J5NEWSROOM.COM, Buenos Aires – Sebuah pesawat yang digunakan di era kediktatoran Argentina tahun 1976-1983 untuk membuang tahanan hidup-hidup ke laut, termasuk tiga anggota kelompok hak asasi manusia “Mothers of Plaza de Mayo” dan dua biarawati Prancis, hari Sabtu (24/6/2023) telah kembali ke Argentina.
Pesawat terkenal “Short SC.7 Skyvan” itu akan dipamerkan di bekas pusat penahanan ilegal di Navy Mechanics School (ESMA) yang kini menjadi museum untuk menunjukkan pemerintahan militer Jorge Rafael Videla yang kejam.
Sebelum dikembalikan ke Argentina, pesawat itu berada di negara bagian Florida dan digunakan sebagai pembawa surat pribadi. Baru-baru ini pesawat horor itu juga digunakan untuk terjun payung.
Putri mendiang “Plaza de Mayo” Azucena Villaflor, Cecilia De Vincenti, mengatakan, “Bagi kami, kerabat, sangat penting agar pesawat ini menjadi bagian dari sejarah, karena baik tubuh orang yang hilang maupun pesawat ini menceritakan dengan tepat apa yang terjadi.”
Dikenal sebagai “Death Flight,” pesawat itu menerbangkan banyak orang menuju kematian mereka. “Ibu kami berada di Capuchita (sel yang disebut “tudung kecil” di pusat penahanan ilegal di EMSA.red) dan dari sana dibawa ke pesawat itu. Ia dibuang ke laut, hidup-hidup,” ujar Vincenti lirih.
Kasus dibuangnya anggota kelompok hak asasi manusia “Mothers of Plaza de Mayo” ke laut ini merupakan kasus pertama yang berhasil membuktikan bahwa pesawat itu digunakan junta militer Argentina untuk membuang tahanan dari udara.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah