J5NEWSROOM.COM, Doha – Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, pada Selasa (6/2), mengatakan bahwa pemimpin militan Hamas telah menanggapi sebuah proposal pertukaran sandera yang berujung pada jeda pertempuran di Gaza. Ia mengatakan bahwa AS tengah mempelajari respons Hamas secara cermat dan akan membahasnya dengan Israel pada Rabu (7/2).
Dalam konferensi pers di Doha, Blinken mengatakan kepada para wartawan bahwa respons Hamas terhadap proposal tersebut telah dibagikan kepada Israel. Di Washington, Presiden Joe Biden menggambarkan respons kelompok militan tersebut “sedikit berlebihan” dan menambahkan bahwa proses negosiasi terus berjalan.
Di Doha, Blinken mengatakan, “Kami akan bekerja sekeras yang kami bisa untuk mencapai kesepakatan sehingga kita bisa melangkah ke depan tidak hanya dengan kesepakatan yang baru namun kesepakatan yang lebih luas terkait sandera dan semua keuntungan yang datang bersama kesepakatan tersebut.”
Diplomat tertinggi Amerika Serikat itu menggelar pembicaraan dengan pemimpin Mesir dan Qatar pada Selasa di tengah seruan agar tercapainya gencatan senjata sementara yang baru di Gaza, dan peningkatan bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina.
AS, Mesir dan Qatar membantu menyusun draf proposal gencatan senjata itu yang kini sedang dipertimbangkan, yang akan mencakup sebuah jeda dalam pertempuran selama beberapa minggu dan pembebasan sandera yang kini ditahan Hamas di Gaza.
Blinken mengadakan pembicaraan dengan emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, dan Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani.
Al-Thani mengatakan kepada wartawan bahwa, “Kami telah mendapatkan jawaban dari Hamas terkait kerangka umum dari kesepakatan yang disusun, yang berhubungan dengan para sandera. Jawaban tersebut mencakup sejumlah komentar, namun secara umum, responsnya positif.”
Perdana Menteri Qatar optimis akan kesepakatan yang tengah dibuat dan mengatakan bahwa ia berharap kesepakatan itu akan disetujui “sesegera mungkin,” namun menolak berkomentar lebih jauh tentang detail kesepakatan tersebut mengingat sensitivitas isi di dalamnya.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Agung