J5NEWSROOM.COM, Beijing – Militer China memulai latihan di sekitar wilayah Taiwan pada Sabtu (19/8/2023). Beijing mengatakan latihan itu sebagai “peringatan serius” bagi pasukan separatis, dan merupakan tanggapan atas kunjungan Wakil Presiden William Lai ke Amerika Serikat (AS).
Lai, kandidat unggulan untuk menjadi presiden Taiwan berikutnya pada pemilihan pada Januari, kembali dari AS pada Jumat (18/8/2023). Ia secara resmi hanya singgah ke AS dalam perjalanan ke dan dari Paraguay, meskipun dia memberikan pidato saat berada di negara tersebut.
China memandang Taiwan yang diperintah secara demokratis itu sebagai wilayahnya sendiri, meskipun Taipei menolak tegas klaim tersebut.
Komando Timur Lintas Angkatan Tentara Pembebasan Rakyat, yang bertanggung jawab atas daerah sekitar Taiwan, mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat bahwa pihaknya sedang melakukan patroli kesiapan tempur angkatan laut dan udara bersama di sekitar pulau itu.
Mereka mengatakan pihaknya juga mengadakan latihan bersama dan pelatihan angkatan laut dan udara, dengan fokus pada koordinasi kapal-pesawat dan merebut kendali, untuk menguji “kemampuan tempur sebenarnya” pasukan tersebut.
“(Latihan) ini adalah peringatan serius terhadap pasukan separatis kemerdekaan Taiwan yang berkolusi dengan kekuatan eksternal untuk memprovokasi,” katanya.
Pemerintah Taiwan tidak memberikan tanggapan.
Pejabat Taiwan mengatakan China kemungkinan akan melakukan latihan militer pada minggu ini di dekat pulau itu. Beijing ditengarai akan menggunakan persinggahan Lai di AS sebagai dalih untuk mengintimidasi para pemilih menjelang pilpres pada tahun depan dan membuat mereka “takut perang.”
China sangat tidak menyukai Lai karena komentarnya yang menyebut dirinya sebagai “pekerja praktis untuk kemerdekaan Taiwan”. Namun, saat berkampanye Lai berjanji untuk mempertahankan status quo dan berulang kali menawarkan untuk melakukan pembicaraan dengan Beijing.
Sesaat sebelum pengumuman pelatihan militer itu, Kantor Kerja Taiwan dari Partai Komunis China yang berkuasa mengatakan Lai “tanpa malu-malu” berusaha “mengandalkan AS untuk mencari kemerdekaan.”
Lai “dengan keras kepala berpegang teguh pada sikap kemerdekaan Taiwan” dan persinggahannya di AS adalah “penyamaran yang dia gunakan untuk menjual kepentingan Taiwan untuk mencari keuntungan dalam pemilihan lokal melalui tindakan tidak jujur,” katanya.
AS, seperti kebanyakan negara lainnya, tidak memiliki hubungan formal dengan Taiwan. Namun Washington merupakan pendukung utama Taipei karena terikat oleh undang-undang yang mengatur AS untuk mensuplai peralatan militer untuk pulau itu sebagai sarana untuk mempertahankan diri.
China selama tiga tahun terakhir meningkatkan tekanan militer terhadap Taiwan, termasuk mengirim pesawat militer dan kapal perang di dekat pulau itu.
Pada April, China mengadakan latihan perang di sekitar Taiwan setelah Presiden Tsai Ing-wen kembali dari California. Saat itu, Ing-wen bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy saat singgah dalam perjalanan pulang dari Amerika Tengah.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah