Ternyata, Sepasang Panda di TSI Bogor Sewa Miliaran Rupiah dari China

Seekor panda dari China yang disewa Taman Safari Indonesia. (Antara Foto/Muhammad Iqbal)

J5NEWSROOM.COM, Bogor – Hewan panda yang menjadi atraksi di Taman Safari Indonesia (TSI) di Bogor, Jawa Barat, ternyata didatangkan dengan sistem menyewa dari China. Biaya sewanya pun mencapai miliaran rupiah per tahun.

Ada sepasang panda di Taman Safari Indonesia yakni Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina). Untuk mendatangkan dua satwa menggemaskan ini ke tanah air tidak gratis, karena panda termasuk hewan langka.

Panda raksasa adalah satwa langka dan endemik China. Hewan yang identik dengan warna hitam dan putih pada tubuhnya ini juga merupakan ikon dari Negeri Tirai Bambu.

“Pemerintah China mengeluarkan satwa langkanya bukan diberikan gratis, tapi dengan sewa, jadi negara dan TSI itu nyewa, miliaran sewanya. Tapi, kita dapat lebih murah dari negara lain,” ungkap Board Member Taman Safari Indonesia, Agus Susanto, kepada media di Taman Safari Bogor, Kamis (3/8/2023).

Kebijakan penangkaran panda bukan cuma bertujuan untuk sekadar diplomasi China, tapi juga disewakan dan dipantau secara serius. Bahkan menurut Agus Susanto, duta besar China untuk Indonesia sudah sampai tiga kali datang ke Taman Safari Indonesia untuk melihat kondisi pasangan panda ini.

“Salah satu kebijakan China yang bagus itu binatang langkanya kalau keluar tidak diberikan, walaupun untuk diplomasi, tapi disewakan dan diikuti terus. Dokternya beberapa bulan sekali datang ke sini,” bebernya.

Masa kontrak sepasang panda di Taman Safari Indonesia berlangsung sampai 10 tahun. Ketika telah sampai masa tenggat waktu, akan ada peninjauan kembali dari pihak berwenang di China.

Pihak Taman Safari Indonesia sendiri enggan merinci lebih jauh berapa biaya sewa panda Cai Tao dan Hu Chun per tahun.

Selain membayar sewa, setiap kebun binatang yang meminjam panda dari China juga mesti membayar pajak tambahan untuk setiap bayi panda yang lahir dalam penangkaran.

Agus mengatakan, Indonesia seharusnya dapat menerapkan prinsip serupa terhadap satwa langkanya ketika dilakukan penangkaran atau dikembangbiakkan di luar negeri.

“Bagaimana suatu negara sangat concern terhadap satwa yang sangat langka dan dilindungi. Di kita misalnya tapir, tapir yang putih hitam cuman ada di Indonesia dan Malaysia. Badak cula satu, badak Jawa cuman dari Jawa, harimau belang Jawa ya dari Jawa,” jelasnya.

Sumber: cnnindonesia.com
Editor: Agung