Oleh Nai Ummu Maryam
MUSLIMAH adalah seorang wanita yang beragama Islam yang hakikatnya makhluk ciptaan Allah SWT. Tugasnya, beribadah dan wajib atasnya terikat hukum syara’. Dari rahim seorang muslimah akan terlahir generasi yang akan melanjutkan estafet peradaban.
Jika seorang muslimah tersebut baik (agama, ilmu pengetahuan dan adabnya) maka baiklah peradaban generasi mendatang. Sebaliknya, jika muslimah tersebut buruk (agama, ilmu pengetahuan dan adabnya) maka peradaban mendatang akan mengalami kemunduran.
Permasalahan muslimah dan generasi saat ini cukup banyak, mulai dari kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak, perceraian meningkat, pelecehan seksual, kesulitan ekonomi, hingga penggusuran lahan.
Bicara Fakta dan Data
Ironis! Fakta muslimah hari ini sungguh memprihatinkan, kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak terus meningkat. Menurut data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mencatat lebih dari 21.000 kasus perempuan dan anak menjadi korban kekerasan di Indonesia sepanjang 2023.
Kasus perceraian juga meningkat. Contohnya untuk wilayah Batam, merujuk data Pengadilan Agama Batam mencatat selama tahun 2023, telah menerima sebanyak 2.106 perkara perceraian. Mirisnya dalam 5 tahun terakhir perceraian di Batam selalu mengalami peningkatan.
Diperparah dengan meningkatnya kasus pelecehan seksual yang terkadang pelakunya adalah kerabat terdekat bahkan anggota keluarga sendiri.
Kesulitan ekonomi pun dirasakan, sehingga mengharuskan para muslimah bekerja demi membantu keuangan keluarga, yang fitrahnya menjadi tulang rusuk, kini berubah menjadi tulang punggung.
Akar Masalahnya
Disadari atau tidak permasalahan yang muncul, yang menimpa muslimah dan generasi salah satunya karena kita jauh dari syariat Islam (sekularisme). Kita berpikir, bahwa Islam hanya mengatur permasalahan ibadah saja. Ternyata tidaklah sesempit itu.
Islam adalah agama yang sempurna yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Mengatur tentang bagaimana ilmu pernikahan atau berumah tangga, cara mendidik generasi, cara bergaul, menutup aurat, menjaga pandangan, melarang perzinaan, hingga tata kelola kepemilikan lahan dan sumber daya alam pun telah di atur di dalam Islam secara sempurna.
Dan yang lebih parah, faktor terjadinya permasalahan muslimah dan generasi hari ini karena tercerabutnya fungsi dan peran muslimah sebagai ibu.
Berbagai kekerasan hingga pelecehan seksual terhadap perempuan dan generasi ini salah satu penyebabnya hilangnya fungsi ibu secara perlahan. Para muslimah telah disibukan dengan pekerjaan di luar rumah, sehingga peran utamanya sebagai ‘madrasatul ula’, yakni sebagai guru pertama yang mendidik anak-anaknya makin tergerus. Para ibu disibukkan untuk membantu perekonomian keluarga atau sekadar popularitas menjadi seorang wanita karir.
Islam Punya Solusi
Keterpurukan ini harus memiliki jalan keluar atau solusi. Kita wajib merefleksi diri apa yang menyebabkan permasalahan umat hari ini begitu kompleks. Ibarat fungsi sebuah cermin yang menunjukkan di mana letak kekurangannya.
Sekularisme dan ekonomi kapitalisme tanpa disadari melahirkan berbagai kebijakannya yang hanya berfokus pada urusan materi belaka dan ‘menomor terakhirkan’ urusan agama.
Seperti kasus penggusuran lahan, tentunya fakta ini berdampak terhadap perampasan ruang gerak perempuan dan anak-anak, karena kehidupannya menjadi sulit dan terhambat. Begitupun dengan kesulitan ekonomi, di mana kebutuhan biaya hidup makin mahal, biaya pendidikan, dan kesehatan juga ikut melambung tinggi.
Maka solusi terbaik dari permasalahan ini adalah keluar dari sistem sekularisme – kapitalisme (dengan ekonominya) menuju sistem Islam. Salah satu caranya dengan dakwah. Yakni sebuah aktivitas yang menyadarkan umat, bahwa kita wajib berhukum kepada hukum Allah dan bukan buatan manusia.
Artinya: “Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”
(QS Al-Maidah: 50).
Ada 3 pilar pendukung agar sistem Islam dapat diterapkan di tengah-tengah umat. Di antaranya, individu yang bertakwa, masyarakat yang salih yang menyibukkan dirinya dengan kebaikan dan melakukan amar ma’ruf nahi mungkar serta peran negara yang menerapkan aturan dan hukum-hukum yang bersumber dari Allah yakni Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Negara memiliki peran vital untuk melanjutkan kehidupan Islam. Contohnya adanya larangan zina, kewajiban menutup aurat, mengontrol akses tontonan, menerapkan sistem ekonomi Islam yang jauh dari riba dan monopoli pasar, membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya bagi para kaum laki-laki (khususnya kepala rumah tangga), menggaji karyawan dengan layak, serta pengelolaan lahan dan sumber daya alam yang adil dan tidak berpihak kepada pemilik modal.
Ketika Islam diterapkan secara sempurna, maka permasalahan terkait muslimah, generasi, ekonomi, kepemilikan lahan dan sumber daya alam, akan mudah diselesaikan dengan bijaksana dan adil tanpa ada yang terzalimi.
Sejatinya sistem Islam akan bisa terwujud ketika adanya perjuangan dan 3 pilar pendukung yakni individu yang bertakwa, masyarakat yang berdakwah, hingga negara yang siap menerapkan Islam secara totalitas.
Siapkah kamu memperjuangkan kembali agar Islam dijadikan solusi demi kehidupan yang lebih berkah?
Wallahua’alam.
Penulis adalah pemerhati masalah sosial bermestautin di Batam