J5NEWSROOM.COM, Sisilia – Jaringan penyelundupan migran yang terungkap dalam penyelidikan lintas negara pada hari Rabu memberikan obat tidur kepada anak-anak untuk mencegah mereka membuat kegaduhan saat mereka dibawa dengan berjalan kaki pada malam hari melintasi perbatasan Kroasia-Slovenia, menurut para pejabat Italia.
Polisi di kota Trieste, Italia timur laut, telah mengidentifikasi 26 tersangka, semuanya warga negara Albania dan Kosovo, banyak di antaranya adalah penduduk Italia.
“Mereka menggunakan cara-cara yang memalukan. Mereka sering memukuli orang dewasa untuk membuat mereka berjalan, sementara mereka secara paksa memberikan obat tidur kepada anak-anak agar mereka tidak menangis,” kata Pietro Ostuni, kepala polisi Trieste kepada kantor berita Associated Press, Kamis (29/6/2023).
Investigasi diluncurkan pada 2021, sebelum Kroasia bergabung dengan zona perjalanan bebas paspor wilayah Schengen UE dan membatalkan kontrol perbatasannya awal tahun ini.
Menurut otoritas Italia, para migran dibawa dengan mobil ke perbatasan Kroasia-Slovenia, lalu berjalan menyeberang pada malam hari, dan dijemput di seberang perbatasan. Sementara anak-anak diberi obat tidur, orang dewasa diberi minuman berenergi “dalam jumlah besar” untuk melakukan perjalanan, menurut para penyelidik.
Dalam beberapa kasus, para penyelundup memukuli para migran agar mereka terus berjalan. Migran membayar antara 250 hingga 300 euro (Rp4 – 4,8 juta) untuk penyeberangan perbatasan, kata Ostuni.
Jaringan penyelundup manusia itu dibubarkan dengan bantuan dari polisi Kroasia dan Slovenia.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah