J5NEWSROOM.COM, Jakarta – Bagaimana berkomunikasi secara efektif sebagai tim, terutama dalam situasi darurat atau misi khusus, harus menjadi bagian dari pelatihan kepada setiap personel Korps Kepolisian Air dan Udara Badan Pemeliharaan Keamanan Kepolisian Republik Indonesia (Korpolairud Baharkam Polri) dalam bersentuhan dengan lingkungan sosial.
Demikian juga, penekanan tentang keberagaman budaya yang mungkin mereka hadapi dalam menjalankan tugas dapat semakin mengasah sensitivitas sosial terhadap perbedaan budaya dalam proses komunikasi dari setiap personel.
Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana mengungkapkan hal itu menjelang memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi kepada para personil Korpolairud Baharkam Polri.
Dr Aqua Dwipayana kembali mendatangi markas Korpolairud Baharkam Polri di Jalan R. E. Martadinata No. I/1 Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin 5 Februari 2024. Setelah sebelumnya pada Selasa 16 Januari 2024 ke sana untuk tujuan yang sama.
Doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran tersebut kembali akan memberikan suntikan motivasi dan memperkuat kompetensi komunikasi ratusan personel Korpolairud Baharkam Polri. Komandannya Irjen Pol Mohammad Yasin Kosasih yang mengundang Dr Aqua Dwipayana untuk memotivasi sekitar 8.000 personelnya yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia.
Pria yang menjalani studi linier sejak S1, S2, dan S3 di bidang Komunikasi tersebut dijadwalkan menyampaikan Sharing Komunikasi dan Motivasi bertajuk “Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Personel Korpolairud Baharkam Polri Untuk Mengoptimalkan Pelaksanaan Tugas”.
Sebelumnya pada pertengahan Januari 2024 lalu, pria dengan jejaring pertemanan sangat luas tersebut melakukan hal serupa di tempat yang sama. Dewan Pakar Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi (ISKI) Pusat itu bahkan juga menjalankan program serupa berkeliling Nusantara ke-34 provinsi untuk memotivasi semua personel Ditpolairud di Indonesia.
Korpolairud adalah satuan di Polri yang mendukung tugas-tugas kepolisian lewat air (danau/sungai/laut) dan udara. Dr Aqua Dwipayana diundang oleh Kepala Korpolairud Irjen Pol Mohammad Yasin Kosasih yang merupakan sahabat akrabnya.
“Undangan Bapak Irjen Pol Mohammad Yasin Kosasih adalah amanah yang besar buat saya. Nilainya melebihi materi berapa pun juga. Saya harus melaksanakannya dengan tekad kuat dan penuh keikhlasan. Hal tersebut juga sekaligus rezeki saya karena akan bertemu sekaligus banyak belajar kepada setiap orang yang saya temui,” demikian disampaikan penulis buku super best seller Trilogi The Power of Silaturahim ini.
Dr Aqua Dwipayana melanjutkan, sensitivitas budaya di komunikasi sangat penting, terutama dalam konteks yang melibatkan interaksi dengan individu atau kelompok dari berbagai latar belakang budaya.
Sensitivitas budaya, tambah pria yang berasal dari Kota Padang, Sumatera Barat ini, juga membantu menghindari miskomunikasi karena memahami perbedaan budaya dalam cara menyampaikan dan memahami pesan. Bahasa tubuh, gaya berbicara, dan makna simbolik dapat bervariasi antar budaya.
“Memahami dan menghargai keberagaman budaya membantu membangun hubungan yang positif. Ketika individu merasa dihargai dan dimengerti, mereka lebih cenderung terbuka dan responsif terhadap komunikasi,” ujar pria dengan jejaring pertemanan sangat luas tersebut.
Menurut Dr Aqua Dwipayana, peningkatan kemampuan komunikasi menjadi prioritas utama untuk memastikan personel dapat berinteraksi secara efektif baik dalam tugas sehari-hari maupun pada situasi darurat.
“Kemampuan komunikasi yang baik akan mendukung koordinasi antarunit di perairan dan udara, kolaborasi dengan instansi terkait, dan memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Oleh karena itu, pelatihan bagi setiap personel di lingkungan Korpolairud Baharkam Polri harus ditekankan pada pengembangan soft skill,” kata Dr Aqua Dwipayana yang memiliki jejaring pertemanan sangat luas ini.
Pembicara yang telah memotivasi lebih dari sejuta orang baik di Indonesia maupun puluhan negara ini mengungkapkan aspek yang mesti ditekankan sebagai bagian dari kompetensi mendasar komunikasi bagi para personel Korpolairud Baharkam Polri. Mencakup peningkatan keterampilan berbicara di depan umum, menyimak secara efektif, serta pemahaman komunikasi non-verbal seperti bahasa tubuh dan ekspresi wajah.
Selain itu, lanjut Dr Aqua Dwipayana, personel juga akan diberikan simulasi tugas yang mensimulasikan situasi darurat di perairan dan udara, di mana komunikasi yang tepat waktu dan jelas menjadi kunci keberhasilan operasi. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan responsibilitas dan koordinasi tim dalam setiap tugas yang diemban.
Diharapkan, ungkap pria yang hobi silaturahim ini, dengan peningkatan kemampuan komunikasi, personel Korpolairud Baharkam Polri dapat lebih efektif dalam melaksanakan tugasnya, baik itu saat penanggulangan kejahatan di perairan, penegakan hukum, maupun operasi penyelamatan. Program ini juga sejalan dengan komitmen Polri untuk terus meningkatkan profesionalisme dan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Makna AIRUD
Pada bagian lain pesannya, Dr Aqua Dwipayana mendorong semua personel Korpolairud Baharkam Polri melaksanakan pesan dari Kakorpolairud Baharkam Polri Irjen Pol Mohammad Yasin Kosasih, S.I.K., M.Si., M.Tr.Opsla., saat memimpin kegiatan “Commander Wish” pada Selasa 16 Januari 2024 lalu.
“Salah satu yang saya ingat adalah pesan Kakorpolairud agar seluruh personel dapat memahami dan melaksanakan “makna lain” dari AIRUD. Saya kira ini pesan yang sangat autentik dan terkait erat dengan keberadaan, peran, tugas, dan fungsi semua personel Korpolairud. Maka camkan dan laksanakan dengan sebaiknya,” ucap Dr Aqua Dwipayana.
Makna dari AIRUD sebagaimana dikutip dari pernyataan Irjen Pol Mohammad Yasin Kosasih adalah:
1. Adab dan akhlak yang baik harus dijunjung tinggi.
2. Individu yang tegas, profesional dan humanis.
3. Rasional dalam mengambil keputusan.
4. Utamakan tugas negara diatas kepentingan pribadi.
5. Dedikasi dan disiplin dalam bekerja.
Pada saat itu, Kakorpolairud Baharkam Polri juga menyampaikan riwayat singkat perjalanan kariernya di institusi Polri. Kemudian menjelaskan sejarah berdirinya Polisi Perairan dan Udara atau biasa yang disingkat Polairud.
Ia juga menerangkan bahwa, “Dalam menunjang tugas dan tanggung jawab Polairud yang profesional, Korpolairud akan segera mengkaji dan memperbaharui struktur organisasi Korpolairud Baharkam Polri yang mengalami Dislokasi.”
“Paling krusial adalah pesan Pak Yasin yang mengingatkan kepada seluruh personel Korpolairud Baharkam Polri untuk mengedepankan tindakan preemtif dan preventif dalam mengelola Kamtibmas sesuai dengan visi misi Kabaharkam Polri. Ini sebuah pesan kuat dan wajib ditaati semua personel,” tegas Dr Aqua Dwipayana.
Selain itu, lanjut Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat ini adalah pesan lainnya yaitu setiap personel Polairud harus memiliki jati diri Polairud, di antaranya menjunjung hierarki, respek, dan loyalitas terhadap kesatuan, serta mengedepankan nilai-nilai dalam berkerja yaitu: kerja keras, ikhlas, cerdas, kualitas dan tuntas dengan dilandasi iman dan taqwa.
Mengenai Korpolairud
Visi:
• Terwujudnya polisi perairan dan udara yang dipercaya masyarakat di semua titik dan lini pelayanan masyarakat dalam rangka membangun kemitraan dengan masyarakat guna mewujudkan keamanan dalam negeri dan tegaknya hukum di wilayah perairan dan udara sebagai sinergi pencapaian hasil pembangunan yang berwawasan keamanan.
Misi:
1. Meningkatkan kinerja Korpolairud secara professional, transparan, akuntabel guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan.
2. Memberikan pelayanan prima, proporsional, tidak diskriminatif, menjunjung tinggi ham dan responsif di setiap titik wilayah perairan dan udara NKRI agar masyarakat terbebas dari segala bentuk gangguan.
3. Memanfaatkan peralatan dan teknologi masa kini (modern) untuk mendukung tugas operasional di wilayah perairan dan udara.
4. Meningkatkan pengawasan internal dalam mewujudkan kinerja kepolisian perairan dan udara yang bersih, berwibawa, terpercaya dan modern.
5. Membentuk jejaring Polri dan masyarakat di perairan untuk bermitra dan bersinergi menyelenggarakan kegiatan-kegiatan dalam hubungan yang harmonis untuk mencapai kondisi perairan dan udara yang aman dan tertib.
6. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan perpolisian masyarakat berbasis pada masyarakat patuh hukum di wilayah perairan dan udara.
Pimpinan: Irjen Pol Mohammad Yasin Kosasih, S.I.K, M.Si, M.Tr.Opsla (Kepala Korpolairud).
Sejarah
Masa revolusi kemerdekaan, pemerintah berupaya untuk membentuk Polisi Perairan pada tahun 1948 di Pelabuhan Tuban, Jawa Timur. Namun, usaha tersebut gagal dikarenakan adanya Agresi Militer Belanda II pada akhir tahun 1948 dan mendaratnya kembali Belanda di Pantai Glondong, Tuban. Oleh karena itu, pembentukan Polisi Perairan bisa dilaksanakan pada tahun 1950, setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia melalui Konferensi Meja Bundar pada tahun 1949 di Den Haag, Belanda.
Pada 1961 dengan adanya UU No. 13 tahun 1961 tentang UU Pokok Kepolisian Negara, maka struktur organisasi Polri secara otomatis berubah. Oleh karena itu, Dinas Perairan dan Udara berubah menjadi Korps Airud yang berada dibawah Asisten I Menteri KKN bedasarkan Peraturan Menteri KKN No.7/Prt/M.K./1961 tanggal 31 Desember 1961 tentang susunan Departemen Kepolisian (DEPAK) dan Skep Menteri KKN No.Pol. 14/7/62/M.K.K.N tanggal 16 Januari 1962 tentang penunjukan para pejabat utama di lingkungan DEPAK, termasuk Korps Airud dengan ditunjuknya Kombes Pol R. Hartono sebagai Panglima Korps Airud sesuai dengan Skep yang dimaksud.
Pada tahun1965, Korps Airud mengalami perubahan kembali menjadi Direktorat Perairan dan Udara yang dipimpin oleh seorang Direktur bedasarkan Skep MEN/PANGAK No.Pol. 11/SK/MK/1964 tanggal 25 Oktober 1964 tentang perubahan struktur organisasi DEPAK. Namun, hanya berlangsung selama 1 tahun dan kembali menjadi Korps Airud.
Pada 1976, terjadilah reorganisasi Polri bedasarkan SK Menhankam No.15/1976 pada 1976.SK tersebut berdampak pada organisasi Korps Airud sehingga, Korps Airud dilikuidasi pada tahun 1977 bedasarkan Skep Kapolri No. Skep/53/VII/1977, No. Skep/54/VII/1977, dan No. Skep/55/VII/1977.
Pada masa reformasi melalui TAP MPR No: TAP/VI/MPR/2000 tentang pemisahan TNI dan Polri dan TAP/VII/MPR/2000 tentang peran TNI dan Polri, Dengan adanya pemisahan Polri dari ABRI sejak saat itu juga melakukan reorganisasi di dalam tubuh Polri terutama Dit Samapta Polri dan Subdit-subditnya.
Sehingga pada 2000, Subdit Polair dan Subdit Poludara kembali dipersatukan menjadi Direktorat Polairud yang dipimpin oleh Brigjen Pol Drs. F. X. Soemardi SH. kemudian, Kapolri mengeluarkan SK No. Skep/9/V/2001 tanggal 25 Mei 2001 yang mengatur bahwa Dit Polairud dibawah koordinasi Deops Kapolri yang membawahi Subdit Polair dan Subdit Poludara.
Pada 2017, berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 5 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia, kembali Ditpolair dan Ditpoludara mengalami perubahan organisasi, yang semula dibawah langsung Baharkam Polri sekarang menjadi menjadi di bawah Korpolairud (Korps Kepolisian Perairan dan Udara) Baharkam Polri.
Korpolairud Baharkam Polri merupakan unsur pelaksana utama yang berada di bawah Kabaharkam Polri yang dipimpin oleh Kakorpolairud dan bertanggung jawab kepada Kabaharkam Polri, serta membawahi dua Direktorat yaitu Direktorat Kepolisian Perairan dan Direktorat Kepolisian Udara.
Editor: Agung