J5NEWSROOM.COM, Jakarta – Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana mendorong Direktorat Polisi Air dan Udara (Ditpolairud) Polda Metro Jaya untuk dapat meyakinkan masyarakat bahwa mereka berkomitmen melindungi keamanan perairan dan udara dengan strategi yang terkini dan teknologi yang canggih.
Dengan pendekatan yang holistik ini, mereka berharap dapat menjawab tantangan disrupsi sosial secara lebih proaktif dan efisien di era polisi modern 4.0.
Kiprah produktif silaturahim serta Sharing Komunikasi dan Motivasi Dr Aqua Dwipayana selama keberadaannya di ibu kota negara Jakarta terus berlanjut. Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) pusat itu memberikan paparan di lingkungan Ditpolairud Polda Metro Jaya.
Pada Rabu (17/1/2024), pria dengan jejaring pertemanan sangat luas tersebut menyampaikan materi bertajuk “Strategi Komunikasi Ditpolairud Polda Metro Jaya dan Optimalisasi Kinerja Polisi Modern 4.0 di Tengah Tantangan Disrupsi Sosial”.
Saat kegiatan yang digelar di Lapangan Apel Mako Ditpolairud Polda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman 55, Jakarta itu, doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran ini akan berbicara di hadapan sekitar 200 personel Ditpolairud Polda Metro Jaya berpangkat Bharada sampai Kombes Pol.
Dalam pernyataan menjelang sesi sharing, Dr Aqua Dwipayana menekankan bahwa strategi komunikasi dan optimalisasi kinerja Ditpolairud Polda Metro Jaya dalam menghadapi tantangan disrupsi sosial dapat melibatkan beberapa pendekatan dan strategi yang terintegrasi. Juga membentuk tim yang khusus menangani ini. Dalam konteks polisi modern 4.0, penerapan teknologi dan inovasi bisa menjadi kunci untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas tugas kepolisian.
Pria yang menempuh studi S1, S2, dan S3 linier di bidang Komunikasi ini mengatakan pembentukan tim ini diarahkan untuk secara khusus memantau dan merespons isu-isu darurat atau disrupsi sosial di media sosial.
“Strategi lain adalah melakukan kampanye edukasi terkait aturan hukum, keamanan, dan peran Ditpolairud dalam menjaga keamanan perairan dan udara. Menggunakan berbagai media untuk mencapai berbagai lapisan masyarakat,” ucap penulis buku super best seller Trilogi The Power of Silaturahim ini.
Dalam kaitan dengan optimalisasi kinerja polisi modern 4.0, upaya atau strategi yang dilakukan, menurut pria santun dan murah senyum ini, harus terkait dengan implementasi teknologi terkini.
“Di dalamnya mencakup memanfaatkan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), analisis data, dan IoT untuk memonitor dan mengatasi potensi gangguan sosial. Juga, penerapan sistem pemantauan maritim dan udara yang canggih,” kata Dr Aqua Dwipayana menegaskan.
Pelatihan dan pengembangan personal menurut pria yang hobi silaturahim ini, juga tak kalah penting. Hal itu dilakukan dengan memberikan pelatihan terkini kepada personel Ditpolairud dalam menggunakan teknologi baru dan mendorong budaya pembelajaran berkelanjutan untuk mengikuti perkembangan teknologi.
Berkerjasama dengan lembaga pemerintah, swasta, dan lembaga nirlaba untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi dan mendukung keamanan maritim dan udara.
“Menggunakan analitika prediktif untuk mengidentifikasi pola dan tren yang dapat mengarah pada disrupsi sosial, membuat kebijakan dan strategi berdasarkan hasil analisis data merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan,” ucap pembicara laris yang telah memotivasi lebih dari sejuta orang baik di Indonesiia maupun di puluhan negara ini.
Pada akhirnya, lebih jauh disampaikan Dr Aqua Dwipayana, penegakan hukum yang responsif merupakan inti dari semua strategi yang dilakukan. Beberapa aspek terkait adalah menyusun protokol respons cepat untuk menangani insiden disrupsi sosial. Membangun koordinasi yang baik dengan aparat keamanan lainnya untuk penanganan bersama.
“Dengan mengintegrasikan strategi komunikasi yang efektif dan teknologi canggih dalam operasional, Ditpolairud Polda Metro Jaya dapat meningkatkan kinerja mereka dalam menghadapi tantangan disrupsi sosial di era polisi modern 4.0,” ucap Dr Aqua Dwipayana.
Gerak Cepat Siapkan Data
Kehadiran Dr Aqua Dwipayana untuk menyampaikan Sharing Komunikasi dan Motivasi memenuhi undangan Direktur Polairud Polda Metro Jaya Kombes Pol Joko Sadono. Hal itu disampaikan langsung oleh bapak satu anak tersebut.
Senin siang (15/1/2024) Dr Aqua Dwipayana silaturahim Joko di kantornya. Meski baru pertama kali ketemu, mereka ngobrolnya akrab.
Joko yang didampingi Kasubbag Renmin Ditpolairud Polda Metro Jaya AKP Arhansyah menjamu Dr Aqua Dwipayana makan siang. Saat itu disampaikan undangan untuk memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi.
Setelah melihat keluangan waktu Dr Aqua Dwipayana dan aktivitas di Ditpolairud Polda Metro Jaya, mereka sepakat pelaksanaan Sharing Komunikasi dan Motivasinya Rabu pagi. Seusai para anggota melaksanakan apel.
Joko menugaskan Edy untuk menyiapkan acaranya. Pria yang berasal dari Palembang itu gerak cepat. Menyiapkan semua data yang dibutuhkan untuk materi presentasi Dr Aqua Dwipayana. Hari itu juga seluruh kebutuhan tersebut terpenuhi.
“Luar biasa Mas Joko dan tim. Sangat serius menyiapkan acara Sharing Komunikasi dan Motivasi. Hanya hitungan jam semua data yang saya butuhkan sudah terpenuhi,” ucap Dr Aqua Dwipayana dengan nada puas.
Seusai menyampaikan Sharing Komunikasi dan Motivasi Dr Aqua Dwipayana langsung ke Medan. Sudah ada sejumlah agenda yang menunggunya di sana.
“Terima kasih banyak Pak Aqua untuk kesediaan bapak memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi kepada jajaran saya. Semua yang Pak Aqua sampaikan pasti bermanfaat buat mereka,” ujar Joko.
Pelindung, Pengayom, dan Pelayan Masyarakat
Visi:
Terwujudnya Sosok Polairud Polri sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat, serta penegak hukum yang profesional dan proporsional serta dipercaya masyarakat.
Misi:
Membangun SDM yang berkualitas dan profesional;
Menjaga Stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat; dan
Melaksanakan penegakan Hukum yang berkualitas kepada seluruh lapisan
masyarakat pesisir DKI Jakarta.
Pimpinan: Kombes Joko Sadono S.H., S.I.K., M.H., M.Han (Dirpolairud Polda Metro Jaya).
Nilai-Nilai yang selalu ditekankan pimpinan:
Integritas: Menekankan pentingnya kejujuran, etika kerja yang tinggi, dan konsistensi dalam perilaku.
Kerjasama: Mendorong kinerja personel yang baik, kolaborasi antar instansi terkait atau satuan kerja, serta dukungan terhadap sesama anggota personel.
Tanggung Jawab: Mengutamakan tanggung jawab terhadap pekerjaan, keputusan, dan tindakan yang diambil personel Ditpolairud.
Disiplin ini sangat penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang efisien, produktif, dan profesional, serta membangun reputasi baik bagi personel maupun instansi.
Sekilas Korpolairud
Saat masa revolusi kemerdekaan, pemerintah berupaya untuk membentuk Polisi Perairan pada tahun 1948 di Pelabuhan Tuban, Jawa Timur. Namun, usaha tersebut gagal dikarenakan adanya Agresi Militer Belanda II akhir tahun 1948 dan mendaratnya kembali Belanda di Pantai Glondong, Tuban.
Oleh karena itu, pembentukan Polisi Perairan bisa dilaksanakan pada tahun 1950, setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia melalui Konferensi Meja Bundar pada tahun 1949 di Den Haag, Belanda.
Pada 1961 dengan adanya UU No. 13 tahun 1961 tentang UU Pokok Kepolisian Negara, maka struktur organisasi Polri secara otomatis berubah. Oleh karena itu, Dinas Perairan dan Udara berubah menjadi Korps Airud yang berada dibawah Asisten I Menteri KKN bedasarkan Peraturan Menteri KKN No.7/Prt/M.K./1961 tanggal 31 Desember 1961 tentang susunan Departemen Kepolisian (DEPAK) dan Skep Menteri KKN No.Pol. 14/7/62/M.K.K.N tanggal 16 Januari 1962 tentang penunjukan para pejabat utama di lingkungan DEPAK, termasuk Korps Airud dengan ditunjuknya KBP R. Hartono sebagai Panglima Korps Airud sesuai dengan Skep yang dimaksud.
Pada tahun1965, Korps Airud mengalami perubahan kembali menjadi Direktorat Perairan dan Udara yang dipimpin oleh seorang Direktur berdasarkan Skep MEN/PANGAK No.Pol. 11/SK/MK/1964 tanggal 25 Oktober 1964 tentang perubahan struktur organisasi DEPAK. Namun, hanya berlangsung selama setahun dan kembali menjadi Korps Airud.
Pada 1976, terjadilah reorganisasi Polri bedasarkan SK Menhankam No.15/1976 pada 1976. SK tersebut berdampak pada organisasi Korps Airud sehingga, Korps Airud dilikuidasi pada tahun 1977 bedasarkan Skep Kapolri No. Skep/53/VII/1977, No.Skep/54/VII/1977, dan No. Skep/55/VII/1977.
Pada masa reformasi melalui TAP MPR No: TAP/VI/MPR/2000 tentang pemisahan TNI dan Polri dan TAP/VII/MPR/2000 tentang peran TNI dan Polri, Dengan adanya pemisahan Polri dari ABRI sejak saat itu juga melakukan reorganisasi di dalam tubuh Polri terutama Dit Samapta Polri dan Subdit-subditnya.
Sehingga pada 2000, Subdit Polair dan Subdit Poludara kembali dipersatukan menjadi Direktorat Polairud yang dipimpin oleh Brigjen Pol Drs F. X. Soemardi SH. kemudian, Kapolri mengeluarkan SK No. Skep/9/V/2001 tanggal 25 Mei 2001 yang mengatur bahwa Dit Polairud dibawah koordinasi Deops Kapolri yang membawahi Subdit Polair dan Subdit Poludara.
Pada 2017, berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 5 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia, kembali Ditpolair dan Ditpoludara mengalami perubahan organisasi, yang semula dibawah langsung Baharkam Polri sekarang menjadi di bawah Korpolairud (Korps Kepolisian Perairan dan Udara) Baharkam Polri.
Korpolairud Baharkam Polri merupakan unsur pelaksana utama yang berada di bawah Kabaharkam Polri yang dipimpin oleh Kakorpolairud dan bertanggung jawab kepada Kabaharkam Polri, serta membawahi dua Direktorat yaitu Direktorat Kepolisian Perairan dan Direktorat Kepolisian Udara.
Editor: Agung