J5NEWSROOM.COM, Jakarta – Presiden Jokowi mengatakan salah satu alasan Indonesia mengirimkan bantuan kepada rakyat di Gaza lewat udara adalah karena penyaluran bantuan lewat jalur darat pada saat ini cukup sulit.
Jokowi bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, serta Panglima TNI Agus Subiyanto pun melihat simulasi penyerahan bantuan lewat udara di Pangkalan TNI AU Iswahjudi, kabupaten Magetan, Jawa Timur, Jumat (8/3).
Dalam simulasi tersebut, sejumlah pesawat Hercules dan helikopter melakukan aksi melepas heli box dari ketinggian tertentu.
“Karena lewat darat sudah sangat sulit. Jadi lewat udara yang tadi kita coba terlebih dahulu, kira-kira akan seperti apa dengan menggunakan pesawat Hercules. Dan ini akan segera kita bawa bantuan ke Gaza, dan di drop dari udara dengan pesawat Hercules kita. Tadi sudah di simulasi dan saya melihat hasilnya baik,” ungkap Jokowi.
Meskipun tidak memberikan rincian tentang kapan bantuan itu akan disalurkan, Jokowi berujar bantuan yang akan dikirimkan nanti merupakan bantuan yang tentunya sangat dibutuhkan oleh rakyat di Gaza.
Pemerintah Indonesia, tambahnya terus berkomitmen dalam memberikan dukungan kepada rakyat Palestina. Dengan bantuan ini, Indonesia berharap dapat meringankan beban yang dihadapi oleh masyarakat di Gaza.
“Ya seperti biasa yang dibutuhkan oleh rakyat Palestina, yang dibutuhkan oleh rakyat di Gaza,” tambahnya.
Pengamat Timur Tengah dari Universitas Indonesia (UI) Agung Nurwijoyo mengatakan langkah Indonesia yang mengikuti cara dari beberapa negara seperti Amerika Serikat dan juga Yordania untuk menyalurkan bantuan ke Gaza lewat udara menandakan bahwa situasi di sana sudah semakin genting, di mana bantuan kemanusiaan semakin sulit tersalurkan kepada masyarakat Gaza.
“Berarti memang itu tidak ada akses sama sekali, karena kalau kita lihat wilayah perbatasan dan wilayah operasi militer Israel, berarti ada permasalahan di jalur darat yang itu tidak bisa dilewati oleh bantuan kemanusiaan. Sehingga opsi untuk melakukan airdrop menjadi satu opsi yang paling rasional untuk memasukkan bantuan kemanusiaan untuk sampai ke Gaza. Ini menunjukkan juga bahwa situasinya semakin memburuk akibat dari perang yang terjadi,” ungkap Agung.
Indonesia dan sejumlah negara, katanya, memang sudah berupaya untuk ikut membantu menyelesaikan permasalahan ini. Indonesia, lewat Menlu Retno LP Marsudi sejak awal perang ini pecah selalu mengupayakan jalur diplomatik dan kemudian menempuh jalur legal akhir-akhir ini, bersamaan dengan terus menyalurkan bantuan kemanusiaan.
Dengan kata lain, ujar Agung, berarti semua jalur sebenarnya sudah ditempuh oleh semua negara namun belum membuahkan hasil yang signifikan. Menurutnya, langkah selanjutnya yang mungkin dapat dilakukan adalah memaksimalkan peran aktor-aktor internasional. salah satunya Amerika Serikat untuk kemudian bisa melakukan tekanan yang lebih kuat terhadap Israel.
“Artinya (kalau) jalur-jalur diplomatik tidak bisa, kemudian dilakukan jalur legal yang cukup masif . Tapi tetap jalur diplomatik harus di dorong termasuk juga kemarin upaya diplomatik yang sempat deadlock, untuk upaya gencatan senjata. Tapi dengan fenomena adanya airdrop ini sebenarnya menjadi sinyal bahwa kondisinya semakin memburuk, semakin mengkhawatirkan,” tuturnya.
“Artinya aktor-aktor internasional perlu kemudian secara lebih masif dan eksklusif untuk memastikan bagaimana caranya secara regular bantuan kemanusiaan bisa masuk, dan memastikan bahwa aktor seperti Israel pun tetap memberikan satu garansi utama terhadap bantuan kemanusiaan untuk bisa sampai ke masyarakat Gaza,” pungkasnya.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah