serta minta maaf bila pelayanan di rumah dan selama di Yogyakarta ada kekurangannya.
“Yaa Allah, tak ada yang perlu dimohonkan maaf dari Dr Aqua sekeluarga. Tidak ada kekurangan, bahkan banyak kelebihan dalam pelayanan dan kami mendapat banyak pelajaran berharga dari orang-orang hebat di sini,” demikian jawab Umar.
Dicky kemudian mengantar keduanya ke Stasiun Tugu. Tepat pukul 22.00 WIB mereka tiba di Stasiun Tugu. Dicky sempat meminta Umar dan istri berfoto di pelataran pintu keberangkatan Stasiun Tugu Yogyakarta.
Kereta Sancaka Tambahan bertolak dari Stasiun Tugu Yogyakarta pukul 22:55 WIB. Umar melambaikan tangan, walau tak ada siapa-siapa yang dipandang. “Melambaikan tangan untuk kenangan, walau hanya dua malam, namun penuh kemesraan,” begitu Umar membatin.
Keduanya pun tiba di Stasiun Gubeng, Surabaya pukul 02:55 WIB, langsung memesan transportasi online dan pulang ke Porong. “Welcome home…,” ujar Umar dalam hati penuh bahagia.
Menikmati Liburan
Pada 15-18 Maret 2023 lalu, Umar memiliki waktu luang sehingga berniat berangkat ke Yogyakarta memenuhi undangan Dr Aqua yang sejak lama. Saat yang bersamaan tanggal 15 Marat 2023, Dr Aqua sedang mengisi acara di Hotel Golden Tulip Holland Resort Kota Batu, Jawa Timur. Seluruhnya lima sesi dengan peserta sekira 500 orang.
Karena jadwal yang sangat padat, beberapa kali chat WhatsApp (WA) dan telefon dari Umar tidak sempat diresponnya. “Saya ingin konfirmasi kepastian Dr Aqua berangkat ke Yogyakarta dari Malang malam itu juga, sehingga kami positif berangkat pada hari yang sama dan dengan jeda waktu yang hampir bersamaan agar tidak terlalu lama menunggu beliau ketika tiba di Stasiun Tugu Yogyakarta,” ungkap Umar.
Akhirnya, Dr Aqua telefon Umar Patek saat waktu menunjukkan pukul 16:53. Ketika itu, Umar dan istri masih ada di rumahnya di Porong. Mereka belum memesan tiket kereta ke Yogyakarta.
“Maka, dengan cekatan ala militer aku dan soulmate segera berkemas dan aku memesan GoCar. Syukurnya pesanan GoCar segera tiba di depan rumah kami dalam waktu 3 menit,” ujar Umar lagi.
“Pak, tolong agak ngebut ya karena kereta yang kami naiki nanti 19.00 WIB berangkat dari Stasiun Gubeng”. Dengan sigap dan sopan sang driver menjawab, “Siap, Mas”.
Sejatinya tiket kereta dipesan oleh Umar. Sembari dalam perjalanan itulah ia segera memesan dua tiket kereta Turangga tujuan Gubeng-Yogyakarta. “Alhamdulillah kami tiba di Stasiun Gubeng sekitar pukul 18:13 WIB sehingga bisa salat di musala stasiun, Maghrib dan Isya di jamak qashar. Selanjutnya kami masuk ke kereta. Legalah hati kami karena tidak ketinggalan kereta,” ujarnya.
Sementara itu, Dr Aqua sendiri sudah berangkat lebih awal dari Malang menggunakan Kereta Malabar pukul 17:10 WIB. Tujuan akhir kereta itu Stasiun Bandung.
Umar dan istrinya tiba lebih dulu di Stasiun Tugu Yogyakarta pukul 22:48. Mereka masih harus menunggu di stasiun selama 35 menit hingga Kereta Malabar yang membawa Dr Aqua datang. “Kami pun berjumpa di pintu keluar hingga kami menuju mobil jemputan yang sudah menunggu. Pak Dicky, sopir andalan Dr Aqua sudah sejak lama dengan sabar menunggu kedatangan kami di Stasiun Tugu Yogyakarta,” kata Umr agi.
Setibanya di rumah Dr Aqua di Kompleks Perumahan Dosen UGM, Depok, Sleman, mereka ngobrol santai bersama Dr Aqua. Karena kecapekan setelah menempuh perjalanan, mereka pun pergi ke kamar tidur masing-masing guna beristirahat.
Ada “Kamera Drone”
Esok harinya, pagi-pagi benar Umar dan sang istri diajak sarapan bersama Dr Aqua dan Pak Dicky. Satu hal yang mengejutkan bagi Umar adalah meja makan yang begitu panjang dan lebar serta tebal dengan seluruh penyangga kaki meja makan. Semuanya terbuat dari kayu Merbau asal Papua.
Kayu Merbau termasuk ke dalam golongan kayu berat (BJ 0,63-1,04 pada kadar air 15%) dan kuat (kelas kuat I-II). “Patutlah ketika meja makan kayu Merbau itu datang ke rumah Dr Aqua di Yogyakarta harus diangkat 27 tentara yang gagah perkasa. Wooow… sungguh luar biasa,” gumam Umar yang mendapatkan cerita dari Dr Aqua ihwal meja makan tersebut sambil menikmati hidangan sarapan pagi.
Sembari mereka sarapan pagi rupanya ada “kamera drone” yang memotret mereka. Dikendalikan Yanti dari atas balkon. Ide yang kreatif dan hasilnya memukau.
Usai sarapan Umar diajak Dr Aqua untuk mengikuti acara Sharing Komunikasi dan Motivasi dengan topik “Komunikasi Efektif di Internal dan Eksternal Perusahaan” yang diselenggarakan di Malika Ballroom Sleman City Hall Sleman yang dimiliki salah seorang konglomerat di Yogyakarta, Soekeno.
Umar sudah beberapa kali memohon kepada Dr Aqua untuk menjadi pendengar dalam program Sharing Komunikasi dan Motivasi mengingat kelemahannya dalam public speaking. Dia mengaku ingin banyak belajar dari motivator ulung itu, sekaligus menumbuhkan rasa motivasi diri dan membangun self-confident. “Yaaah… mengingat aku lama menahun hidup di gunung, hutan belantara, rawa-rawa, pantai hingga akhirnya menahun mendekam dalam penjara,” demikian gumam Umar lagi.
Saat Umar mengikuti kegiatan Dr Aqua, istrinya tetap tinggal di rumah. Ditemani Mak Ti yang sangat ramah dan Yanti.
Berseloroh di Lift
Dr Aqua dan Umar kemudian tiba di Gedung Sleman City Hall Jalan Gito Gati nomor 18 Sleman, Yogyakarta. Mereka berdua naik lift menuju Ruang Malika Ballroom.
Dalam lift keduanya bertemu dengan dua orang pemuda yang nampaknya akan menjadi peserta dalam acara Sharing Komunikasi dan Motivasi bersama Dr Aqua tersebut. Kedua pemuda itu nampaknya dari Muncul Group, salah satu kelompok usaha milik Soekeno.
Saat dalam lift Dr Aqua membuka pembicaraan dengan dua pemuda tadi. “Mau ke mana, Mas?” “Mau ke Malika Ballroom, Pak,” jawab salah seorang dari mereka. “Emang ada acara apa di sana?” tanya Dr Aqua. “Ini… acara Sharing Komunikasi dan Motivasi”, jawabnya sambil pemuda itu menunjukkan stofmap yang dibawanya.
Lalu Umar pun menimpali: “Siapa Mas yang jadi pembicaranya?” “Gak tahu tuh Pak Doktor siapa itu namanya?” Tukas mereka berdua. Lalu, ketika Dr Aqua dan Umar keluar dari lift, dua pemuda itu berjalan cepat, Dr Aqua masih sempat-sempatnya berseloroh pada pemuda itu, “Eeh.. tolong sampaikan salam saya untuk pembicara di acara itu ya”. Dengan sigap dua pemuda itu serentak menjawab: “Siap, Pak!”.
Umar tak kuasa menahan tawa sambil menimpuk bahu Dr Aqua, “Ada-ada aja, Dok (maksudnya Dr Aqua), ngerjain kedua pemuda itu”. “Biar saja mereka kaget, ternyata narasumbernya justru yang nitipin salam”, kata Dr Aqua sambil tersenyum lebar.
Acarapun berlangsung di Malika Ballroom yang sangat luas itu. Dr Aqua sebagai narasumber dan motivator mulai menyampaikan pemaparannya. Umar menyimak dan berguru langsung dengan melihat gaya Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional berbicara.
Umar Hadir Kejutan Buat Soekeno
Tibalah Soekeno memasuki ruangan dan tak disangka ia menuju tempat duduk Umar sambil setengah teriak kaget. “Umaaar Pateeek…,” sapanya sambil memeluk Umar dengan erat seakan sudah kenal lama. Sejatinya keduanya baru saling mengenal saat itu. Soekeno pun menegur Dr Aqua, kenapa ia tidak memberitahunya jika Umar akan ikut hadir pada acara tersebut. “Sengaja saya mau kasih surprise untuk Abang Soekeno,” jawab Dr Aqua.
Umar duduk semeja dengan Soekeno menyimak pemaparan Dr Aqua. Sesekali Soekeno membukakan tutup botol air mineral dan memberikannya pada Umar. Usai pemaparan, Soekeno begitu bersemangat mengobrol dengan Umar dan Dr Aqua.
“Kapan datang di Yogya dan menginap di mana?” tanya Soekeno. “Datang semalam hampir jam 23.00 malam dan kami menginap di rumah Dr Aqua,” jawab Umar. “Mas Umar pindah saja ke hotelku,” kata Soekeno lagi.
“Saya mengenal Dr Aqua sejak 2018 ketika saya masih mendekam dalam penjara dan sudah beberapa kali beliau silaturahim sambil mengundang saya dan isteri berlibur ke Yogyakarta menginap di rumahnya. Tak nyaman bila saya langsung pindah di hotel milik Bapak,” timpal Umar kepada Soekeno.
“Ok lah kali ini, tapi lain kali kalau ke Yogyakarta kabari saya dan nginap di hotel saya,” ujar Soekeno lagi. “Baik, terima kasih, insyaAllah, next time, Pak,” jawab Umar kemudian.
Dari percakapakan tersebut, Umar banyak belajar betapa rendah hati dan santunnya seorang Soekeno dengan gurita bisnisnya. Bahkan, Soekeno baru saja mengenal dirinya yang notebene seorang pendosa dan mantan narapidana. Begitu sekelumit Umar berpikir.
Saat istirahat, Dr Aqua didampingi Umar diajak ke salah satu resto di Sleman City Hall untuk makan siang bersama. Soekeno dengan tegas menyampaikan kepada pelayan resto tersebut tidak boleh ada makanan dan minuman haram disajikan di meja mereka. “Saya punya saudara-saudara Muslim di sini,” ucap Soekeno.
Mereka memesan sop iga dan jus timun. Usai makan siang, Dr Aqua dan Umar pun berdiri hendak keluar dari resto. Namun rupanya Soekeno melihat jus timun Umar belum habis. Sambil melangkah meninggalkan meja makan, Soekeno sempat menyambar gelas jus timun Umar yang belum habis itu. Ia memberikannya kepada Umar sambil menyuruh untuk menghabiskannya dan duduk bersama kembali di kursi, menemaninya menghabiskan itu. “Lagi-lagi aku dibikin terpesona oleh etika dan attitude Pak Soekeno yang rendah hati dan sangat toleran,” gumam Umar lagi.
Umar pun jadi teringat kepada sosok Ventje Suardana — pengusaha properti yang juga sahabat lain Dr Aqua pula — yang sama-sama memiliki sifat rendah hati dan sopan serta sangat toleran kepada Umar dan teman-teman Muslim lainnya.
“Rupanya beginilah sahabat-sahabat Dr Aqua yang aku kenal. Belajar… belajar… dari orang-orang hebat yang rendah hati,” demikian gumam Umar dalam hatinya sekaligus menjadikan teladan sikap sahabat-sahabat Dr Aqua tersebut sebagai cambuk untuk diri Umar sendiri.
