Polisi Tangguhkan Penahanan 8 Warga Melayu Pulau Rempang, Aksi Demo Jilid-2 Batal

Walikota Batam ex-officio Kepala BP Batam H. Muhammad Rudi (tengah) bersama Kapolresta Barelang Kombes Pol Nugroho Tri Nuryanto dan Koordinator Umum Aliansi Pemude Melayu, Dian Arpiandi saat pers confrence di Mapolresta Barelang, Minggu (10/9/2023) malam. (Foto: Aldy/BTD)

J5NEWSROOM.COM, Batam – Aksi damai Aliansi Pemude Melayu jilid II untuk menyuarakan penolakan relokasi warga di 16 titik kampung tua Pulau Rempang dan Galang, yang akan digelar di Kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, Senin (11/9/2023), batal.

Pembatalan ini disampaikan Koordinator Umum Aliansi Pemude Melayu, Dian Arpiandi, saat konferensi pers di Mapolresta Barelang, Minggu (10/9/2023) malam, yang juga dihadiri oleh Walikota Batam ex-officio Kepala BP Batam H. Muhammad Rudi bersama Kapolresta Barelang Kombes Pol Nugroho Tri Nuryanto.

Dian Arpiandi menyampaikan, keputusan tersebut diambil dengan berbagai pertimbangan. Terlebih, pihaknya menilai aksi rencana unjuk rasa tersebut kondisi yang sudah tidak kondusif alias sudah ditunggangi oknum yang tidak bertanggung jawab.

Apalagi, kata Pian, begitu dia akrab disapa, yang akan melaksanakan aksi damai tersebut bukan hanya dari warga yang tergabung dalam aliansi dan masyarakat tempatan saja, melainkan dari LSM yang lain. Sehingga ditakutkan akan terjadi benturan atau hal-hal yang tidak diinginkan.

Pian juga menegaskan bahwa pembatalan aksi damai tersebut murni keputusan dari pihaknya tanpa ada intervensi dari siapapun. “Keputusan ini murni dari kami, dan tidak ada intervinsi dari pihak mana pan,” ungkapnya.

Ia juga menyampaikan, pihaknya juga mengajukan surat penangguhan penahanan untuk delapan warga Rempang yang ditahan karena dianggap sebagai provokator saat bentrok warga dengan petugas di Jembatan IV pada Kamis (7/9/2023).

Pian juga menegaskan, kepada seluruh kerabat dan masyarakat luas, bahwa pergerakan Aliansi Pemude Melayu tidak pernah ditunggangi oleh pihak mana pun.

“Ini perlu saya tegaskan. Kami berangkat dari keresahan bersama, kami berangkat dari keresahan masyarakat Rempang dan Galang. Kami harap ada solusi terbaik dari pemerintah untuk masyarakat Rempang dan Galang,” tegas Pian

Pada kesempatan itu, Pian juga menyampaikan permintaan maaf kepada TNI/Polri dan tim terpadu yang bertugas atas peristiwa yang telah terjadi sebelumnya.

“Saya mewakili keluarga besar Aliansi Pemude Melayu memohon maaf kepada TNI/Polri, tim terpadu atas kejadian-kejadian sebelumnya. Mungkin dari aksi pertama terjadi pelemparan batu dan sebagainya, bahkan sampai hari ini. Saya percaya hari ini TNI/Polri bersinergi dengan masyarakat,” ucapnya.

Selain itu, ia juga mengungkapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat, terlebih kepada warga Melayu di Kepri dan di luar Kepri yang telah tiba di Batam, yang rencananya akan bergabung dalam aksi damai ke kantor BP Batam.

“Kami dari Aliansi Pemude Melayu berharap ingin menciptakan situasi yang kondusif, ketenteraman, humanis di Bandar Dunia Madani ini,” ujarnya.

“Saya mohon maaf juga kepada teman-teman, puak-puak Melayu, aksi besok tidak jadi, mengingat pertimbangan yang saya sampaikan tadi. Demi Allah, demi Rasul, tidak ada tekanan sama sekali. Kami mengedepankan kekeluargaan dan persaudaraan. Maka hari ini kami sepakat untuk tidak mengadakan aksi pada 11 September besok,” ungkap Dian Arpiandi.

Editor: Saibansah