Oleh Dr Aqua Dwipayana
SELAMA Lebaran Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1445 H, intensitas silaturahim meningkat. Saling mengunjungi sambil mengucapkan permohonan maaf. Itu Adalah kebiasaan yang positif. Rutin dilaksanakan setiap tahun.
Kepada semua orang dianjurkan untuk konsisten menjaga, memelihara, mengembangkan, dan meningkatkan silaturahim dengan ikhlas. Manfaatnya besar sekali, baik dirasakan secara langsung maupun setelah itu.
Realitanya, hanya sebagian orang saja yang konsisten melakukan silaturahim dengan ikhlas. Lainnya ada yang melaksanakan saat membutuhkan bantuan. Jadi pamrih.
Konsisten melaksanakan silaturahim gampang diucapkan dan sangat bisa dilaksanakan setiap orang. Asal ada kemauan, kesungguhan, dan keseriusan.
Jika mau melaksanakan silaturahim secara rutin, jangan ada dalam pikirannya “gampang diucapkan tapi susah melakukannya”. Hal itu sangat penting karena berpengaruh besar pada konsistensi melakukan aktivitas tersebut.
Memulai konsistensi silaturahim jangan memaksakan diri. Langsung “tancap gas” yang dapat mengakibatkan kehabisan enerji. Terbaik memulainya secara bertahap dengan target.
Misal awalnya setiap hari menemui seseorang. Hari berikutnya ditambah ketemunya dengan dua orang. Begitu seterusnya, sehingga jumlah orang yang ditemui semakin banyak.
Selain menemui banyak orang, terpenting adalah kualitas silaturahimnya. Jadi tidak hanya jumpa, tapi ada yang dibagikan. Minimal informasi dan berbagi semangat. Sehingga pertemuannya bermanfaat
Awali dengan Niat
Lebaran Idul Fitri ini sebaiknya dijadikan momentum untuk konsisten melaksanakam silaturahim dengan Ikhlas. Sehingga melakukannya tidak hanya saat Hari Raya saja, tapi setiap hari sepanjang tahun.
Mengawalinya dengan niat. Ini adalah dasar yang paling utama. Niatnya melakukan silaturahim karena TUHAN, bukan yang lain.
Paling penting melaksanakannya dengan ikhlas, tidak ada pamrih. Sehingga saat silaturahim merasa nyaman. Setelah melakukannya tetap bahagia, sama sekali tidak kecewa.
Setelah niat, bertekad untuk rutin melaksanakannya. Usahakan setiap hari melakukannya sesuai dengan kemampuan. Jangan memaksakan diri.
Selanjutnya silaturahim secara universal. Menemui siapa saja tanpa melihat latar belakang seseorang yang ditemui agar komunikasinya lancar. Hargai mereka. Penghargaannya sama dengan yang lainnya.
Setelah konsisten melakukan semua itu, jangan kaget kalau secara signifikan merasakan manfaatnya. Bahkan jadi ketagihan untuk rutin silaturahim.
Ingat, melaksanakan silaturahim dengan ikhlas, sama sekali tidak ada ruginya. Untungnya banyak sekali. Sesuai dengan janji TUHAN kepada umatNYA.
Semoga setelah Lebaran Idul Fitri ini kita konsisten melaksanakan silaturahim dengan ikhlas.
Aamiin ya robbal aalamiin.*
Penulis adalah Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional bermestautin di Bogor