Suasana Ibadah Waisak Puja 2567 di Pluit Dharma Sukha Berlangsung Khidmat

Umat Budha saat merayakan ibadah Waisak Puja 2567 di Pluit Jakarta Utara yang khusyu’. (Foto: Humas Panitia Waisak Puja Dharma Sukha)

J5NEWSROOM.COM, Tanjungpinang – Suasana perayaan hari raya Waisak Puja 2567, Minggu (5/6/2023), di Jalan Pluit Permai VIII Jakarta Utara bagai ‘oasis’ di balik ribut-ribut warga dan Ketua RT 011/RW 03 Pluit yang viral di media sosial.

Bukan hanya mendos, bahkan media konvensional juga ikutan jor-joran dengan pemberitaan keributan karena polemik pencaplokan bahu jalan oleh ruko-ruko di kawasan Pluit.

Waisak Puja di Wihara Pluit Dharma Sukha yang dihadiri hampir 2000 orang berlangsung penuh khidmat. Sejak sejak pagi sekitar jam 8.30 sampai sekitar jam 11.30. Khotbah Dharma (ajaran Buddha) yang dibawakan Bhiku Atthakarovido menjadi ‘denyut jantung’ suasana bersahaja wilayah Pluit yang sehari-harinya sering terjebak kesibukan.

“Semoga umat Buddha di mana pun berada, termasuk yang beraktivitas, menetap di wilayah Pluit dan sekitarnya bisa menjaga, merawat ajaran guru kita, Buddha Gautama. Waisak Puja 2567 yang bertepatan hari Minggu ini juga bisa menjadi spirit menjalankan Dharma dengan baik,” tutur Bhiku Atthakovido pada Ceramah Waisak Puja di Dharma Sukha.

Wilayah Pluit dan sekitarnya merupakan salah satu wilayah yang mayoritas populasinya beragama Buddha. Tetapi wihara sebagai tempat kebaktian dan belajar dhamma sulit untuk ditemukan di wilayah ini di era tahun 1990-an. Hal ini rupanya menjadi pemikiran pengusaha swasta nasional Indonesia, Siwie Honoris pada saat itu untuk mengalih-fungsikan sebuah rumah di Jalan Pluit Permai VIII No. 7 untuk dijadikan sebuah vihara.

“Waisak sudah berlangsung di Dharma Sukha sejak tahun 1990-an. Tapi Waisak Puja tahun ini (2023) mungkin yang pertama setelah pandemi Covid-19 berakhir. Saya melihat suasananya lebih meriah, dan berjalan lancar. Respons masyarakat termasuk dari umat-umat yang lain juga sangat baik,” kata Bhiku Atthakovido

Sementara itu, Ketua Panitia Waisak Puja Dharma Sukha, Asman mengaku tetap menerapkan protokol kesehatan bagi sekitar 2000 umat yang hadir dalam rangka antisipasi Covid-19. Kendati pun demikian, prokes tidak lebih ketat dibanding perayaan Waisak tahun lalu. Hari raya Waisak dan Kathina yang selalu dipadati umat Buddha sehingga panitia antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Suasananya masih pandemi walaupun tidak terlalu parah seperti tiga tahun sebelumnya (2019, 2020, 2021). Sehingga kami masih terapkan prokes, sebatas anjuran kepada umat untuk cek suhu tubuh. Kalau suhunya tinggi, kami anjurkan untuk pulang. Hal ini demi kebaikan bersama. Sekitar 2000 umat yang ikut Puja Bakti juga mengenakan masker,” kata Asman.

Panitia juga sudah antisipasi parkir, yakni dengan memanfaatkan lahan parkir di mall Pluit Village yang lokasinya pas berseberangan dengan Dharma Sukha. Sedangkan kapasitas gedung Dharma Sukha yang hanya sekitar 1500 orang, umat terpaksa duduk di lorong-lorong ruang kebaktian lantai 1-3.

Umat juga mengikuti puja bakti di teras ruang Aula Dharmasala utama. Pada lantai 1 dan 2, umat bisa duduk di atas kursi. Tetapi untuk lantai 3, umat terpaksa harus duduk di atas tikar/lantai.  

“Mungkin, karena sempat tiga tahun tidak ada perayaan Waisak, umat sangat antusias ikut puja bakti tahun ini. Ini Waisak kedua setelah covid hampir berakhir. Waisak tahun lalu, umatnya juga masih takut sehingga tidak membludak,” kata Asman.

Editor: Agung