Situasi di Pulau-pulau Taiwan Memanas, China akan Kirim Kapal Garda Pantai

Sebuah kapal Garda Pantai China bermanuver di dekat kapal Penjaga Pantai Filipina BRP Teresa Magbanua dekat Scarborough Shoal di Laut China Selatan, Filipina, 8 Februari 2024. (Foto: via Reuters)​

J5NEWSROOM.COM, China – Garda Pantai China, Minggu (18/2), akan meningkatkan penegakan hukum dan melaksanakan patroli rutin di sekitar gugusan kecil pulau yang dikuasai Taiwan di lepas pantai China menyusul kematian dua warga negara China. Kejadian ini meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.

Taiwan pada Kamis membela tindakan garda pantainya setelah dua orang China tewas ketika perahu mereka terbalik saat mencoba melarikan diri dari kejaran kapal penjaga pantai. Dua lainnya selamat. Posisi kapal mereka saat itu terlalu dekat dengan garis depan Pulau Taiwan pada saat kejadian.

Taiwan, yang diklaim China sebagai wilayahnya, dalam beberapa tahun terakhir mengeluhkan keberadaan kapal nelayan China dan kapal lainnya yang beroperasi di perairan yang dikuasai Taiwan, terutama di sekitar Kepulauan Kinmen dan Matsu yang terletak tidak jauh dari pantai China.

China mengutuk tindakan Taiwan dan menyebut insiden di dekat Pulau Beiding di Kinmen itu sebagai “kejahatan”.

Garda Pantai China mengatakan dalam pernyataan singkat bahwa mereka akan memperkuat kekuatan penegakan hukum maritim mereka dan melakukan patroli penegakan hukum reguler serta inspeksi di perairan sekitar Kinmen dan Xiamen.

Hal ini untuk “lebih menjaga ketertiban operasi di perairan terkait dan menjaga keselamatan nyawa dan harta benda nelayan”, tambahnya.

Pada Sabtu malam, Kantor Urusan Taiwan di China mengatakan kematian tersebut menyebabkan “kemarahan besar” di China, tetapi tidak ada perairan yang dibatasi.

“Nelayan di kedua sisi Selat Taiwan telah beroperasi di tempat penangkapan ikan tradisional di wilayah maritim Xiamen-Kinmen sejak zaman kuno, dan tidak ada yang namanya ‘perairan terlarang atau dibatasi’,” katanya.

Dewan Urusan Daratan yang membuat kebijakan China di Taiwan mengatakan pasukan Taiwan akan terus menegakkan aturan yang melarang akses ilegal China ke perairan Taiwan di sekitar Kinmen, tetapi membantah tuduhan China mengenai “pengusiran kasar.

”Namun, kapal-kapal yang tidak memiliki nama, tidak memiliki sertifikasi atau registrasi pelabuhan melakukan “intrusi terus-menerus” dan melakukan tindakan berbahaya ketika mencoba melarikan diri sehingga menyebabkan “insiden yang tidak menguntungkan” yang tidak ingin dilihat oleh siapa pun, tambahnya.

Kinmen dan Matsu berada di bawah Taipei sejak berakhirnya perang saudara China pada 1949.

Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah