J5NEWSROOM.COM, Malang – Asosiasi Experiential Learning Indonesia (AELI) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada Selasa-Rabu, 20-21 Juni 2023 lalu di Malang Creative Center.
Rakernas tahun 2023 ini mengusung tema “All Together Now” yang berarti anggota AELI seluruh Indonesia bersama-sama mewujudkan visi AELI mengembangkan Sumber Daya Manusia di Indonesia.
Pada Rakernas 2023 ini, Selain melakukan sosialisasi mendetail Program Kerja DPP AELI, Rakernas adalah sebuah media untuk mempertajam arah kebijakan DPP AELI dalam upaya mencapai target Program Kerja DPP AELI 2022-2025. Fokus utama Rakernas AELI tahun 2023 ini adalah untuk memperkuat kapasitas anggota agar mampu mengembangkan program Capacity Building yang berkualitas di Indonesia.
Pada dua hari agenda Rakernas, diadakan beberapa agenda utama seperti Pemaparan Program Kerja DPP AELI, Pemaparan Perkembangan DPD AELI, Rapat Komisi mempertajam Program Kerja berdasarkan Cluster, Rapat Pleno pembahasan Program Kerja Agenda, dan Perayaan HUT AELI ke 16.
Tidak hanya itu, Rakernas tahun ini juga mencakup Program Capacity Building di Indonesia, sebuah program dalam pengembangan kapasitas SDM karena menggunakan lokasi, atraksi, daya tarik dan kegiatan wisata dalam pelaksanaan programnya.
Para Provider Experiential Learning anggota AELI adalah pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif yang mampu mentransformasi pariwisata Indonesia menjadi sebuah pembelajaran yang edukatif dan bermanfaat pada pengembangan kualitas SDM di Indonesia.
“Capacity Building saat ini minimal dengan Team Building, dimana karyawan-karyawan, para ASN, pegawai BUMN, satu sama lain di lingkungan kerjanya ingin dikompakkan. Team Building di Indonesia konotasinya sama dengan Outbond. Maka dari itu, kami ambil bagian disitu karena untuk segmen lain, penyedianya sudah ada. Dari Kemenparekraf, kompetensi standar kerja nasional Indonesia untuk bidang Outbond itu sudah ada dan kami yang buat. Maka dari itu kami fokus pada Capacity Building,” papar Ketua Umum AELI, Nurfahmi.
Sementara itu, Wakil Walikota Malang, Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko mengatakan, pihaknya berharap agar AELI sebagai pihak yang yang berhubungan langsugn pariwisata, dapat mengedukasi masyarakat.
“Ini penting supaya ada sepahaman yang sama dengan pemerintah dalam rangka penguatan nilai-nilai nasionalisme, cinta lingkungan. Ini bisa bersama-sama karena bersentuhan langsung dengan peserta didik dalam kegiatan-kegiatannya. Apalagi ini dikaitkan dengan Malang kota wisata, maka erat kaitannya dengan promosi wisata Malang,,” ujar Sofyan Edi Jarwoko kepada para peserta Rakernas.
Berikut merupakan ragam Program Capacity Building yang ada di Indonesia:
1. Pengembangan SDM Organisasi (Corporate)
2. Corporate Event Based Experiential
3. Wisata Berbasis Pengalaman
4. Pengembangan Diri (Public Training)
5. Pengembangan Karakter Siswa/Pemuda
6. Metode Pengajaran EL (Sekolah/Kursus keahlian)
“Saya berharap Rakernas AELI 2023 dapat mendorong seluruh anggota AELI di Indonesia semakin berkontribusi pada pariwisata dan ekonomi kreatif tanah air,” sambut Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia.
“Dan dengan adanya perkembangan teknologi, mudah-mudahan metode-metode yang dikembangkan akan semakin efektif dan semakin maju,” tambah Dr. H. Emil Elestianto Dardak, B.Bus., M.Sc, Wakil Gubernur Jawa Timur.
Tentang Asosiasi Experiential Learning Indonesia:
AELI merupakan wadah bagi praktisi dan perusahaan penyedia layanan yang menggunakan metode Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Provider Experiential Learning) dalam penyusunan dan pelaksanaan program-program kegiatan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (Capacity Building).
Asosiasi Experiential Learning Indonesia (AELI) dideklarasi pada tanggal 9 Juni 2007 bersamaan dengan penyelenggaraan Festival Outbound Nasional di Tangerang Selatan, Banten. Hingga saat ini, AELI telah berdiri di 19 provinsi dengan ribuan anggota yang tersebar di seluruh Indonesia. AELI berdiri dengan visi untuk menjadi wadah dan mitra yang berkualitas bagi seluruh penyedia layanan Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Provider EL) baik lembaga maupun perorangan demi pengembangan kapasitas (Capacity Building) Sumber Daya Manusia di Indonesia.
Editor: Agung