Oleh Naila Ahmad Farah Adiba
MIRIS. Saat ini, banyak generasi muda yang kehilangan masa depan dan impian mereka. Kehilangan arah dan tujuan hidup, karena berada pada circle yang salah.
Mereka hidup sebagai remaja yang memiliki pergaulan bebas, hingga akhirnya mereka terjerumus pada hal yang menimbulkan kesenangan semu, yap benar sekali mereka akhirnya mengonsumsi narkoba dan obat-obatan terlarang.
Generasi millenial saat ini cenderung instan, semua harus serba cepat, tak sabaran terhadap sebuah proses yang mereka jalani. Misalnya seperti berusaha mencapai sebuah impian.
Hal itu membutuhkan semangat juang dan kerja keras yang tinggi. Namun mereka tidak ingin terlalu lama menunggu akhirnya frustasi, menghalalkan segala cara, dan untuk mengurangi rasa frustasi itu sebagian dari mereka mengonsumsi narkoba.
Padahal narkoba itu adalah sesuatu yang lebih banyak ‘mudharat’-nya daripada manfaatnya. Bayangkan saja, ia bisa merusak sistem saraf dalam diri kita. Sehingga menyebabkan berbagai masalah kesehatan bagi diri kita sendiri. Itu baru dampak terhadap diri pemakainya, belum lagi dampak yang dihasilkan bagi lingkungan dan masyarakat.
Ketika seseorang telah mengonsumsi narkoba, ia akan merasa kurang dan ketagihan, sehingga ketika ia tak lagi memiliki biaya untuk mendapatkan barang tersebut, tidak menutup kemungkinan ia akan melakukan segala hal untuk mendapatkannya, walaupun haram, seperti mencuri dan lain sebagainya.
Maka apabila hal tersebut marak dikalangan remaja dan mungkin beberapa elemen masyarakat, kasus kriminalitas akan semakin meningkat. Karena orang tak lagi takut akan sanksi yang diberikan. Mereka hanya berpikir bagaimana caranya dirinya harus mendapat biaya untuk membeli barang haram tersebut.
Ketika generasi muda telah terjerumus dalam lubang narkoba, maka masa depan mereka juga akan suram, karena mereka telah terhipnotis dengan kesenangan yang semu, yang hanya senang di awal namun menjadikan sengsara dikemudian hari.
Salah satu penyebab dari maraknya penggunaan dan peredaran narkoba adalah karena tidak adanya ketakwaan individu yang mampu mengontrol diri sesuai syariat yang telah Allah tetapkan.
Lalu tiadanya kontrol masyarakat terhadap sesama, yakni amar makruf nahi mungkar atau biasa disebut sebagai memerintahkan yang baik dan mencegah yang buruk.
Sehingga ketika seseorang salah atau khilaf, tidak ada yang mengingatkan nya. Padahal manusia itu adalah tempat salah dan lupa, sehingga sangat dibutuhkan teguran yang baik dari sesama. Agar kembali pada jalan kebenaran.
Nah yang terpenting sebenarnya di sini adalah tidak adanya sanksi yang tegas terhadap para pengguna dan pengedar narkoba yang jelas-jelas merugikan lingkungan dan masyarakat disekitarnya. Sehingga mereka cenderung abai dan tidak peduli serta mengulangi nya kembali, karena sanksi yang diberikan tidak menimbulkan efek jera.
Nah bagaimana caranya agar kasus peredaran dan penggunaan narkoba ini bisa diminimalisir atau bahkan ditiadakan? Pertama dibutuhkan ketakwaan masing-masing individu. Karena tanpa ketakwaan, manusia tidak akan merasa diawasi dan diperhatikan oleh Allah SWT. Sehingga tidak menimbulkan rasa takut untuk melakukan hal tersebut.
Ketika ketakwaan tersebut telah terpatri dalam diri manusia, maka ia akan melakukan kebaikan bukan malah kemaksiatan. Sehingga kriminalitas bisa berkurang.
Kemudian dibutuhkan juga kontrol masyarakat terhadap sesama. Manusia adalah penuh dengan alpa dan kekurangan, sehingga terkadang perlu pengingat untuk selalu menasehati agar kembali pada jalan kebenaran.
Namun itu semua tak akan berjalan dengan sempurna, apabila sistem yang diterapkan saat ini tidak berpihak pada Islam. Karena hanya dengan sistem Islamlah, syariat akan diterapkan dengan sempurna, dan diterapkan pula sanksi bagi yang melakukan pelanggaran ajaran-ajaran Islam. Sehingga kehidupan yang damai dan harmonis serta sejahtera yang kita harapkan bersama akan kita rasakan.
Wallahu a’lam bish showwab.
Penulis adalah Santriwati Peduli Generasi Muda Batam