Emir Sang Penguasa Kuwait Wafat dalam Usia 86 Tahun

Emir Kuwait Sheikh Nawaf Al Ahmad Al Sabah berbicara pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, 21 September 2023. Beliau tutup usia pada Sabtu, 16 Desember 2023. (Foto: Craig Ruttle/AP Photo)

J5NEWSROOM.COM, Dubai – Emir Kuwait yang berkuasa, Sheikh Nawaf Al Ahmad Al Sabah, wafat pada Sabtu (16/12), dalam usia 86 tahun. Dia tutup usia setelah memerintah selama tiga tahun yang nyaris tak menarik perhatian karena fokus menyelesaikan sengketa politik domestik di negara mungil tapi kaya minyak itu.

Televisi Pemerintah Kuwait menghentikan program mengaji sebelum mengumumkan lelayu resmi.

“Dengan kesedihan dan duka mendalam, kami – rakyat Kuwait, negara-negara Arab dan Islam, dan masyarakat sahabat di dunia – berduka cita atas mendiang Yang Mulia emir, Syekh Nawaf Al Ahmad Al Jaber Al Sabah, yang berpulang ke Rahmatullah pada hari ini,” kata Sheikh Mohammed Abdullah Al Sabah, menteri di Istana Emiri, yang membacakan pernyataan.

Pihak berwenang tidak memberikan keterangan penyebab kematiannya.

Wakil penguasa Kuwait dan adik tiri, Sheikh Meshal Al Ahmad Al Jaber, yang sekarang berusia 83 tahun, adalah putra mahkota tertua di dunia. Kantor berita pemerintah, KUNA, mengatakan bahwa Sheikh Meshal, yang sudah lama memimpin dinas keamanan negara, telah diangkat menjadi emir pada Sabtu (16/12) sore dan sekarang menjadi salah satu pemimpin negara Arab terakhir yang berusia delapan puluhan.

Pada akhir November, Sheikh Nawaf dilarikan ke rumah sakit karena penyakit yang tidak dijelaskan secara spesifik. Sejak saat itu, Kuwait menunggu kabar mengenai kesehatannya. Kantor berita pemerintah sebelumnya melaporkan dia melawat ke Amerika Serikat untuk pemeriksaan medis yang tidak dijelaskan terperinci pada Maret 2021.

Kesehatan para pemimpin Kuwait masih menjadi masalah sensitif di negara Timur Tengah yang berbatasan dengan Irak dan Arab Saudi.

Sheikh Nawaf dilantik menjadi emir pada 2020 di tengah pandemi virus corona menyusul kematian pendahulunya, Sheikh Sabah Al Ahmad Al Sabah. Kedukaan mendalam atas wafatnya Sheikh Sabah, yang dikenal dengan keahlian diplomasi dan pencipta perdamaian, dirasakan di seluruh penjuru wilayah itu.

Sheikh Nawaf sebelumnya menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri dan Pertahanan Kuwait. Karier politiknya jatuh-bangun meski dia menjadi bagian keluarga penguasa Al Sabah. Sebagai menteri pertahanan, Sheikh Nawaf menyaksikan kejatuhan pasukannya saat diktator Irak, Saddam Hussein, menginvasi negaranya pada Agustus 1990. Dia menghadapi kritik meluas atas keputusannya selama perang.

Sahabat Sejati AS

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan dia sedih dengan meninggalnya Sheikh Nawaf.

“Sheikh Nawaf adalah mitra yang berharga dan teman sejati Amerika Serikat selama puluhan tahun pengabdiannya,” kata Biden dalam pernyataannya.

“Kami menghormati kehidupannya dan visi yang kami miliki bersama untuk perdamaian dan stabilitas yang lebih besar di Timur Tengah,” kata Biden. “Kami akan terus memperkuat ikatan yang sudah terjalin lama antara pemerintah dan rakyat Amerika Serikat dan Kuwait seiring kita mengejar masa depan bersama.”

Kuwait, dengan jumlah penduduk sekitar 4,2 juta jiwa, memiliki luas wilayah yang sedikit lebih kecil dari pada negara bagian New Jersey. Namun, Kuwait memiliki cadangan minyak bumi terbesar keenam di dunia.

Negara itu telah menjadi sekutu setia AS sejak Perang Teluk pada 1991. Di Kuwait, saat ini, terdapat 13.500 tentara Amerika dan markas Angkatan Darat AS di Timur Tengah

Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah