Duta Besar Top Dunia Apresiasi Peluncuran Buku Karya Teguh Santosa

Acara peluncuran buku karya Teguh Santosa di Jaya Suprana School of Performing Arts, Mall of Indonesia (MoI), Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Minggu 30 Juli 2023. (Foto: RMOL)

J5NEWSROOM.COM, Jakarta – Peluncuran dua buku, “Perdamaian yang Buruk, Perang yang Baik” dan “Buldozer dari Palestina” karya CEO RMOL Networks, Teguh Santosa, mendapatkan apresiasi dari para duta besar yang hadir di acara tersebut.

Acara yang diselenggarakan pada Minggu (30/7/2023) di Jaya Suprana School of Performing Arts, Mall of Indonesia (MoI), Kelapa Gading, Jakarta Utara, itu dihadiri oleh tokoh diplomat top dunia, yaitu Duta Besar Rusia  Lyudmila G Vorobieva; Duta Besar Venezuela Radames Jesus Gomez Azuaje; Duta Besar Sudan Yassir Mohamed Ali; hingga Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kemenlu RI, Umar Hadi.

Dalam kesempatan tersebut, Dubes Lyudmila menyatakan penghargaannya terhadap karya Teguh Santosa, khususnya buku “Perdamaian yang Buruk, Perang yang Baik”, yang berisi wawancara Teguh dengan sejumlah duta besar yang ada di Indonesia.

Menurutnya, di tengah maraknya perang informasi saat ini, tidak banyak yang tahu mengenai sudut pandang Rusia. Namun, Teguh berhasil menyebarkan pandangan negaranya itu melalui karya tersebut.

“Kami sangat menghargai bahwa ada jurnalis Indonesia (Teguh Santosa) yang bersedia menyebarkan alternatif atau sudut pandang Rusia tentang apa yang terjadi di dunia. Dan kami merasa masyarakat Indonesia berhak untuk mengetahuinya. Dan tentu saja, kami sangat menghargai pekerjaannya yang luar biasa itu,” ujar Lyudmila.

Pendapat serupa juga dituturkan oleh Dubes Venezuela Radames Jesus Gomez Azuaje. Sebagai warga negara Venezuela, Radames, mengatakan bahwa ia dan negaranya telah menderita sanksi Barat yang cukup lama akibat kampanye media besar-besaran atau perang informasi.

Dalam penjelasannya, Dubes Radames menuturkan bahwa Teguh Santosa melalui bukunya telah memahami apa yang terjadi di Venezuela, dengan banyaknya tuduhan terkait terorisme, pengedaran narkoba, pelanggaran HAM yang dituduhkan kepada pemerintahan Venezuela sehingga memicu banyaknya sanksi baru.

“Dia mengerti apa yang terjadi di Venezuela di tengah krisis lingkungan, krisis politik, dan situasi geopolitik yang sangat kompleks. Namun, dia (Teguh) mencoba menjelaskan kepada orang-orang dengan sangat jelas. Jadi saya harus berterima kasih karena profesionalisme Teguh,” ujarnya.

Dirjen Amerop, Umar Hadi, juga memberikan pujian atas karya Teguh. Menurutnya, Teguh bukan hanya seorang intelektual, melainkan juga sosok seorang aktivis dan pemimpin yang baik sampai saat ini.

“Apa pun yang Teguh lakukan, ke mana pun dia pergi, dia selalu menjadi pemimpin. Jadi saya pergi dan membaca buku ini, dan ia mendapatkan kesempatan bertemu dengan duta besar yang ia wawancarai dengan sempurna,” ujarnya.

Tokoh lainnya yang hadir dalam acara tersebut juga menyampaikan apresiasinya. Mereka menganggap Teguh telah membawa perspektif baru dan berbeda mengenai diplomat-diplomat dan isu yang tersebar di dunia.

Editor: RMOL
Editor: Dardani