Kebebasan Pers AS 2023 Hadapi Ujian Penggerebekan Surat Kabar

FILE – Lebih sedikit jurnalis yang ditangkap di AS pada tahun 2023 dibandingkan beberapa tahun terakhir. Namun pelanggaran lain seperti penggerebekan polisi di Marion County Record dan rumah penerbit Eric Meyer di Kansas, menunjukkan Amandemen Pertama masih menghadapi serangan.

J5NEWSROOM.COM, Washington – Amerika Serikat memiliki fondasi kebebasan pers yang kuat, yang tercantum dalam Amandemen Pertama Konstitusi AS. Akan tetapi, pada tahun 2023, batasan-batasan kebebasan tersebut diuji, dengan terjadinya penggerebekan, penggeledahan serta surat panggilan pengadilan terhadap sejumlah media – seringkali media lokal – yang dianggap sejumlah pegiat menyulitkan kerja-kerja pers.

Penggerebekan ke sebuah kantor surat kabar kota kecil di Kansas pada musim panas lalu menarik perhatian dunia. Video rekaman menunjukkan polisi menyita peralatan dan sejumlah materi di kantor Marion County Record dan kediaman salah satu pemilik surat kabar tersebut, Joan Meyer.
Akibatnya, kepala kepolisian kota Marion diberhentikan sementara dan kemudian mengundurkan diri.

Para pengamat menyebut tindakan polisi dalam peristiwa itu sebagai salah satu pelanggaran kebebasan pers paling mengerikan di AS pada tahun 2023.

Gabe Rottman dari Komite Reporter untuk Kebebasan Pers mengatakan, kasus itu menggarisbawahi pentingnya kebebasan pers. “Penting bagi penegak hukum dan pejabat pemerintah lainnya di seluruh negeri untuk memahami peran pers, pentingnya pers sebagai pemantau, sebagai pengawas pemerintahan,” sebutnya.

Bagi pegawai surat kabar Marion County Record, perlawanan merupakan keniscayaan. Eric Meyer adalah penerbit sekaligus salah satu pemilik surat kabar tersebut. “Ada juga banyak orang yang mudah terintimidasi dan mereka perlu memahami bahwa mereka tidak boleh begitu saja menerimanya, dan bahwa ada orang-orang di luar sana yang akan mendukung mereka,” jelasnya.

Situs web The U.S. Press Freedom Tracker mencatat berbagai pelanggaran kebebasan pers di AS dari markas mereka di Brooklyn, New York. Kristin McCudden adalah redaktur pelaksana situs tersebut. “Kebebasan pers berdampak langsung pada kita semua. Kita semua adalah warga negara dan penerima informasi, dan informasi yang diberitakan secara jujur, tanpa takut diintimidasi, memengaruhi kita semua,” jelasnya.

McCudden melihat tren lain yang mengkhawatirkan, termasuk pengekangan dalam bentuk perintah pembungkaman. Situsnya telah mencatat sedikitnya 10 kasus perintah pembungkaman, termasuk di negara bagian Alabama, Missouri dan North Carolina pada tahun 2023. “Tahun 2023 menunjukkan kepada kita bahwa wartawan dan jurnalisme masih berada di bawah ancaman di Amerika Serikat,” imbuhnya.

Rottman mencontohkan kasus reporter AS Catherine Herridge, yang dapat dianggap melakukan penghinaan terhadap pengadilan jika dia tidak mengungkap narasumbernya dalam rangkaian liputan investigasinya pada tahun 2017. “Kasus itu adalah gambaran nyata perlunya undang-undang perlindungan (saksi) federal,” sebut Rottman.

Undang-undang perlindungan saksi dapat melindungi wartawan dari paksaan untuk mengungkap informasi, termasuk nama narasumber.

Di Nevada, undang-undang perlindungan saksi negara bagian itu membantu surat kabar Las Vegas Review-Journal memenangkan sebuah kasus penting.

Pada Oktober lalu, Mahkamah Agung negara bagian Nevada memutuskan bahwa perangkat milik Jeff German, reporter Las Vegas Review-Journal yang ditikam hingga tewas pada 2022, dilindungi dari penggeledahan polisi yang tidak sah. “Penting juga untuk memastikan bahwa pekerjaan sang jurnalis dapat dilanjutkan dengan menjaga kerahasiaan sumber mereka,” lanjutnya.

Menjelang pemilihan presiden AS tahun depan, McCudden mengatakan situs Tracker-nya akan terus mencermati ancaman terhadap Amandemen Pertama Konstitusi AS.

Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah