J5NEWSROOM.COM, Batam – Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad menghadiri acara pelantikan pengurus Ikatan Keturunan Putra, Putri Piliang (IKP3) Kota Batam dan Milad ke 6 IKP3 Batam di Golden Prawn, Minggu (19/11/2023). Dalam sambutannya, Ansar Ahmad mengapresiasi kontribusi warga Minang di Kepri, khususnya di Batam, yang cukup besar dalam membangun daerah tersebut.
Gubernur Ansar menyebut Kepri sebagai provinsi yang sangat heterogen, dengan beragam suku, agama, adat istiadat, dan budaya. Namun, ia bersyukur bahwa Kepri hampir tidak pernah terjadi konflik horizontal antar masyarakat. Ia juga menyampaikan bahwa pada tahun 2022, pemerintah pusat menganugerahkan Kepri sebagai provinsi dengan angka moderasi beragama tertinggi di Indonesia.
“Semoga ini menjadi kekuatan untuk kami membangun Kepri ini ke depan lebih baik lagi,” ujar Ansar Ahmad.
Ansar Ahmad juga menekankan posisi strategis Kepri sebagai provinsi maritim terbesar di Indonesia setelah Papua berpisah menjadi beberapa provinsi. Kepri terdiri dari 2.408 pulau yang tersebar di Selat Karimata, Selat Sunda, Laut Natuna Utara, dengan 96 persen wilayahnya terdiri dari laut dan 4 persen daratan. Kepri juga memiliki 22 pulau terdepan perbatasan dengan negara ASEAN, terutama Vietnam dan Kamboja, serta beberapa pulau berbatasan dengan Singapura dan Malaysia, seperti Batam dan Bintan.
“Kepri ini memang provinsi yang posisinya sangat strategis, di Kepri ada kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas yang sering kita dengar FTZ, ada Kota Batam, Pulau Rempang Galang, Pulau Bintan, dan Kabupaten Karimun. Tujuan pemerintah untuk memacu percepatan investasi di Kepri, kita memiliki kawasan ekonomi khusus, sektor pendukung ekonomi terbesar di Kepri adalah sektor industri, hampir semua industri di ekspor, sektor pariwisata,” papar Ansar Ahmad.
Ia berharap Kepri bisa menjadi lumbung ekonomi karena Kepri cukup strategis dan ekonominya cukup baik. Ia juga mengajak masyarakat berbagai tempat dan provinsi, termasuk warga Minang, untuk bersama-sama membangun Kepri ke depan lebih baik lagi.
Editor: Agung