Pengasuh Kajian Mutiara Ummat Batam Ungkap Keutamaan Menghidupkan Malam

Pengasuh Kajian Mutiara Ummat Batam, Ustazah L. Nur Salamah saat menyampaikan tausiahnya. (Foto: Bey/J5NEWSROOM.COM)

J5NEWSROOM.COM, Batam – Pengasuh Kajian Mutiara Ummat Batam, Ustazah L. Nur Salamah menerangkan bahwa, hendaknya para penuntut ilmu menghidupkan malamnya untuk menggapai cita-citanya yang mulia.

“Barangsiapa hendak mendapatkan cita-cita seluruhnya, maka ambillah malamnya dalam usaha mendapatkan cita-citanya tadi yaitu menjadikan malam sebagai kendaraan untuk mewujudkan cita-citanya,” tuturnya saat mengawali Kajian Mutiara Ummat Batam, Selasa, (20/6/2023).

Menjadikan malam sebagai kendaraan yang dimaksud, kata Ustazah Nur, adalah wasilah atau sarana atau jembatan yang akan mengantarkan penuntut ilmu menggapai cita-cita atau tujuannya.

Selanjutnya ia menjelaskan contoh sikap nyata penuntut ilmu dalam menghidupkan malamnya. “Menghidupkan malam atau menjadikan malam sebagai kendaraan adalah bangun di malam hari untuk Qiyamul Lail yaitu menjalankan ibadah salat sunah tahajud dan witir. Kemudian belajar, mengulang-ulang pelajaran (murojaah), mempersiapkan pelajaran (mutolaah) maupun mencari berbagai referensi yang menunjang belajarnya,” bebernya.

Bukan begadang di malam hari yang tanpa arti, imbuhnya, atau melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat bahkan sia-sia. Seperti sekadar ngobrol sambil ngopi dan rokok, atau malah main gaple. Hal yang demikian jelas tidak dibenarkan. Bukan seperti itu yang dimaksudkan menghidupkan malam untuk meraih cita-cita.

Bunda, sapaan akrab wanita energik itu, juga menyampaikan hal penting lainnya agar bisa begadang atau bangun di malam hari harus mengurangi makan. “Kurangilah makanmu! Dengannya, supaya kamu mampu begadang. Kalau kamu mau, Wahai Sahabatku, Engkau akan mencapai kesempurnaan,” jelasnya.

Para ulama, lanjutnya, terbiasa sedikit makan. Karena kebanyakan makan, menjadikan orang gampang ngantuk. Sehingga tidak bisa begadang untuk belajar di malam hari.

Sebagai pemateri, Bunda juga menyampaikan pesan dari para ulama bahwa  orang yang begadang di malam hari, siang harinya merasa gembira. “Dikatakan, barangsiapa yang membuat dirinya begadang di malam hari, maka sungguh hatinya akan bergembira di siang hari,” terangnya.

Seharusnya, ujarnya kembali, bagi penuntut ilmu dari kerutinan sebuah pelajaran di awal dan akhir malam. Maksudnya, bahwa sebagai penuntut ilmu harus rutin dan konsisten dalam belajar. Biarpun hanya sebentar, misalnya setengah jam, tapi rutin setiap hari atau seminggu sekali. Jangan belajar sistem rapel. Sekali belajar tiga jam, tapi hanya sekali itu. Hal tersebut tidaklah dibenarkan. Karena Rasulullah Saw. Menyukai amalan yang sedikit tapi rutin.

Adapun awal malam yang dimaksud, imbuhnya, adalah diantara dua waktu Isya’. Maksudnya bukan Isya’ hari ini dan besoknya. Bukan begitu. Tapi dua waktu Isya’ yang dimaksud adalah setelah Maghrib. Jadi, waktu yang baik untuk belajar adalah setelah Maghrib sampai Isya’.

Selain setelah Maghrib, Bunda juga mengatakan bahwa waktu yang baik adalah waktu sahur. “Sesungguhnya diantara dua waktu Isya’ dan waktu sahur adalah waktu yang penuh dengan keberkahan,” tukasnya.

Karena pada waktu sahur, katanya, malaikat rahmat turun. Maka sebaik-baik waktu untuk bermunajat kepada pemilik ilmu dan belajar memahami berbagai ilmu adalah sepertiga malam terakhir. Termasuk anjuran untuk makan sahur ketika hendak berpuasa, sesungguhnya bukan sekadar biar tidak lapar. Akan tetapi lebih kepada mengharap keberkahan.

Selanjutnya ia mengatakan bahwa sebagai penuntut ilmu harus menjaga sikap warak (hati-hati) dalam  bersikap dan bertingkah laku dan mengurangi waktu tidur serta menghindari kekenyangan.

“Wahai penuntut ilmu, ambilah sikap warak dan jauhilah tidur dan tinggalkanlah kekenyangan. Hati-hati yang dimaksudkan adalah setiap amal dan perbuatan harus disertai ilmu. Termasuk dalam hal makanan dan pakaian,” paparnya.

Terakhir, Bunda berpesan agar para penuntut ilmu itu kontinyu dalam belajar. Jangan sesuka hati. Kadang belajar kadang tidak. Karena dengan mempelajari ilmu agama akan tegak dan akan menuju derajat yang tinggi atau kemuliaan.

“Kontinyulah dalam belajar, jangan pernah berpisah dengannya. Karena sesungguhnya ilmu itu didapatkan dia akan tegak dan terus naik,” pungkasnya.

Editor: Agung