J5NEWSROOM.COM, Jakarta – Festival Puisi Esai diharapkan mampu mendatangkan wisatawan asing ke Kinabalu, Malaysia, sehingga memberi kontribusi kepada negeri Sabah.
Oleh karena itu, Pemerintah setempat mendukung gagasan Kinabalu memiliki pusat kegiatan puisi esai dunia yang diberi nama Rumah Puisi Esai.
Demikian beberapa kesimpulan penting dari penyelenggaraan Festival Puisi Esai Antarabangsa ke-2 2023, yang berlangsung akhir pekan kemarin, 16-17 Juni 2023, di Kota Kinabalu, Sabah.
Datuk Seri Panglima Dr. Jeffrey G. Kitingan, Timbalan Ketua Menteri 1 Merangkap Menteri Pertanian, Perikanan dan Industri Makanan Sabah, mengatakan akan memasukkan Festival Puisi Esai dalam kalender tahunan Sabah.
Pernyataan ini memastikan bahwa festival puisi esai puisi esai akan berlangsung setiap tahun di Sabah.
Menurut Jeffry, program festival puisi esei antarabangsa itu amat bermakna dan bersejarah kerana baru pertama kali diselenggarakan di dunia. “Malah tidak pernah digelar di negara kelahirannya sendiri, Indonesia,” katanya.
Karena itu, Jeffry juga mendukung gagasan pengadaan rumah puisi esai di Kinabalu. Rumah puisi esai ini menjadi penting karena Kinabalu disebut-sebut akan menjadi ibukota puisi esai dunia.
Kelak, rumah puisi esai ini akan menjadi tempat pengembangan puisi esai di masa depan. Di rumah ini akan digelar pelatihan penulisan, penelitian, tempat pertunjukan sastra pada umumnya.
Rumah puisi esai tersebut kelak akan menempati gedung besar di tengah kota yang sebelumnya dipakai untuk kantor sebuah institusi milik negara di Kinabalu.
Datuk Jasni Matlani, Presiden Badan Bahasa dan Sastera Sabah (BAHASA) dan Presiden Komunitas Puisi Esei ASEAN, dalam sambutannya menyatakan bahwa Festival Puisi Esai Antarabangsa ini akan digelar setiap tahun di Kinabalu.
Jasni menyatakan berterima kasih kepada penggagas puisi esai Denny JA yang melahirkan cara bertutur baru dalam puisi.
Presiden Puisi Esai Asean ini juga mengajak semua pihak di Sabah memberikan perhatian dan bantuan kepada penyelenggaraan festival ini di tahun-tahun mendatang.
“InsyaAllah, selagi masih bisa berusaha, ada tenaga, dan kesehatan, kami akan terus melaksanakan program ini untuk anak-anak kita.”
Festival Puisi Esai Antarabangsa ke-2 ini diselenggarakan secara unik. Hari pertama digelar di sebuah sekolah setingkat SMA yang dihadiri oleh hampir semua siswa dan guru di sekolah itu bersama para penyair, tokoh sastra, pengamat dari Malaysia, Indonesia, Brunai, dan Thailand.
Pada malam hari, panitia juga menggelar acara pembacaan puisi esai di tengah pasar, Dataran Terbuka KG Air, Kota Kinabalu. Acara ini menarik perhatian warga sekitarnya.
Sedangkan acara utama berupa kolokium tentang puisi esai digelar sehari penuh di Hotel Platinum, Putatan, Sabah, dengan menggelar 25 kertas kerja dan pemaparan oleh tokoh, sastrawan, penyair, dan pengamat, termasuk dari Indonesia, yaitu. Dr. Imam Qolyubi, Dr Yundini, Fatin Hamama R, Syam, Agus R. Sarjono, Jamal D. Rachman, Nia Samsihono, Fanny J. Poyk, dan Jonminofri Nazir. (Jonminofri Nazir).
Sumber: orbitindonesia.com
Editor: Saibansah