J5NEWSROOM.COM, Jakarta – Dalam beberapa tahun terakhir, pemolisian telah mengalami perubahan besar dengan mendigitalisasi sistem dan peralatan yang digunakan sebagai alat bantu dalam penyelidikan dan pencegahan kejahatan. Perubahan ini tentunya didorong oleh berbagai faktor, termasuk meningkatnya perangkat dan platform digital, makin canggihnya kejahatan dunia maya, dan kebutuhan untuk menanggapi bentuk-bentuk baru dari berbagai aksi-aksi kriminal.
Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana menegaskan untuk melaksanakan fungsi penegakan hukum, pelindungan, pengayoman, dan pelayanan masyarakat, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) memang tidak punya pilihan kecuali menerapkan teknologi komunikasi digital dan memanfaatkan kecerdasan buatan.
Pada konteks inilah, pria santun dengan jejaring pertemanan sangat luas tersebut mengapresiasi peluncuran buku bertajuk “Pemolisian Digital dengan Artificial Intelligence”. Buku tersebut, menurut doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran itu sangat layak sebagai referensi jajaran Polri, khususnya para pemimpin Korps Bhayangkara di semua level.
“Buku ini juga layak menjadi bacaan wajib para akademisi dan masyarakat, khususnya yang berkecimpung dan berminat di bidang layanan publik di era komunikasi digital dan pemanfaatan kecerdasan buatan atau artificial intelligence,” demikian disampaikan Dr Aqua Dwipayana saat dihubungi di Jakarta, Minggu 16 Juli 2023.
Munculnya pemolisian digital telah menjadi perkembangan transformatif di kepolisian, dan telah mengarah pada penciptaan pendekatan dan teknik baru yang berpotensi membuat kinerja polisi lebih efektif dan efisien dibandingkan sebelumnya.
Sebagaimana diketahui, seorang perwira tinggi Polri yakni Brigjen Pol Dr Yehu Wangsajaya, S.I.K., M.Kom bersama dua sahabatnya, Dr Ir Arief Wibowo, M.Kom, dan Asep Surahmat, M.Kom berkolaborasi menerbitkan buku “Pemolisian Digital dengan Artificial Intelligence” dan ternyata menjadi buku pertama dan satu-satunya di Indonesia tentang pemolisian digital berbasis kecerdasan buatan. Hal ini yang menjadi alasan pemberian penghargaan atas prestasinya oleh Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID).
Peluncuran buku tersebut berlangsung pada Jumat malam 28 Juni 2023. Secara khusus Dr Aqua Dwipayana mendapat undangan dari Yehu untuk menghadiri acara tersebut. Namun karena telah ada agenda di Yogyakarta sehingga tidak menghadiri acara penting tersebut.
Menurut Dr Aqua Dwipayana, buku ini ditulis oleh tiga sekawan yang sangat kompeten di bidangnya, khususnya mengenai teknologi komputer dan komunikasi serta kepolisian.
“Saya kenal betul dengan para penulisnya, terutama Bang Yehu Wangsajaya. Beliau dikenal sebagai polisi cerdas dan bersahaja. Beliau sangat berdedikasi dan fokus ikut membangun institusi Polri yang profesional, modern, dan andal berbasis teknologi. Tidak heran, jenderal polisi bintang satu ini satu-satunya Pati Polri yang bergelar Master Komputer (M.Kom) versi Ikatan Ahli Informatika Indonesia (IAII),” ungkap Dr Aqua Dwipayana yang memiliki jejaring pertemanan sangat luas, termasuk di institusi kepolisian.
Selama ini berbagai terobosan yang dilakukan Yehu Wangsajaya mulai dari Panic Button, Komputerisasi Ujian Teori SIM di Polda Sumut, Smart 110, Riwayat Hidup Personil Polri (RHPP) di SDM Mabes Polri, Quick Respon Time Police di Polda Sulut, Komputerisasi Pengaduan Masyarakat di Kompolnas RI hingga membangun beberapa aplikasi di Lemhannas RI.
Lebih jauh, Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat Bidang Komunikasi Publik ini mengungkapkan, untuk melaksanakan fungsi penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan masyarakat, Polri memang tidak punya pilihan kecuali menerapkan teknologi komunikasi digital dan memanfaatkan kecerdasan buatan.
“Pilihan langkah tersebut akan sangat memudahkan para anggota Polri menjalankan peran dan fungsinya itu secara profesional. Di sisi lain, kebutuhan masyarakat atas institusi Polri akan mudah, cepat, efektif, dan efisien terlayani. Dengan cara seperti itulah Polri dapat dengan bangga mengklaim sebagai institusi modern dalam melaksanakan tugas pelayanan masyarakat dan penegakan hukum,” lanjut penulis buku super best seller Trilogi The Power of Silaturahim ini.
Buku yang berbobot ini mendapatkan pengantar dari tokoh-tokoh besar baik akademisi, petinggi Polri hingga praktisi, mulai dari Prof. Muhammad Zarlis, M.Sc., (Guru Besar Bidang Ilmu Komputer dan Artificial Intelligence), Drs. Bekto Surapto, M.Si. (Pakar dan pemerhati Kepolisian), Irjen. Pol. Prof. Dr. Chrysnanda Dwilaksana, S.I.K., M.Si. (Kasespim Lemdiklat Polri dan Pakar Ilmu Kepolisian), Dr. Aqua Dwipayana, M.I.Kom. (Motivator dan Pakar Komunikasi terbaik di Indonesia), hingga Michael Sunggiardi (Pakar dan Praktisi TIK yang sangat berpengalaman di Indonesia).
Mutlak Jadi Perhatian Polisi
Gagasan dan inovasi terbaik tentang pemolisian digital dengan kecerdasan buatan dihadirkan secara lugas dan tuntas oleh ketiga penulis dalam buku yang diterbitkan oleh Penerbit Rajawali Pers di Jakarta. Dari menjelajah internet, mengakses media sosial, perbankan belanja online, hingga semua aspek lainnya membuat saat ini dunia tak bisa lepas dari digitalisasi.
Tentu hal ini membuat potensi kejahatan juga telah merambah dunia digital atau virtual sehingga antisipasi perlindungan masyarakat dari kriminalitas di dunia maya mutlak harus menjadi perhatian Polri.
Sementara banyak kemajuan dalam teknologi informasi yang menawarkan manfaat besar yaitu bagaimana orang dapat berkomunikasi dan bertransaksi dengan mudah dan cepat, berkembangnya kejahatan digital atau “cyber crime” yang meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir haruslah diwaspadai dan diantisipasi.
Pada sisi inilah, buku ini patut menjadi bacaan wajib bagi pengamat kepolisian, anggota kepolisian, pakar ilmu kepolisian dan tentunya harus menjadi bahan bacaan wajib bagi semua anggota Polri baik yang masih di pendidikan maupun yang bertugas di seluruh Indonesia dan luar negeri.
Tugas-tugas pemolisian harus beradaptasi dan menanggapi lingkungan digital yang terus berubah ini untuk memastikan bahwa polisi dapat tanpa kenal lelah mengejar penjahat, melindungi yang rentan dan mengurangi kejahatan, di mana pun itu terjadi.
“Untuk itu kepada yang terhormat bapak Kapolri dan jajarannya saya mengharapkan kiranya mau dan mampu menerapkan Pemolisian Digital dengan Artificial Intelligence di mana masyarakat Indonesia sekarang mengharapkan polisi untuk selalu hadir dalam dunia online yang signifikan, dengan tingkat fungsionalitas yang sama dan kemudahan penggunaan untuk layanan lain yang mereka bisa dengan mudah dapat akses setiap hari. Semoga semuanya dapat segera terjadi dan terealisasi di abad digital ini,” ujar Yehu Wangsajaya.
Kiprah Yehu Wangsajaya terus berlanjut untuk berkarya menciptakan berbagai hal dan inovasi. Sangat beruntung di setiap tempat di mana beliau menerima tugas jabatan selalu ada saja inovasi dan karya yang dihasilkannya.
Editor: Saibansah