J5NEWSROOM.COM, Helsinki – Finlandia telah menutup seluruh perbatasannya sepanjang 1.340 kilometer dengan Rusia minggu ini dan menuduh Rusia mengirim pemohon suaka melintasi daerah hutan yang digambarkannya sebagai serangan hibrida serta ditujukan sebagai pembalasan atas keputusan Finlandia bergabung dengan NATO. Rusia membantah tuduhan itu.
Lebih dari sembilan ratus pemohon suaka berasal dari negara seperti Kenya, Maroko, Pakistan, Somalia, Suriah dan Yaman masuk ke Finlandia pada November, demikian menurut pengawal perbatasan Finlandia. Sebelumnya, lajunya kurang dari satu per hari.
Pada 24 November Finlandia telah menutup semua kecuali satu pelintasan perbatasan resminya. Pada Kamis pelintasan Raja-Jooseppi di dalam Lingkaran Arktik juga ditutup sehingga seluruh perbatasannya tertutup.
PM Finlandia Petteri Orpo mengatakan, “Ini terkait dengan campur tangan Rusia, dan kami tidak bisa menerimanya. Dalam hari-hari terakhir semakin jelas bahwa ini adalah sebuah kegiatan yang diorganisir dan bukan situasi darurat.”
Analis Charly Salonius Pasternak seorang pakar keamanan Finlandia mengatakan, “Ada wawancara-wawancara dengan migran yang mengatakan orang-orang ini diberi opsi: pergi ke medan perang di Ukraina atau naik bis atau truk militer dan dibawa ke Lingkaran Arktik atau lebih utara lagi, dan dipaksa membeli sepeda dan berusaha melintasi perbatasan. Jadi kegiatan ini sangat terstruktur, dan dilakukan oleh pejabat Rusia.”
Langkah Rusia ini merupakan balasan atas langkah Finlandia untuk bergabung dengan NATO menyusul invasi Rusia ke Ukraina, kata Salonius Pasternak.
Polandia telah menawarkan untuk mengirimkan penasihat militernya dan membantu Helsinki mengamankan perbatasannya, tetapi tawaran ini ditampik Finlandia.
Polandia juga menuduh Belarus mengirim ribuan pemohon suaka ke perbatasan pada 2021. Finlandia mengatakan perbatasannya akan ditutup paling sedikit selama dua minggu.
Estonia minggu ini mengatakan pihaknya juga siap menutup perbatasannya dengan Rusia kalau terjadi banjir migran dan memperingatkan warganya agar jangan melakukan perjalanan ke Rusia.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah