J5NEWSROOM.COM, Batam – Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana menegaskan, pelatihan komunikasi efektif dan keterampilan interaksi sosial bagi personel Direktorat Kepolisian Air dan Udara (Ditpolairud) menjadi hal yang mendesak dilakukan. Fokuskan pada keterampilan berbicara, menyimak, serta menyampaikan pesan dengan jelas dan tepat dalam situasi yang berbeda-beda di perairan.
“Berikan juga pelatihan keterampilan interaksi sosial kepada personel. Ini mencakup kemampuan untuk berinteraksi dengan masyarakat setempat, nelayan, dan pihak-pihak terkait lainnya dengan sikap yang ramah dan sopan,” ungkap Dr Aqua Dwipayana.
“Bumi Segantang Lada” Kepulauan Riau menjadi tujuan terbaru Safari Silaturahim serta Sharing Komunikasi dan Motivasi dari Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana pada Jumat (8/3/2024) ini.
Di provinsi dengan ibu kota Tanjung Pinang itu, doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran tersebut akan menyampaikan materi bertajuk “Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Motivasi Personel Ditpolairud Polda Kepulauan Riau dalam Menghadapi Tantangan Tugas di Wilayah Perairan Provinsi Kepulauan Riau” di Gedung Lancang Kuning Polda Kepulauan Riau (Riau) Jalan Hang Jebat Nomor 81, Batu Besar, Kecamatan Nongsa, Kota Batam.
“Selenggarakan latihan simulasi untuk mengevaluasi kemampuan komunikasi dan respons personel Ditpolairud dalam situasi darurat atau konfrontasi di perairan. Ini akan membantu meningkatkan kesiapan mereka dalam menghadapi situasi yang mungkin timbul,” ucap Dr Aqua Dwipayana.
Lebih jauh disampaikan pembicara laris ini tentang pemberian umpan balik secara teratur kepada personel Ditpolairud tentang kemampuan komunikasi dan interaksi mereka. Hal ini akan membantu mereka memahami area mana yang perlu ditingkatkan pengawasannya dan memberikan motivasi untuk meningkatkan kinerja mereka.
“Berikan penghargaan dan pengakuan kepada personel yang menunjukkan kemajuan signifikan dalam kemampuan komunikasi dan motivasi. Ini akan memotivasi mereka untuk terus meningkatkan kinerja mereka,” kata Dr Aqua Dwipayana.
Motivator kawakan itu menyarankan untuk menyelenggarakan penyuluhan dan kampanye mengenai pentingnya komunikasi yang efektif dan motivasi dalam menjalankan tugas di perairan. Libatkan juga masyarakat setempat untuk mendukung upaya Ditpolairud.
“Bangun kerjasama dengan institusi atau lembaga lain yang memiliki keahlian dalam pelatihan komunikasi dan motivasi untuk mendukung program pengembangan ini,” pesan Dr Aqua Dwipayana.
Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan
Menurut sosok santun dan murah senyum ini, upaya meningkatkan kemampuan komunikasi dan motivasi personel Polairud dalam menghadapi tantangan tugas di wilayah perairan memerlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan.
Semua unsur pimpinan, kata pria yang menempuh studi S1, S2, dan S3 linier di bidang Komunikasi ini harus mendukung dan terlibat aktif dalam upaya meningkatkan kemampuan dan motivasi personel. Komitmen dan contoh dari pemimpin sangat penting untuk menciptakan budaya kerja yang positif dan produktif.
Selanjutnya, pesan pembicara laris yang telah memotivasi jutaan orang baik di 38 provinsi maupun di puluhan negara itu, berikan pelatihan yang intensif dalam keterampilan interaksi sosial, termasuk keterampilan mengelola konflik dan bekerja dalam tim. Latih personel untuk berinteraksi dengan berbagai pihak, seperti masyarakat, mitra kerja, dan instansi terkait.
“Tak kalah penting adalah mengajarkan pentingnya komunikasi non-verbal, seperti bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan sikap tubuh yang mendukung komunikasi efektif. Berikan latihan untuk memahami dan mengoptimalkan komunikasi non-verbal dalam berbagai situasi,” kata Dr Aqua Dwipayana menguraikan.
Lebih jauh disampaikan pria rendah hati itu tentang perlunya menyelenggarakan simulasi tugas pokok untuk memberikan pengalaman praktis dalam situasi nyata. Evaluasi kemampuan komunikasi personel selama simulasi dan berikan umpan balik konstruktif.
Selanjutnya, tambah Dr Aqua Dwipayana, melatih personel dalam penggunaan teknologi komunikasi terkini, seperti radio komunikasi, sistem pengawasan, dan aplikasi komunikasi digital. Pastikan personel dapat mengoperasikan peralatan komunikasi dengan efektif.
“Berikan pula pelatihan keterampilan presentasi untuk personel yang mungkin perlu menyampaikan informasi dalam pertemuan atau acara resmi. Fokuskan pada pengembangan kemampuan menyusun materi presentasi yang jelas dan meyakinkan,” ucap Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Pusat ini.
Dr Aqua Dwipayana juga menyarankan pelatihan personel untuk menyampaikan informasi kompleks dengan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat umum. Mendorong penggunaan bahasa yang jelas dan hindari istilah teknis yang sulit dipahami oleh orang awam.
Menurut mantan wartawan di banyak media ini agar memberikan juga pelatihan keterampilan menulis untuk memastikan personel dapat menyusun laporan dan dokumen resmi dengan jelas dan akurat. “Lakukan evaluasi berkala terhadap kemampuan komunikasi personel dan berikan umpan balik secara terbuka. Dorong kultur yang mendukung perbaikan berkelanjutan melalui pembelajaran dari pengalaman,” ucap Dr Aqua Dwipayana.
Laksanakan Sharing di 34 Polda
Pria dengan jejaring pertemanan sangat luas itu direncanakan melakukan safari Sharing Komunikasi dan Motivasi di lingkungan Direktorat Kepolisian Air dan Udara (Ditpolairud) di seluruh wilayah Indonesia di sebanyak 34 Kepolisian Daerah (Polda).
Kepala Kors Polairud Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Polri Irjen Pol Mohammad Yasin Kosasih yang meminta motivator kawakan itu memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi kepada semua jajarannya di Korpolairud dan 34 Ditpolairud di seluruh Indonesia yang jumlahnya sekitar 8.000 personel. Dr Aqua Dwipayana berniat, bertekad, dan berusaha secara maksimal untuk dapat menuntaskan amanah mulia tersebut.
Ditpolairud Polda Kepri adalah Ditpolairud ke-15 yang dikunjungi Dr Aqua Dwipayana untuk memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi. Sebelumnya telah melakukan kegiatan serupa di Polda Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumut, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Metro Jaya, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, dan Polda Kalimantan Tengah.
Khusus di lingkungan TNI dan Polri serta kalangan pendidik, Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat itu melakukan semuanya dengan ‘lillahi ta’ala’ tanpa dibayar sepeser untuk honor berbicara. Padahal tarifnya per sekali menyampaikan sharing Rp 70 juta nett.
“Saya melakukan semua itu dengan niat sepenuhnya ibadah, karena Allah Swt. Dilandasi keikhlasan berbagi di sisa hidup saya yang sudah saya tekadkan untuk 95 persen dihabiskan dalam bidang sosial,” tegas Dr Aqua Dwipayana.
Motivator kawakan itu menerima banyak undangan untuk memberikan Sharing Komunikasi dan Motivasi. Waktunya yang terbatas sehingga pihak pengundang harus sabar untuk menunggu giliran didatangi pembicara laris tersebut.
Bapak dua anak itu sangat mensyukuri undangan yang banyak tersebut. Menunjukkan amanah yang diberikan kepadanya. Meski harus berkali-kali minta maaf kepada pihak yang mengundangnya karena tidak dapat segera memenuhi undangan mereka.
Mengenai Ditpolairud Polda Kepulauan Riau
Visi: Terwujudnya perairan Provinsi Kepulauan Riau yang aman dan tertib.
Misi: Melindungi, melayani, dan mengayomi masyarakat perairan.
Tujuan:
Menjamin terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat perairan di daerah hukum Polda Kepulauan Riau.
Menegakkan hukum di wilayah perairan secara berkeadilan.
Pimpinan: Kombes Pol Trisno Eko Santoso, SIK (Dirpolairud Polda Kepulauan Riau).
Nilai nilai yang diitekankan oleh Dirpolairud Polda Kepulauan Riau:
- Laksanakan terus program presisi dan quick wins presisi dari Kapolri dan program prioritas Kabaharkam Polri.
- Laksanakan tugas pokok dan fungsi Ditpolairud dengan profesional untuk wujudkan rasa aman di wilayah perairan.
- Jaga soliditas kesatuan dan jalin kerjasama yang baik antarsub satuan kerja.
- Wujudkan situasi yang harmonis antara pimpinan dengan anggota dan sebaliknya.
- Jaga dan kembangkan terus sinergitas dengan TNI dan jalin hubungan yang humanis dengan media.
- Kembangkan kerjasama yang baik dengan instansi terkait untuk mendukung tugas Polairud.
- Jangan mempersulit dan menyakiti hati masyarakat
- Jaga kehormatan diri, keluarga, dan institusi Polri.
- Bekerjalah dengan disiplin, keras, dan sepenuh hati.
Sejarah Polairud
Kepolisian Air dan Udara lahir ketika Menteri Dalam Negeri mengeluarkan keputusan tertanggal 14 Maret 1951 soal penetapan Polisi Perairan sebagai bagian dari Jawatan Kepolisian Negara terhitung mulai 1 Desember 1950. Keputusan ini disempurnakan lagi dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Perdana Menteri RI tanggal 5 Desember 1956 tentang pembentukan Seksi Udara pada Djawatan Kepolisian Negara.
Sejak itu, bagian Polisi Perairan menjadi bagian Polisi Perairan dan Udara. Di awal berdirinya, Polisi Perairan bermodalkan sebuah kapal “Angkloeng”. Baru pada akhir tahun 50-an, jumlah kapal bertambah hingga mencapai 35 buah. Sementara Polisi Udara hanya memiliki sebuah pesawat Cessna-180.
Setelah melalui beberapa kali perombakan, penyempurnaan organisasi baru terjadi pada tahun 1985. Satuan Utama Polisi Air dilebur ke dalam Sub Direktorat Polisi Air dan Satuan Utama Polisi Udara menjadi Subditpol Udara. Kedua subdirektorat ini beroperasi dibawah kendali Direktorat Samapta Polri. Hingga akhirnya berkiblat kepada sejarah kelahirannya, 1 Desember diputuskan sebagai hari keramatnya Polisi Air dan Udara.
Para Pejabat Negara, dengan pandangan jauh ke depan telah mengeluarkan Keputusan-keputusan yang strategis berupa Keputusan Menteri Dalam Negeri RI No. 4/2/3/Um, tanggal 14 Maret 1951 tentang Penetapan Polisi Perairan sebagai Bagian dari Djawatan Kepolisian Negara terhitung mulai tanggal 1 Desember 1950.
Dengan lahirnya Djawatan Polisi Perairan maka seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau yang tersebar di khatulistiwa, di tengah hamparan laut Indonesia yang sangat luas telah diantisipasi perlunya pemeliharaan keamanan dan ketertiban serta penegakan hukum.
Pada tahun 1953 sampai 1958 berdasarkan Surat Perintah KKN No. Pol.: 2/XIV/1953, tanggal 16 Januari 1953 dibentuk dua Pangkalan Polisi Perairan masing-masing di Belawan dan Surabaya. Terdorong dari kesulitan-kesulitan yang sering timbul dikarenakan kondisi geografis wilayah Nusantara maka dibentuklah Polisi Udara dengan SK Perdana Menteri Nomor 510.PM/1956 tanggal 5 Desember 1956.
Resmilah tanggal 1 Desember 1956 nama bagian Polisi Perairan dan Polisi Udara yang dipimpin oleh Komisaris Besar Polisi RP. Sudarsono, dengan memiliki 35 kapal dari berbagai tipe dan sebuah pesawat jenis Cesna-180. Dengan Armada yang dimiliki Polisi Perairan dan Udara ikut serta dalam pemberantasan penyelundupan, bajak laut, dan operasi-operasi militer seperti pemberantasan DI/TII di Aceh dan Pantai Karawang Jawa Barat.
Setelah melalui beberapa kali perombakan, penyempurnaan organisasi baru terjadi pada tahun 1985. Satuan Utama Polisi Air dilebur ke dalam Subditpol Air dan Satuan Utama Polisi Udara menjadi Sub Direktorat Polisi Udara.
Kedua subdirektorat ini beroperasi dibawah kendali Direktorat Samapta Polri. Dengan pertimbangan perkembangan situasi dan berdasarkan Skep Kapolri No. Pol.: Skep/9/V/ 2001, tanggal 25 Mei 2001 struktur Polairud dibawah Deops Kapolri dengan sebutan Dit Polairud Deops Polri.
Pada Oktober 2002 terjadi Validasi Organisasi dengan Keputusan Kapolri No. Pol: Kep /53/ X/ 2002, tanggal 17 Oktober 2002 dengan sebutan Dit Polair Babinkam Polri. Pada bulan Oktober 2010 terjadi Restrukturisasi organisasi di tubuh Polri dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor. 52 Tahun 2010, yang kemudian dijabarkan dalam Peraturan Kapolri Nomor 21 Tahun 2010 Tanggal 14 Oktober 2010 untuk tingkat Mabes Polri dan Peraturan Kapolri Nomor.l 22 Tanggal 14 Oktober 2010 untuk tingkat Kepolisian Daerah. Hingga akhirnya berpedoman kepada sejarah kelahirannya, 1 Desember diputuskan sebagai hari Ulang Tahun Polairud.*
Editor: Dardani