Puisi Wina Armada Sukardi

Wina Armada Sukardi

Kuali

Kuali kukuh di atas tungku api membara
memasak kuah daging kambing
harumnya menyambut iler
tersisa memurukkan sibiran bahan terakhir: kepala kambing hitam.

Jika dengki dan hasad telah melilit kalbu
keturunan adam keji mencari kambing hitam
tak sekedar dugaan musuh dalam selimut
bahkan kawan lama yang berbakti tertuding sebagai pengggangu keselesaan

Terhadap kambing hitam bebas diperbudak
sekiranya sekedar menakhlikkan pesakitan atas pesanan
masih jauh lebih baik
tetimbang lenyapnya sang kambing hitam.

Berapa puluh juta orang dijerat  tanpa pernah diadili  
yang arwahnya melayang tiada didoakan
Berapa puluh ribu yang disembelih oleh karibnya
Berapa ratus orang yang terzolimi sesuka hati para penganiaya.

Kambing hitam mudah dicari, ditangkap dan digorok.
Harus dipastikan kambing hitam yang telah kita rebus dan masak mengembik alami
Salah memilih kambing hitam kemungkinan diri sendiri berbalik disangkakan kambing hitam
siap dimasak di dalam kuali.

Loba kekuasaan mendakwa sembarangan siapapun menjadi kambing hitam
yang dapat segera dimasukan ke dalam kuali
dimasak bersama kuah darah dan air mata.

Kedudukan yang dibuai kemunafikan mendorong haus dan lapar
gawean apapun diisap bagaikan rayap.
Perbaikan jembatan dan jalan dimakan dengan tamak
Kiat mengelak pun sudah ada: sediakan kambing hitam
masukan dalam kuali.

Bagaimanapun afdal perhitungan muslihat tetap ada kedaifan
Termakan kabar angin tetiba tak terduga rakyat ramai-ramai mengkambing hitamkan kita
untuk sesuatu yang tak pernah diri kerjakan
lantas memasukan kepala kita ke dalam kuali panas berisi kuah.

Hanya manusia yang yang benar-benar mencari kambing hitam bertanduk
bukan kambing dalam pikiran hitam
mampu dimasak dalam di kuali dengan nyaman
tanpa dikejar rasa takut apapun

Mari, mari, rasakan hidangan lezat kambing hitam di kuali.
Andai jiwa menyemburkan warna putih bersih
dan hati sebening kristal terawat
tak mungkinlah ditukaskan sebagai kambing hitam.

Mari, Mari, ambil sajian dari kuali
jangan ragu dan khawatir
rasanya nan sedap sebagaimana lapangnya setiap tarikan nafas serundai.*

Cisarua, 24 Mei 2023.