Tahun 2026 Exxon Berencana Mulai Produksi Litium di Arkansas

Logo ExxonMobil terlihat di lantai Bursa Efek New York. (Foto: AP)

J5NEWSROOM.COM, Arkansas – ExxonMobil, Senin (13/11/2023), berencana mengumumkan rencana perusahaan untuk memulai produksi logam baterai kendaraan listrik (electricity vehicle/EV) di Arkansas pada 2026, menurut sebuah sumber.

Exxon berencana melakukan ekspansi ke sektor tersebut seiring dengan munculnya sejumlah teknologi baru untuk meningkatkan produksi global logam ultra ringan itu. Caranya yaitu dengan melakukan penyaringan dari endapan air garam yang ditemukan di seluruh dunia.

Exxon berhasil menemukan baterai litium-ion pada era 1970-an, tetapi memutuskan untuk tidak mengembangkannya. Namun, perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu berencana untuk mulai memproduksi setidaknya 10.000 metrik ton litium per tahun di Arkansas pada 2026. Exxon akan menggandeng Tetra Technologies sebagai mitranya dalam “Proyek Evergreen,” menurut sumber tersebut.

Produksi awal proyek itu diperkirakan setara dengan jumlah yang dibutuhkan untuk memproduksi 100.000 baterai EV.

Reuters melaporkan pada tahun ini bahwa Exxon sepakat untuk mengembangkan lebih dari 6.100 hektare lahan kaya litium di Arkansas bersama Tetra, yang memproduksi bahan kimia untuk pengolahan dan daur ulang air.

Exxon telah melakukan pengeboran sumur di Arkansas pada tahun ini untuk mempelajari Formasi Smackover yang luas, formasi geologi yang membentang dari Florida hingga Texas yang penuh dengan air garam kaya lithium dan bromin. Perusahaan juga melakukan uji coba terhadap teknologi ekstraksi lithium langsung (direct lithium extraction/DLE) yang belum teruji yang akan menjadi kunci untuk operasi komersial, menurut sumber.

Juru bicara Exxon enggan berkomentar. Perwakilan Tetra tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar.

Bagi Exxon dan perusahaan minyak lainnya, produksi litium menawarkan prospek penjualan produk baru dengan biaya tambahan yang relatif kecil. Darren Woods, CEO Exxon sejak 2017, mengatakan kepada investor dalam percakapan telepon pada 4 Oktober bahwa sektor litium “cukup menjanjikan.”

Dia juga berkata: “Kami melihat peluang untuk benar-benar memanfaatkan hal-hal yang kami kuasai.”

Exxon, seperti produsen bahan bakar fosil lainnya, menghadapi tekanan untuk mengurangi emisi karbon dari operasinya. Reuters melaporkan pada tahun ini bahwa pemegang saham Exxon, Engine No. 1, telah menekan perusahaan untuk menerapkan DLE.

Terpisah dari kemitraan Tetra, Exxon juga menguasai lebih dari 100,000 hektare lahan di Arkansas yang rencananya akan memulai produksi litium pada 2027, menurut sumber tersebut.

Exxon mengakuisisi areal tersebut pada tahun ini dari perusahaan swasta Galvanic Energy, menurut laporan Reuters.

Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah