Menhan Blinken Kunjungi Timur Tengah Lagi, Tahan Krisis Tak Meluas

Menteri Luar Negeri Yunani George Gerapetritis (kiri) menyambut Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken saat dia tiba di Pulau Kreta, Yunani, Sabtu, 6 Januari 2024. (Foto: Evelyn Hockstein/Pool via AP)

J5NEWSROOM.COM, Yunani – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken pada Sabtu (6/1) bertemu dengan para pemimpin Turki dan Yunani pada awal lawatan diplomatiknya di Timur Tengah. Dalam kunjungannya, Blinken berharap bisa meredam ketegangan di kawasan itu dan mencegah agar perang Israel dengan Hamas tidak meluas ke wilayah lain.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengatakan “Dalam pertemuannya dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Blinken menekankan pentingnya membatasi konflik, membebaskan para sandera, memperluas bantuan kemanusiaan, antara lain meningkat jumlah truk-truk yang diizinkan masuk ke Gaza untuk mengirim makanan, air, obat-obatan dan barang-barang komersial dan menurunkan korban-korban warga sipil.”

Erdogan adalah pengkritik keras aksi-aksi militer Israel di Gaza.

Diplomat senior AS itu menekankan perlunya upaya untuk mencapai rencana perdamaian yang menjamin keamanan Israel sekaligus mendorong pembentukan negara Palestina.

Rencana pascaperang

Blinken juga berharap bisa membuat kemajuan dalam pembicaraan mengenai tata pemerintahan Gaza dan potensi keamanan jika dan ketika Israel mencapai tujuannya untuk memberantas Hamas.

Para pejabat AS mengatakan Blinken juga diperkirakan akan membahas dengan Turki mengenai partisipasi negara itu dalam upaya rekonstruksi Gaza.

Kunjungan Blinken ke Timur Tengah untuk keempat kalinya sejak 7 Oktober berlangsung ketika perang Israel dengan para militan Hamas mendekati tiga bulan. AS, Inggris, Uni Eropa dan sejumlah negara lainnya mengkategorikan Hamas sebagai organisasi teroris.

Berikutnya, Menlu AS akan mengunjungi Yordania, Qatar, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Israel, Tepi Barat dan Mesir untuk pertemuan dengan mitra-mitra asing dan para pejabat lainnya.

Israel memulai serangan militer untuk memberantas Hamas setelah para kombatan Hamas menerobos masuk dan menyerang selatan Israel pada 7 Oktober. Israel mengatakan sekitar 1.200 orang terbunuh dan sekitar 24 orang disandera dalam serangan teror itu. Para pejabat kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 22 ribu orang Palestina telah terkonfirmasi tewas dalam serangan militer Israel di Jalur Gaza. Korban tewas kebanyakan adalah perempuan dan anak-anak.

AS telah menentang upaya mengeluarkan rakyat Palestina dari Gaza secara paksa. AS juga sedang mengupayakan peta jalan pascaperang bagi wilayah-wilayah Palestina.

“Gaza tidak bisa, sekali lagi, berfungsi sebagai landasan peluncuran serangan teroris terhadap Israel,” juru bicara Deplu AS, Miller, kepada VOA, Rabu (3/1).

“Yang pada akhirnya ingin kami lihat adalah Gaza dan Tepi Barat bersatu kembali di bawah kepemimpinan Palestina. Tentu saja Hamas tidak punya peran dalam hal itu.”

Amos Hochstein, penasihat senior Presiden AS Joe Biden, juga akan mengunjungi Israel untuk berupaya meredakan ketegangan antara Israel dan Hizbullah.

Departemen Luar Negeri mengatakan AS masih “sangat khawatir” mengenai risiko konflik menyebar ke front lain ketika Israel dan Hizbullah saling baku tembak di perbatasan Lebanon, ketegangan di Tepi Barat meningkat, dan kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman melanjutkan serangan terhadap jalur pelayaran Laut Merah. Kelompok Houthi telah bersumpah untuk tidak berhenti sampai Israel berhenti membombardir Gaza.

Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah