Israel Bunuh Bocah Palestina, AS Angkat Bicara

Hind Rajab ditunjukkan dalam foto yang dibagikan oleh Bulan Sabit Merah Palestina. (Foto: cbsnews.com)

J5NEWSROOM.COM, Washington DC – Pemerintah Amerika Serikat menyerukan penyelidikan atas kematian Hind Rajab oleh Israel. Ia adalah bocah Palestina berusia enam tahun yang memohon kepada tim penyelamat di Gaza untuk mengirimkan bantuan setelah terjebak dalam mobil berisi jasad lima anggota keluarganya akibat tembakan militer Israel.

Dua anggota Bulan Sabit Merah kemudian dikirimkan untuk menyelamatkan Hind. Namun, selama 12 hari, Bulan Sabit Merah Palestina kehilangan kontak dengan mereka. Ketiganya akhirnya ditemukan di dekat bangkai mobil keluarga Hind dan ambulans yang hancur akibat serangan Israel.

“Saya akan memberitahu Anda bahwa saya mempunyai seorang gadis kecil yang akan berusia enam tahun, jadi ini adalah kejadian yang menyedihkan, kejadian yang memilukan bagi anak ini,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller dalam konferensi pers pada Senin (12/2/2024).

“Kami telah meminta pihak berwenang Israel untuk segera menyelidiki insiden ini,” katanya.

Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina menuduh Israel dengan sengaja menargetkan ambulans yang dikirim untuk menyelamatkan Hind Rajab, setelah gadis cilik ini menghabiskan waktu berjam-jam menelepon petugas operator untuk meminta bantuan dengan suara tembakan yang bergema di sekitar.

“Tentara pendudukan sengaja menargetkan awak Bulan Sabit Merah meskipun sudah ada koordinasi sebelumnya untuk memungkinkan ambulans tiba di lokasi untuk menyelamatkan Hind,” kata Bulan Sabit Merah dalam sebuah pernyataan.

Anggota keluarga menemukan jenazah Hind bersama dengan paman dan bibinya serta ketiga anak mereka di dalam mobil dekat bundaran di pinggiran Tel al-Hawa di Kota Gaza, kantor berita resmi Palestina WAFA melaporkan.

Menurut paman Hind, Sameeh Hamadeh, mobil itu dipenuhi lubang peluru.

Penderitaan Hind, yang terungkap dalam klip audio percakapannya yang penuh ketakutan dengan petugas penyelamat 12 hari yang lalu, menggarisbawahi kondisi yang sulit bagi warga sipil dalam menghadapi serangan Israel selama empat bulan di Gaza.

Sumber: Tempo.co
Editor: Agung