Dr Aqua Dwipayana Ajak Semua Level Lingkungan TNI Kembangkan Pola Kepemimpinan Komunikatif

Sharing Komunikasi dan Motivasi bertajuk “Kesuksesan Komunikasi Prajurit Kodam I/Bukit Barisan” di Balai Prajurit Makodam I/Bukit Barisan Jalan Gatot Subroto Km. 7 Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa (5/3/2024). (Foto: J5NEWSROOM.COM)

J5NEWSROOM.COM, Medan – Setiap unsur di lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) diharapkan dapat mempromosikan hadirnya kepemimpinan yang komunikatif. Pemimpin militer di semua level harus menjadi contoh dalam komunikasi yang efektif. Mereka harus didorong untuk menyimak dengan aktif, memberikan umpan balik yang jelas, dan menyampaikan instruksi dengan tepat kepada prajurit mereka.

Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana mengatakan demikian menjelang Sharing Komunikasi dan Motivasi bertajuk “Kesuksesan Komunikasi Prajurit Kodam I/Bukit Barisan”. Kegiatan dilangsungkan di Balai Prajurit Makodam I/Bukit Barisan Jalan Gatot Subroto Km. 7 Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa (5/3/2024).

Menurut Dr Aqua Dwipayana, pemimpin yang efektif harus terbuka dan mudah diakses oleh prajurit di bawah komandonya. Mereka harus bersedia menyimak masukan dan masalah yang dihadapi oleh prajurit, serta memberikan umpan balik yang jelas dan konstruktif.

“Kepemimpinan komunikatif mengedepankan komunikasi dua arah, di mana tidak hanya pemimpin yang memberikan instruksi, tetapi juga menyimak dengan cermat tanggapan dan masukan dari prajurit. Ini menciptakan lingkungan di mana prajurit merasa didengar dan dihargai,” ujar pria pembicara laris yang telah memotivasi jutaan orang baik di Indonesia maupun puluhan negara ini.

Dalam kepemimpinan komunikatif, lanjut Dr Aqua Dwipayana, pimpinan atau komandan harus mampu menyampaikan pesan mereka dengan jelas, singkat, dan mudah dimengerti oleh semua anggota. Bahasa yang sederhana dan jelas membantu menghindari kebingungan dan kesalahpahaman.

Pemimpin tegas Dr Aqua Dwipayana, harus konsisten dalam komunikasi mereka dan memastikan bahwa pesan yang disampaikan selaras dengan nilai-nilai dan tujuan organisasi. Mereka juga harus memperhatikan situasi dan konteks dalam komunikasi mereka agar sesuai dan tepat waktu.

“Pemimpin yang komunikatif memberdayakan prajurit di bawah komandonya dengan memberikan tanggung jawab dan wewenang yang sesuai. Mereka memberi arahan yang jelas dan dukungan yang dibutuhkan untuk memungkinkan prajurit mengambil inisiatif dan bertindak secara mandiri,” tutur Dr Aqua Dwipayana.

Lebih jauh ditegaskan pria rendah hati ini bahwa kepemimpinan yang efektif menerima umpan balik dari prajurit mereka dengan sikap terbuka dan positif. Mereka menggunakan umpan balik tersebut untuk meningkatkan kinerja mereka dan melakukan perbaikan yang diperlukan. Pemimpin komunikatif menjadi contoh yang baik bagi prajurit mereka dalam hal komunikasi yang efektif, etika kerja, dan dedikasi terhadap tugas-tugas militer.

“Dengan menerapkan pola kepemimpinan komunikatif ini, pemimpin dapat membangun hubungan yang kuat dengan prajurit mereka dan memastikan bahwa komunikasi yang efektif mendukung keberhasilan dalam pelaksanaan tugas-tugas militer,” ujar Dr Aqua Dwipayana.

Dari Kalimantan ke Sumatera

Dari Kota Sampit di Provinsi Kalimantan Tengah, Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana efektifkan waktu untuk kemudian menuju ke Kota Medan, Sumatera Utara. Hal itu dilakukan dalam rangkaian Safari Silaturahim serta Sharing Komunikasi dan Motivasi.

Kehadiran doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran itu di Kota Medan guna memenuhi undangan Panglima Kodam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Mochammad Hasan. Ia mengundang Dr Aqua Dwipayana untuk memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi pada acara Rapat Pimpinan di Medan, Sumatera Utara, Selasa (5/3/2024) yang dihadiri 107 orang.

Pada Senin siang (4/3/2024) motivator kawakan tersebut seusai sharing di Direktorat Kepolisian Air dan Udara (Ditpolairud) Polda Kalimantan Tengah di Sampit, melakukan perjalanan darat sekitar 10 jam ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Sebelum meninggalkan Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Direktur Polairud Polda Kalimantan Tengah Kombes Pol Handono Subiakto bersama para pejabat utamanya menjamu Dr Aqua Dwipayana makan siang di Resto Pondok Jelawat di kota itu. Aneka makanan yang yummy disajikan.

Setelah itu naik mobil yang disiapkan Handono, Dr Aqua Dwipayana menuju Banjarmasin. Dua anggota terbaiknya yaitu Brigpol Surya Akhmad Ramadhan dan Bripda Rizki Ardianto Senotama mendampingi pembicara laris tersebut.

Di Palangkaraya berhenti untuk silaturahim dan makan malam. Dr Aqua Dwipayana menemui para wartawan Tribun Kalteng di kantornya. Dipimpin Content Manager media milik Kompas Gramedia Group itu mereka diskusi.

Kemudian Dr Aqua Dwipayana mengajak mereka makan malam di Resto Family 3
Jalan Beruk Angis 1 Palangkaraya. Di tempat itu telah menanti Kasubdit Patroli Airud Ditpolairud Polda Kalimantan Tengah AKBP Rochmad Slamet.

Sambil menikmati aneka makanan yang semua rasanya enak, mereka berdiskusi. Membicarakan berbagai hal termasuk perkembangan provinsi itu.

Selesai makan, Dr Aqua Dwipayana melanjutkan perjalanan. Di beberapa ruas jalan hujan lebat dan ada yang jalannya rusak sehingga mobil yang ditumpanginya tidak bisa melaju kencang.

Sekitar pukul 02.45 WITA, mobil yang dikemudikan Rizki tiba di Hotel Novotel Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Dr Aqua sengaja memilih istirahat di hotel itu karena lokasinya dekat Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru.

Dr Aqua Dwipayana saat bersilaturahmi dengan Panglima Kodam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Mochammad Hasan. (Foto: J5NEWSROOM.COM)

Hanya sekitar satu jam istirahat. Pada Selasa pagi pukul 06.00 Dr Aqua Dwipayana naik pesawat Super Air Jet ke Bandara Soekarno – Hatta Tangerang. Kemudian pakai pesawat Lion Air ke Medan.

“Undangan dari Jenderal Hasan merupakan kehormatan buat saya, sehingga saya usahakan hadir. InsyaAllah saya banyak belajar kepada beliau dan seluruh peserta Rapat Pimpinan Kodam I/Bukit Barisan,” ucap Dr Aqua yang merupakan Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Pusat ini.

Mengenai Kodam I/Bukit Barisan

Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan (disingkat Kodam I/BB) merupakan Komando kewilayahan pertahanan militer yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau.

Kodam I/Bukit Barisan dipimpin oleh seorang Panglima Kodam (Pangdam) yang berpangkat Mayor Jenderal. Saat ini jabatan Pangdam diduduki oleh Mayjen TNI Mochammad Hasan.

Kodam I/Bukit Barisan merupakan salah satu komando kewilayahan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) sebagai kompartemen strategis yang memiliki peran dalam menjaga keamanan, kedaulatan, dan keutuhan negara di wilayah Sumatera.

Sebagai bagian integral dari sistem pertahanan negara, Kodam I/Bukit Barisan memiliki tugas pokok yang luas dan kompleks, mencakup berbagai aspek dalam menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban di wilayahnya, di mana wilayah kerja Kodam I/Bukit Barisan meliputi beberapa provinsi di Sumatera, yang secara geografis beragam dan memiliki karakteristik tersendiri.

Hal ini menuntut Kodam I/Bukit Barisan untuk memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi dalam menghadapi berbagai tantangan keamanan yang mungkin muncul di wilayahnya. Dengan demikian, tugas pokok Kodam I/Bukit Barisan tidak hanya terfokus pada aspek pertahanan militer, tetapi juga melibatkan berbagai aspek lain seperti penanganan bencana alam, pembangunan wilayah, serta pembinaan masyarakat.

Dalam pelaksanaan tugasnya, satuan-satuan yang berada yang berada di wilayah Kodam I/Bukit Barisan dipimpin oleh para komandan satuan yang berperan sangat penting dalam mewujudkan tujuan organisasi pada tingkat satuan dan organisasi yang lebih besar dalam hal ini Kodam I/Bukit Barisan itu sendiri.

Diharapkan dalam kegiatan sharing komunikasi dan motivasi yang dilaksanakan ini dapat memberikan semangat dan motivasi kepada para komandan satuan dan supaya menularkan kepada anggota yang ada di satuannya sehingga pokok-pokok arahan pimpinan dapat dilaksanakan.

Sejarah Pembentukan Kodam I/Bukit Barisan

Pada 30 September 1945, pemuda-pemudi yang mencintai Kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 membentuk organisasi-organisasi massa. Seperti di Aceh berdiri Ikatan Pemuda Indonesia (IPI), di Medan Barisan Pemuda Indonesia (BPI), di Sumatera Barat, Pemuda Republik Indonesia (PRI) dan Pemuda Indonesia (PI) di Riau. Organisasi-organisasi massa yang banyak berdiri itulah di antaranya menjelma menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Pada 10 Oktober 1945 di daerah Sumbagut secara resmi terbentuk TKR. Tanggal 12 Oktober 1945 di Aceh TKR Divisi, tanggal 10 Oktober 1945 di Sumatera Timur TKR Divisi, tanggal 10 November 1945 di Tapanuli Divisi, dan tanggal 1 Januari 1946 di Sumatera Tengah (Sumbar-Riau) TKR Divisi. Pada 13 Desember 1949 dibentuk Komando Tentara Teritorium Sumatera Utara (KO TT-SU), yang wilayahnya meliputi: Aceh, Sumatera Timur, dan Tapanuli.

Berdasarkan Penetapan Kasad No: 83/KSAD/PNT/1950 tanggal 20 Juni 1950 Komando Tentara Teritorium Sumatera Utara (KO TT-SU) diubah menjadi Komando Tentara Teritorium-I Sumatera Utara (KO TT-I/SU) dan wilayahnya meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Riau.

Pada 20 Juni 1950 inilah ditetapkan sebagai Hari Jadi Kodam I/Bukit Barisan yang dikuatkan dengan ST Kasad No: ST/636/05/1986 tanggal 20 Mei 1986. Berdasarkan Penetapan Panglima KO TT-01/SU Nomor: 247/05/ORG/1951, selanjutnya tanggal 21 Juni 1951 KO TT-01/SU berubah menjadi KO TT-01/Bukit Barisan (KO TT-01/BB), sedangkan wilayahnya sama dengan KO TT-01/SU.

KO TT-01/BB membawahi 4 Resimen Infanteri, yaitu: Resimen Infanteri 01 di Aceh, Resimen Infanteri 02 di Sumatera Timur, Resimen Infanteri 03 di Tapanuli, dan Resimen Infanteri 04 di Sumbar-Riau.

Pada 22 Desember 1956 Resimen Infanteri 01 Aceh dan 04 di Sumbar-Riau dipisahkan dari KO TT-01BB dan selanjutnya masing-masing berkembang menjadi Komando Daerah Militer (KDM). Di Aceh dibentuk Kodam Iskandar Muda, di Sumbar-Riau dibentuk Kodam 17 Agustus dan KO TT-01/BB berubah menjadi Kodam Bukit Barisan.

Berdasarkan Perintah Operasi Kasad No: 011/1984 tanggal 22 September 1984 tentang Reorganisasi TNI-AD yang kemudian disempurnakan dengan Surat Telegram KASAD No: STR/430/1984 tanggal 21 Oktober 1984 dan STR/603/1984 tanggal 28 Desember 1984, jumlah Kodam yang ada dikurangi menjadi 10 Kodam. Kodam Iskandar Muda,Kodam 1 Bukit Barisan dan Kodam 17 Agustus dilikuidasi atau digabungkan.

Ketiga Kodam tersebut dijadikan satu dengan nama Kodam I/Bukit Barisan dan wilayahnya meliputi: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Riau. Atas dasar itu, Kodam 1 BB saat itu telah membawahi 7 Korem, yaitu Korem 011/Lilawangsa di Lhokseumawe, Korem 012/Teuku Umar di Banda Aceh, Korem 021/BS di Binjai, Korem 022/Pantai Timur di Pematang Siantar, Korem 023/Kawal Samudera di Sibolga, Korem 031/Wira Bima di Pekanbaru, Korem 032/Wirabraja di Padang.

Pada 5 Februari 2002, atas kebijakan pemerintah, Kodam Iskandar Muda didirikan kembali dan membawahi dua Korem yakni Korem 011/Lilawangsa dan Korem 012/Teuku Umar.*

Editor: Agung