J5NEWSROOM.COM, Gaza – Pasukan Israel pada Minggu (15/10/2023) bersiap untuk melakukan serangan darat di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas ketika negara itu membalas serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayahnya. Sementara itu, Iran memperingatkan “konsekuensi luas” jika Israel tak menghentikan gempuran pengebomannya.
Israel bersumpah untuk memusnahkan kelompok militan Hamas sebagai pembalasan atas penyerbuan ke kota-kota Israel pada delapan hari lalu, yang merupakan serangan terburuk terhadap warga sipil dalam sejarah negara itu.
Israel menanggapinya dengan melakukan pengeboman secara membabi buta, aksi paling hebat yang pernah terjadi di Gaza dan menghancurkan sebagian besar infrastrukturnya. Akibatnya daerah kantong tersebut, rumah bagi 2,3 juta warga Palestina, berada di bawah pengepungan total Israel.
Hingga Minggu (15/10/2023) dini hari, serangan darat yang diharapkan belum dilancarkan.
Pihak berwenang Gaza mengatakan lebih dari 2.200 orang tewas, seperempat di antaranya anak-anak, dan hampir 10.000 orang terluka. Petugas penyelamat mati-matian mencari korban yang selamat dari serangan udara pada malam hari. Satu juta orang dilaporkan sudah mengungsi.
Pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga mengatakan kepada kelompok militan Lebanon Hizbullah untuk tidak memulai perang di front kedua, dan mengancam “penghancuran Lebanon” jika hal itu terjadi.
Misi Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan pada Sabtu (14/10/2023) malam bahwa jika “kejahatan perang dan genosida” Israel tidak segera dihentikan, “situasinya bisa menjadi tidak terkendali” dan mempunyai konsekuensi yang luas.
Baik Hamas dan Hizbullah didukung oleh Iran.
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran pada Sabtu (14/10/2023) di Qatar. Dalam pertemuan tersebut mereka membahas mengenai serangan kelompok Palestina di Israel “dan setuju untuk melanjutkan kerja sama” guna mencapai tujuan kelompok tersebut, kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin dunia lainnya memperingatkan agar tidak ada negara yang memperluas konflik. Dan organisasi internasional serta kelompok bantuan mendesak agar situasi di wilayah konflik agar tetap tenang dan mendesak Israel untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan disalurkan.
Di New York, Rusia meminta Dewan Keamanan PBB untuk melakukan pemungutan suara pada Senin (16/10) mengenai rancangan resolusi konflik Israel-Hamas yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan dan mengutuk kekerasan terhadap warga sipil dan semua tindakan terorisme.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah