Rekor Tahun 2023: Airbus Catat 2.094 Pesanan Pesawat dan 735 Jet Terkirim

Sayap ekor vertikal pesawat Airbus A350 terlihat di fasilitas perakitan Airbus di kota Toulouse, Prancis barat daya. (foto: dok/VOA)

J5NEWSROOM.COM, Prancis – Produsen pesawat di Eropa, Airbus, mengatakan pada Kamis (11/1/2024) bahwa mereka menerima bersih 2.094 pesanan pesawat tahun lalu, sebuah rekor bagi grup tersebut.

Hal Ini terjadi sementara maskapai penerbangan bersiap menghadapi pertumbuhan lebih lanjut penumpang global, dan memilih pesawat yang lebih hemat bahan bakar.

Perusahaan juga mengatakan bahwa meskipun terus menghadapi masalah rantai pasokan, mereka mengirimkan 735 jet ke para pemesan tahun lalu, melampaui target mereka sendiri yaitu 720 pengiriman.

Pesanan baru ini memecahkan rekor Airbus sebelumnya pada 2013, sebanyak 1.503 pesawat. Perusahaan itu terus menuai kesuksesan dari keluarga A320 yang populer, untuk penerbangan jarak pendek dan A350 untuk rute jarak jauh.

“Kami awalnya mengantisipasi pemulihan sektor penerbangan pada periode 2023-2025, namun pada tahun 2023 kami mendapati, bersamaan dengan pasar pesawat berlorong tunggal, pesawat berbadan lebar kembali populer jauh lebih cepat dari perkiraan, dan dengan penuh semangat,” kata kepala komersial AirBus, Christian Scherer dalam sebuah pernyataan menyikapi situasi pasca pandemi Covid-19.

Kontrak-kontrak besar diperoleh dari berbagai maskapai penerbangan. IndiGo, maskapai berbiaya murah dari India, memesan 500 A320, pesanan penerbangan sipil terbesar dalam sejarah. Sedangkan Air India memesan 250 pesawat, dan Turkish Airlines, 230 pesawat.

“Kami belum pernah menjual pesawat A320 atau A350 sebanyak itu pada tahun-tahun sebelumnya. Tren perjalanan telah kembali dan ada momentum yang serius,” katanya.

Pesanan keseluruhan perusahaan itu mencapai 8.598 pesawat pada akhir tahun lalu.

Airbus telah memulai pengembangan penerus keluarga A320 yang popular pada paruh kedua tahun 2030-an, dan berencana meluncurkan pesawat bertenaga hidrogen, yang tidak mengeluarkan CO2, menjelang tahun 2035.

Kinerja tersebut melampaui pesaingnya dari AS, Boeing, yang kembali menghadapi sorotan terhadap jet barunya 737 MAX, setelah muncul ketakutan terkait insiden pada pesawat Alaska Airlines pekan lalu, di mana panel badan pesawat lepas di tengah penerbangan sehingga memaksa pesawat melakukan pendaratan darurat.

Boeing juga mengalami peningkatan pesanan bersih tahun lalu, menjadi 1.314 pesawat, terutama untuk 737 MAX dan juga untuk pesawat jarak jauh 787.

Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah