J5NEWSROOM.COM, Batam – Diabetes menjadi salah satu penyakit yang berbahaya dan mematikan jika tidak diobati. Mengapa? Glukosa darah yang tinggi secara kontinyu dapat merusak pembuluh darah pada ginjal.
Mempertahankan kadar glukosa darah dengan asupan makan dan minum yang tepat bisa menurunkan risiko penyakit ginjal. Untuk penderita diabetes tipe I, II, atau tipe lain sering mengabaikan asupan makanan dan minumannya.
Akibatnya, meski mengonsumsi obat-obatan diabetes, tetap saja kadar gula darah tidak bisa terkontrol dengan baik. Untuk itu, penderita diabetes wajib menjaga asupannya supaya glukosa darahnya terjaga normal.
Bagi penderita diabetes tipe I, II atau tipe lain, selain konsumsi obat-obatan, memperbaiki gula darah bisa dilakukan dengan terapi bekam (hijamah). Sebagaimana yang dilakukan di Bengkel Manusia Indonesia Bukan Sembarang Bekam.
Di Bengkel Manusia Indonesia, para penyintas diabetes tipe I, II, atau tipe lain bisa melakukan terapi khusus diabetes. Dengan beberapa kali terapi yang komprehensif dapat menurunkan kadar glukosa darah.
Nur Yeti, salah satu pasien Bengkel Manusia Indonesia mengaku bahagia ketika kadar gula darahnya turun mendekati normal. Wanita berusia 54 tahun itu seakan tidak percaya bisa sehat dan bugar setelah terapi beberapa kali secara rutin.
Menurut ibu tiga anak ini, sebelum diterapi, dari hasil tes gula darahnya mencapai angka 350 mg/dL. Selesai menjalankan beberapa kali terapi lalu dites gula darahnya, hasil tes gula darahnya mendekati angka 100 mg/dL.
“Saya dulu pernah diobati beginian, tetapi bukan di sini. Beda setelah terapi, karena selama pengobatan, saya diberikan doa-doa dan tausiah khusus, sehingga hati dan pikiran jadi lebih lapang,” ujar Nur Yeti, Senin (19/6/2023).
Menurutnya, selain kadar gula darah turun signifikan, kolesterol juga menjadi normal. Sebelum diterapi, lanjut dia, dirinya melakukan tes ke apotek terdekat. Seperti cek gula darah, asam urat, koletserol, dan tekanan darah tinggi.
Sebelum terapi, hasil cek ke apotek normal semuanya kecuali gula darah. Karena kadar gula darah yang tinggi, lanjut Yeti, dirinya merasakan sering letih dan kehausan. Di dalam badannya juga merasakan kondisi yang sangat tidak nyaman.
“Waktu ke apotek dicek gula darah, kolesterol, asam urat, dan tekanan darah. Semua normal, hanya saja gula darah yang tinggi sampai 350 mg/dL. Rasanya badan letih, ngantuk, sering haus, dan tidak nyaman,” ujar Yeti.
Dari pengalamannya, diabetes memiliki tipikal yang berbeda-beda. Harus disadari bahwa diabetes bukan hanya merupakan faktor keturunan (genetikal). Melainkan karena pola makan, minum, dan gaya hidup seseorang itu sendiri.
Begitu juga dengan S. Lestari. Salah satu penyintas diabetes ini hampir putus asa. Sebab dirinya sudah mengikuti anjuran medis untuk hidup sehat. Walau demikian, kadar gula darahnya tetap saja tidak bisa bisa terkontrol dengan baik.
Mulai dari konsumsi obat, makan, minum, dan pola hidup sehat sudah dijalankan dengan disiplin ketat. Termasuk seluruh pantangan asupan penyebab diabetes tidak pernah dikonsumsinya lagi.
“Saya nyaris putus asa karena semua sudah saya lakukan. Saya pernah diminta pulang ke kampung dan suruh banyak-banyak berdoa. Tapi ada semacam keyakinan bahwa saya bisa sehat, ya akhirnya saya ke sini,” ujar S. Lestari.
Selama terapi di Bengkel Manusia Indonesia katanya, ia diberikan tausiah rohani. Dengan nasihat spiritual, dirinya bisa melewati ujian yang cukup berat tersebut. Menurutnya, masalah hidup pasti ada jalan keluarnya.
“Alhamdulillah banyak tercerahkan setelah ke sini. Bagi saya semua memang sudah ada takdirnya. Ya kita harus lalui dengan sabar, ikhlas, dan lapang dada,” ujar wanita berusia 46 tahun itu.
Candra P. Pusponegoro, ahli bekam (hijamah) Bengkel Manusia Indonesia mengatakan, ukuran standar yang direkomendasikan medis atau American Diabetes Association (ADA), kadar gula darah normal jika hasilnya di bawah dari 100 mg/dL.
Sedangkan kondisi prediabetes pada ukuran 100 sampai 125 mg/dL. Jika hasil tes kadar gula darah di angka 126 mg/dL atau lebih maka dikatakan mengidap diabetes. Untuk mengetahui nilai gula darah, seseorang harus cek ke rumah sakit atau laboratorium.
“Saya selalu sampaikan bahwa penyakit ada dua jenis jasmani dan rohani. Teknik penyembuhan dilakukan dengan metode ilmiah, alamiah, dan ilahiah atau doa-doa,” ujar Candra P. Pusponegoro yang juga pendiri Yayasan An Nubuwwah Batam.
Menurutnya, bekam (hijamah) merupakan pengobatan wahyu. Sekira 1.444 tahun yang lalu metode ini disabdakan oleh baginda mulia Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Artinya sampai kiamat kelak akan berlaku sabda nabi ini.
Bekam (hijamah) itu, lanjut dia, lebih cenderung dengan penerimaan berkah (keberkahan). Sedangkan keberkahan itu tidak ada tolok ukurnya. Hanya Allah saja yang Maha Tahu atas parameter keberkahan itu sendiri.
“Orang sehat atau sakit dibekam lalu sehat dan sembuh, yang menjadi Sang Penyembuh adalah Allah. Allah memberikan keberkahan kepada orang yang dibekam dan yang membekam,” ujar pria yang sering diundang ke beberapa kota-kota di Indonesia.
Kata dia, salah satu contoh kecil keberkahan itu adalah nikmat yang direspon tubuh. Berkah bisa jadi sehat dari sakit. Keberkahan itu tidak ada parameternya. Jika seseorang sehat setelah bekam itu karena keberkahan dari Allah yang diberikannya sepersekian nano saja.
Dalam Al Qur‘an surat Asy Syu‘ara ayat 80 Allah berjanji bahwa ‘Dan apabila aku sakit, Dialah (Allah) yang menyembuhkan aku’. Ayat ini menyemangati kepada setiap orang bahwa Allah akan menyembuhkan dan selalu bergantung kepada Allah saja.
“Kesembuhan bisa diperoleh dengan tiga cara, minum madu, goresan pisau bekam (hijamah), dan sundutan api. Namun aku (Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam) melarang umatku berobat dengan sundutan api,” ujar Candra menukil hadis.
Anda yang ingin berkomunikasi dengan Bengkel Manusia Indonesia bisa melalui saluran telepon (+62) 813-2871-2147 atau mengunjungi www.bekam.or.id atau www.ruqyah.or.id.
Editor: Agung