J5NEWSROOM.COM, Jakarta – Perang Gaza sudah berlangsung sejak Sabtu pekan lalu (7/10/2023). Serangan udara masif yang dilakukan Israel terhadap jalur Gaza, termasuk kabar tentang potensi serangan darat, memicu kekhawatiran perang akan berlangsung lama dan menelan korban sangat besar. Sejauh ini lebih dari 1.500 orang tewas di kedua belah pihak, di Israel dan Gaza.
Menanggapi perkembangan itu, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) akan mengirimkan satu tim relawan terdiri dari lima orang ke Palestina untuk membantu operasional Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, Palestina.
Dalam jumpa pers di kantornya di Jakarta, hari Senin (10/10/2023), Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad mengatakan serangan udara yang dilancarkan Israel ke target-target sipil di Gaza, telah ikut menimbulkan dampak pada Rumah Sakit Indonesia di Kota Bait Lahiya, di bagian utara Gaza.
Rumah sakit yang masih bertahan ini menerima korban secara bergelombang. Alhasil, Rumah Sakit Indonesia di Gaza ini kesulitan memberi pengobatan secara maksimal karena banyak dokter yang semakin kelelahan, dan semakin menipisnya persediaan obat dan kebutuhan medis.
“Memandang hal itu, maka MER-C memandang perlu untuk mengirimkan tim bedah dan tim bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina. Oleh sebab itu, dalam waktu yang sangat singkat kami akan berkoordinasi dengan pihak Kementerian Luar Negeri dan pihak KBRI di Kairo (Mesir) untuk bisa memfasilitasi tim medis dan tim bantuan kemanusiaan ke Gaza,” kata Sarbini.
Menurut Sarbini, tim tersebut akan dipimpin oleh orang yang sangat berpengalaman dan kerap pergi ke Gaza, yakni Faried Thalib. Bukan hanya memberikan bantuan kemanusiaan, MER-C juga akan mempersiapkan pembangunan poliklinik spesialis yang berada di samping Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
Relawan MER-C Tetap Tinggal di Gaza, Tak Ikut Evakuasi Kemlu
Berkaitan dengan rencana pemerintah untuk mengevakuasi sepuluh warga Indonesia keluar dari Gaza, Sarbini mengatakan tiga relawan MER-C akan tetap tinggal di Gaza. Dia menegaskan relawan MER-C di Gaza merupakan wakil dari rakyat Indonesia yang akan menjadi mata dan telinga dari rakyat Indonesia.
Dia menekankan relawan MER-C yang diminta tinggal di Gaza itu harus mampu menjaga keselamatan diri mereka sendiri. Jika situasi perang di Gaza makin memburuk, MER-C meminta relawannya untuk menetap di ruang bawah tanah Rumah Sakit Indonesia di Gaza karena menurut hukum internasional, rumah sakit tidak boleh menjadi target atau sasaran.
Pada kesempatan itu, Faried Thalib mengatakan tim yang dipimpin akan beranggotakan lima orang, yakni dokter ortopedi, dokter anestesi, dua insinyur, dan satu pembantu insinyur. Mereka akan tinggal di Gaza.
Mengingat tim ini belum bisa memasuki Gaza secara langsung saat ini, maka mereka akan terlebih dahulu menetap di Al Arisy, kota kecil di Mesir yang jaraknya paling dekat dengan Gaza.
Belajar dari pengalaman di Perang Gaza pada bulan Desember-Januari 2009, Faried mengatakan tim MER-C diperkirakan baru akan memasuki Gaza tiga hari menjelang gencatan senjata. “Biasanya gini, kita sampai di border, itu ada petugas dari Mesir, di balik itu ada petugas dari Gaza, mereka sudah menunggu. Itu mereka sudah punya link tersendiri,”jelas Farid.
Mengingat musim dingin akan mulai menyelimuti Gaza bulan November nanti, pakaian dingin dan selimut adalah barang yang paling dibutuhkan warga di Gaza, tambahnya.
“Kita mungkin akan diamanahkan lagi oleh masyarakat Indonesia untuk menyampaikan bantuan-bantuan yang saat ini dibutuhkan. Karena kalau kita lihat eskalasi sekarang ini akan panjang, tidak seperti kejadian-kejadian beberapa tahun lalu. Fokusnya adalah membantu apa yang dibutuhkan masyarakat Palestina, khususnya yang ada di Gaza saat ini,” ujarnya.
Ketua BKSAP DPR Terima Kunjungan Dubes Palestina Untuk Indonesia
Pada kesempatan terpisah, Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon menerima kunjungan Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun.
Dalam pertemuan itu, dia menjelaskan tentang perkembangan situasi Perang Gaza kepada Fadli yang didampingi oleh Ketua Grup Kerjasama Bilateral Indonesia-Palestina Syahrul Aidi Maazat, dan Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri Bagus Hendraning Kobarsyih.
Fadli menambahkan secara objektif, Israel selama ini secara sangat nyata dan jelas melanggar perjanjian-perjanjian internasional, resolusi-resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Bahkan hampir tiap tahun terjadi pelanggaran tersebut dengan menjarah tanah-tanah milik rakyat Palestina di berbagai kota, termasuk Yerusalem.
Mengutip data dari PBB, lanjutnya, Israel tahun ini saja telah membunuh lebih dari 300 warga Palestina secara tidak sah, teruatam korbannya warga sipil.
“Sehingga kalau kita melihat konteks apa yang sedang terjadi sekarang ini, sebenarnya merupakan suatu upaya bagi warga Palestina untuk mempertahankan diri mereka terhadap agresi yang dilakukan oleh Israel dan upaya untuk mempertahankan tanah dan rumah-rumah mereka yang dijarah oleh Israel,” tutur Fadli.
Palestina Apresiasi Bantuan dan Komitmen Kuat Indonesia
Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun, pemerintah dan rakyat Palestina mengapresiasi komitmen kuat Indonesia yang selalu mendukung perjuangan bangsa Palestina, mulai tingkat pemerintah hingga rakyatnya.
Dia menyebutkan agresi militer Israel bukan hal baru, karena setiap hari Israel telah menindas warga Palestina, merusak rumah dan sekolah, serta menangkapi warga tanpa alasan jelas, yang banyak diantaranya tidak pernah menjalani proses hukum. Zuhair menyerukan masyarakat internasional yang selama ini diam dan tidak bertindak untuk angkat suara dan melakukan tindakan konkrit guna membantu Palestina.
Zuhair menegaskan rakyat Palestina akan terus berjuang hingga memperoleh kemerdekaan, dengan Yerusalem sebagai ibu kota.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah