Puisi Abah Alia – Pecinta Sang Kekasih
di dalam parit
lebar dan dalam
membentang padang pasir
menghadang langkah kuda perang trengginas
seonggok batu besar menghalang
tak satu tangan pun sanggup menggelindingkan
semua kaki tangan lunglai
batu ini harus dipecahkan sepecahnya
tapi semua perut sedang tertahan batu
batu di perutmu paling banyak
tiga kali matahari menyinari
hanya air yang melewati tenggorokanmu
rawe-rawe rantas malang-malang putung
pedang di tanganmu terayun menghantam batu
api memercik membuka tabir
siluet kemenangan pun terhampar
saat tongkat komando tak lagi di tanganmu
berpindah ke tangan sahabatmu
senyummu berkelindan dengan terik
pedang api terayun lagi
batam, selasa 2022024