J5NEWSROOM.COM – Sebuah rudal balistik anti-kapal yang diluncurkan dari wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman pada Rabu (6/3), menewaskan tiga awak kapal komersial di Teluk Aden, kata Pusat Komando AS (CENTCOM) dalam sebuah pernyataan.
Itu adalah serangan fatal pertama yang dilakukan militan Houthi yang didukung Iran sejak serangan gencar terhadap jalur pelayaran internasional yang dimulai pada pertengahan November lalu. Serangan tersebut juga merupakan rudal kelima yang ditembakkan oleh Houthi dalam dua hari terakhir, kata CENTCOM.
Rudal Houthi menghantam kapal curah True Confidence milik Liberia berbendera Barbados dan menyebabkan kebakaran di ruang kemudi, kata pejabat pertahanan kepada VOA.
Tiga dari empat orang yang terluka berada dalam kondisi kritis, kata pernyataan itu. Mereka menambahkan, serangan itu memaksa 23 awak kapal multinasional meninggalkan kapal tersebut.
USS Philippine Sea, sebuah kapal penjelajah berpeluru kendali Amerika, berusaha membantu upaya penyelamatan, kata seorang pejabat. Kapal perusak milik India pertama kali tiba di lokasi itu untuk membantu upaya penyelamatan, tambahnya.
Belasan lebih kapal komersial terkena dampak drone atau rudal Houthi sejak pertengahan November lalu. Kapal-kapal tersebut termasuk sebuah kapal bantuan yang membawa gandum ke Yaman dan setidaknya satu kapal dengan muatan menuju Iran. Satu kapal yang membawa pupuk, MV Rubymar, tenggelam pada akhir pekan setelah rusak akibat serangan Houthi pada bulan lalu.
“Kita melihat risiko yang ditimbulkan terhadap harta benda, kehidupan, hingga ekologi di wilayah tersebut akibat aktivitas yang berkelanjutan ini,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric pada Rabu. “Kami menyerukan kepada Houthi agar menghentikan semua serangan terhadap pelayaran internasional di Laut Merah.”
Koalisi yang terdiri dari 20 lebih negara, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, telah berupaya mengamankan wilayah tersebut dari serangan Houthi sejak pertengahan Januari.
Militer AS dan Inggris telah melancarkan beberapa operasi gabungan melawan Houthi, dan AS juga melakukan serangan hampir setiap hari untuk menghancurkan rudal dan drone yang dilancarkan serta senjata yang siap diluncurkan Houthi.
Ketika ditanya oleh VOA pada Selasa (5/3) apakah terdapat kekuatan militer yang memadai di kawasan Laut Merah untuk menghentikan serangan tersebut, juru bicara Pentagon Mayor Jenderal Pat Ryder mengatakan Amerika Serikat telah memiliki “jumlah kapabilitas yang mumpuni di kawasan tersebut.”
“Tapi ini bukan hanya tentang AS. Kita akan terus bekerja sama dengan sekutu dan mitra, dan karena kita terus membutuhkan lebih banyak hal, kita pasti akan bekerja sama dengan mereka,” tambahnya.
Menurut Pusat Komando AS, yang mengawasi operasi militer AS di Timur Tengah, pada Selasa, Houthi menargetkan USS Carney, yang menembak jatuh drone pembawa bom dan satu rudal balistik anti-kapal.
AS juga melancarkan serangan udara yang menghancurkan tiga rudal anti-kapal dan tiga kapal drone bunuh diri, tambah komando tersebut.
Sekutu Iran itu mengatakan serangan mereka terhadap jalur pelayaran internasional dilakukan sebagai solidaritas terhadap Hamas.
Kelompok Hamas melancarkan serangan brutal yang menewaskan ratusan warga Israel pada tanggal 7 Oktober. Israel membalasnya dengan operasi untuk membasmi Hamas di Jalur Gaza, sebuah operasi berkelanjutan yang telah menewaskan ribuan orang.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Agung