Kagumi Dr Aqua dan Soekeno
Keduanya kemudian kembali ke Malika Ballroom untuk sesi kedua. Soekeno mempersilahkan Umar untuk salat Dzuhur di mushola dan menyuruh salah satu anak buahnya agar mengantarkannya ke mushola. “Ditungguin ya hingga selesai salat, lalu ajak ke ruang Malika lagi,” demikian perintah Soekeno kepada anak buahnya.
Usai salat jamak qashar, Umar Patek diantar ke ruang Malika tempat acara Sharing Komunikasi dan Motivasi sesi kedua berlangsung. Setibanya di dalam ruangan itu, Soekeno sedang tampil berbicara memberi arahan kepada peserta acara. Tiba-tiba Soekeno menyuruh Umar menghampirinya yang sedang berdiri bicara di depan.
Soekeno memperkenalkan Umar kepada seluruh peserta acara. Umar secara jujur mengaku minder. Merasa dirinya seorang mantan narapidana, seorang pendosa yang telah berbuat salah pada negeri ini tapi kemudian diperkenalkan kepada para karyawan profesional. Namun rupanya Soekeno punya cara lain dalam memotivasi anak buahnya yang hadir saat itu dengan memperkenalkannya pada mereka.
Sama halnya dengan Dr Aqua yang pada sesi pertama juga memperkenalkan pada seluruh peserta acara. “Well, … itulah gaya para orang hebat yang aku kenal,” gumam Umar mengagumi Dr Aqua dan Soekeno.
Menikmati di The Heritage Palace
Di tengah sesi kedua, Dr Aqua mempersilakan Umar meninggalkan tempat untuk menjemput soulmate-nya di rumah Dr Aqua . Sementara Dicky sudah menunggu di halaman luar Sleman City Hall.
Umar pun segera menjumpai sosok yang dipanggilnya Pak Dicky dan langsung bergegas meluncur ke rumah Dr Aqua. Tak lama kemudian, ia bersama sang soulmate diajak Pak Dicky jalan-jalan keliling kota Yogyakarta hingga Malioboro serta mencoba kulineran di Yogyakarta.
Satu hal yang membuat Umar heran, setiap kali ia akan membayar makanan, selalu Dicky lebih dulu membayarnya. Hingga akhirnya ia bertanya pada Dicky kenapa ia yang selalu bayar. Rupanya, Dicky sudah diwanti-wanti Dr Aqua, agar jangan sampai Umar atau istrinya mengeluarkan uang sepeserpun. Mereka adalah tamu dan sahabatnya yang harus dilayani dengan baik, demikian perangai Dr Aqua yang sangat memuliakan tamu-tamunya.
Umar dan istri pulang ke rumah Dr Aqua saat sudah larut malam. Umar pun segera mandi untuk melepas keringat dan daki yang melekat di tubuh. Segar dan penatnya pun hilang.
Dari dalam kamar kemudian Umar mendengar suara batuk dan berdehem dari Dr Aqua. Ia segera keluar kamar dan benar Dr Aqua sudah menunggunya di meja makan jumbo “Merbau”.
Mereka mengobrol santai seputar perjalanan keliling Yogyakarta dan perjalanan kulineran. Lalu Dr Aqua menanyakan rencana Umar mengunjungi tempat wisata mana. “Sampaikan saja ke Pak Dicky. Beliau siap mengantarkan ke mana saja,” ucap Dr Aqua sembari tersenyum gaya khasnya.
Umar berkata bahwa ia ingin ke lokasi di mana Wakil Direktur RSUD Mohamad Soewandhie Surabaya dr Arif Setiawan bersama keluarga dan juga Dr Aqua berfoto tiga dimensi di The Heritage Palace Sukoharjo, Jawa Tengah. Umar merasa penasaran dan ingin menjajal spot foto di sana.
“Ok, itu di Sukoharjo lokasinya, bekas pabrik gula yang sudah dialihfungsikan menjadi tempat wisata. Jangan khawatir besok Pak Dicky mengantarkan ke sana,” jelas Dr Aqua Dwipayana. “Baik, Doktor Aqua, terima kasih dan besok pagi, insyaAllah kami ke sana. Sekarang kami istirahat dulu”.
Esok pagi Umar dan sang istri bangun dan keluar kamar menghirup udara segar tanpa polusi. Kompleks perumahan dosen UGM itu memang asri dan sedikit kendaraan yang lalu lalang di sana. Sehingga udara terasan nyaman.
Umar juga menyampaikan ke Dr Aqua jika mereka harus pulang ke Porong, pada hari itu 17 Maret 2023 tengah malam. Umar menginfokan bahwa pada 19 Maret 2023 ia harus berangkat ke Serpong, Tangerang Selatan. Sehingga paling tidak bisa istirahat sehari pada 18 Maret 2023 di rumahnya.
Dr Aqua setuju. Ia segera memesan tiket kereta Sancaka Tambahan via online untuk perjalanan kembali Umar Patek dan istri ke Porong.
Sekitar pukul 07:46, Umar Patek dan istri, Dr Aqua serta Dicky — sang sopir yang andal dan menguasai semua destinasi wisata di Yogyakarta dan sekitarnya — mengantar Dr Aquake Sleman City Hall. Selanjutnya, mereka ke Kartosuro, Sukoharjo menuju The Heritage Palace. Obyek wisata bertema gedung ala Eropa klasik dengan beragam spot foto Instagramable.
Bangunan The Heritage Palace merupakan peninggalan kolonial Belanda yang mulanya dibangun sebagai pabrik gula didirikan 1899, lalu arsitekturnya diubah pada 1920 menjadi bangunan megah bergaya Eropa klasik.
The Heritage Palace terbagi menjadi dua area wisata, indoor dan outdoor. Awalnya mereka menjajal area outdoor dengan panorama taman berlatar belakang gedung megah bergaya Belanda ditambah beberapa mobil klasik yang makin apik untuk berfoto.
Dan yang tak kalah menarik di pelataran taman itu ada beberapa ekor burung hantu yang bisa diajak foto bersama dalam genggaman tangan pengunjung. Umar pun mencobanya — dengan arahan pemandu di sana — meletakkan burung hantu itu di tangannya dengan berbagai pose. Burung hantu yang sedang mengepakkan sayapnya, duduk manis di tangannya dan semacamnya, hingga mereka sangat puas berfoto.
Terik matahari di luar gedung semakin menyengat. Giliran mereka menjajal area indoor yang kaya akan spot foto tiga dimensi dan spot foto unik lainnya. Hampir semua spot foto dicoba, terutama spot-spot foto yang bertema tantangan dan menakutkan hingga peluh keringat mengalir.
Pemandu sekaligus fotografer yang memotret keduanya sampai tertawa lebar melihat gaya Umar yang kadang teriak, dengan bergonta-ganti gaya hanya dalam satu spot foto saja. Hingga sering dia berkata, “Udah Pak… udah Pak… sudah banyak yang saya jepret,” ujar si fotografer sembari ngakak.
Baterai telefon genggam Umar menunjukkan 1%. Sudah tak dapat berbuat apa-apa, kecuali merapat ke lokasi parkir menjumpai Dicky yang dengan sabar menunggu.
Keduanya keluar dari The Heritage Palace dan rupanya Dicky paham yang disuka Umar. Keduanya dibawa ke resto sate kambing muda Balibull yang tak jauh dari The Heritage Palace, di Jalan Raya A Yani 219 Sukoharjo. Mereka memesan sate kambing khas Tegal dan Tongseng. Usai makan, kembali Umar tak boleh membayar. Spontan Dicky membayar semuanya. “Pak Aqua melarang Mas Umar mengeluarkan uang, demikian pesan Pak Aqua,” kata Dicky.
Mereka kembali ke Yogyakarta dan ternyata Umar dan malah diajak langsung ke pabrik Bakpia Pathok 25 di Sanggrahan, Ngampilan, Yogyakarta. Tak tanggung-tanggung mereka disuruh memilih Bakpia yang masih hangat 10 kotak untuk dibawa pulang. Lagi-lagi Dr Aqua yang menyuruh Dicky untuk membawa ke sana dan membayarnya semua.
Editor: Saibansah